BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi
memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Manusia sebagai
makhluk yang memiliki potensi untuk berfikir akan selalu mengembangkan sesuatu
hal agar menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik.Penggunaan alat dan mesin
pertanian sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya mengikuti dengan
perkembangan kebudayaan manusia. Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih
sederhana dan terbuat dari batu atau kayu kemudian berkembang menjadi bahan
logam. Susunan alat ini mula-mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat
mesin pertanian yang komplek.
Dengan dikembangkannya pemanfaatan
sumber daya alam dengan motor secara langsung mempengaruhi perkembangan dari
alat mesin pertanian contohnya mesin pengolahan tanah dahulunya menggunakan
tenaga hewan sekarang menggunakan mesin seperti traktor (Sukirno, 1999). Namun beberapa alat yang
digunakan dalam pengolahan tanah seperti traktor perlu diuji terlebih dahulu untuk mengetahui
kinerja dan efisensi alat tersebut terhadap
lahan yang akan diolah agar mendapatkan hasil yang maksimal oleh karena itu
perlu dilakukan praktikan alat dan mesin pertanian untuk mengetahui tingkat
efektifitas hasil pembajakan serta membandingkan
kapasitas aktual dan teoritis
1.2
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini
adalah untuk mengetahui tingkat efektifitas hasil pembajakan serta membandingkan kapasitas aktual dan teoritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanah
Sebagai Media Tumbuh
Sebagai media tumbuh bagi tanaman
tanah merupakan sumberdaya alam yang utama bagi menunjang usaha pertanian yang
menjadi andalan dalam mempertahankan kelanjutan kehidupan manusia di biosfer
ini. Kerusakan tanah yang sering kita kenal sebagai degradasi tanah atau lahan
sudah sangat perlu mendapat perhatian utama untuk mencegah pengrusakan dimaksud. Hal ini merupakan hal yang sangat
urgen untuk dapat mempertahankan sumberdaya tersebut, karena tanpa sumber daya
tanah adalah tidak mungkin memprodulsi hasil pertanian dalam volume
besar sebagaimana adanya dalam pertanian dengan media tanah tersebut. Karena
pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat tergantung kemampuan sumber daya
ini menyediakan unsur hara, air dan udara bagi tanaman (Arsyad dalam
Lumbanraja, 2013).
2.2. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan
adalah membalik dan menggemburkan struktur tanah agar menjadi gembur,
sehingga memudahkan perakaran untuk masuk ke dalam tanah dan memudahkan akar
tanaman menyerap unsur hara. Kegiatan pengolahan tanah akan sangat mempengaruhi
proses budidaya selanjutnya. Pengolahan tanah tetap sangat penting artinya,
sehingga wajar bila inovasi dalam kegiatan ini terus dilakukan agar didapatkan
hasil yang lebih baik.Awal mulanya pengolahan tanah dilakukan dengan tenaga
manusia (dicangkul) dan tenaga hewan. Namun seiring dengan perkembangan ilmu
dan teknologi maka diciptakanlah berbagai macam alat dan mesin pertanian yang
berfungsi untuk membantu manusia dalam kegiatan pengolahan tanah, sehingga
diperoleh hasil yang maksimal.
2.3. Kapasitas Lapang Teoritis Dan Efesiensi Lapang
Kapasitas
lapang teoritis sebuah alat ialah kecepatan
penggarapan lahan yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan
kerjanya memanfaatkan 100 % waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan
selalu memenuhi 100 % lebar kerja teoritisnya
Rumus kapsitas lapang teoritis adalah:
KLT = Wt. VDimana :
KLT = Kapasitas Lapang Teoritis ( Ha/jam )
Wt = Lebar Kerja Teoritis ; lebar bajak ( m )
V = Kecepatan Kerja Konstan Teoritis ( m / s )
1 ha = 10,000 m/s
Waktu per hektar teoritis ialah waktu
yang dibutuhkan pada kapasitas lapang teoritis tersebut.Waktu kerja efektif
ialah waktu sepanjang mana mesin secara aktual melakukan fungsi/kerjanya. Waktu
kerja efektif per hektar akan lebih besar dibanding waktu kerja teoritik per
hektar jika lebar kerja terpakai lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya.Kapasitas
lapang efektif ialah rerata kecepatan penggarapan yang aktual menggunakan
suatu mesin, didasarkan pada waktu lapang total . Kapasitas lapang efektif
biasanya dinyatakan dalam hektar per jam. Efisiensi lapang ialah
perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang teoritis,
dinyatakan dalam persen. Efisiensi lapang melibatkan pengaruh waktu hilang di
lapang dan ketakmampuan untuk memanfaatkan lebar teoritis mesin. Efisiensi
kinerja ialah suatu ukuran efektifitas fungsional suatu mesin, misalnya
prosentase perolehan produk bermanfaat dari penggunaan sebuah mesin pemanen (Umar, 2013).
2.4. Hubungan
Waktu Hilang Dengan Kapasitas Lapang
Waktu hilang
merupakan variabel yang paling sulit dinilai dalam hubungannya dengan kapasitas
lapang.Waktu lapang bisa hilang akibat penyetelan / pembetulan atau
pelumasan alat, kerusakan, penggumpalan, belok di ujung, penambahan benih atau
pupuk, pengosongan hasil panenan, menunggu alat pengangkut, dsb. Dalam
kaitannya dengan kapasitas lapang efektif dan efisiensi lapang, waktu hilang
tidak mencakup waktu pemasangan atau perawatan harian alat, ataupun waktu
hilang akibat kerusakan yang berat. Waktu hilang hanya mencakup waktu untuk
perbaikan kecil di lapang dan waktu untuk pelumasan yang dibutuhkan di luar
perawatan harian(
Irwanto, 2010).
2.5. Kapasitas Lapang Efektif
Pengiraan
kapasitas lapang efektif menggunakan satuan menit per hektar atau jam per hektar,
yang merupakan besarnya waktu teoritis per hektar ditambah waktu per hektar
yang diperlukan untuk belok ditambah waktu perhektar yang diperlukan untuk
“fungsi-fungsi penunjang”. Renoll menggolongkan seluruh waktu hilang selain
belok ke dalam fungsi penunjang. Item-item ini diukur dan diperkirakan secara
individual lalu dijumlahkan.Beberapa parameter yang digunakan untuk menilai
mutu kerja ataupun karakteristik kerja alat pengolahan tanah antara lain adalah
: kedalaman pengolahan, tingkat penghancuran bongkah tanah dan tingkat
kegemburan, serta bentuk akhir permukaan tanah setelah pengolahan. ( Irwanto, 2010).
Rumus kapasitas
lapang aktual adalah sebagai berikut :
KLA = Wt. V
Dimana :
KLA = Kapasitas
Lapang Aktual ( Ha/jam )
Wt = Lebar Kerja
Aktual ( m )
V = Kecepatan
Kerja ( m / s )
1 ha = 10,000 m/s
2.6. Fungsi Bajak Singkal
Bajak singkal
berfungsi mengubah struktur tanah dengan cara ditarik , bajak akan memotong ,
membalik dan memecah tanahsekaligus menutup gulma dan akan menjadikan kompos
didalam tanah.bahagian yang paling penting dari bajak singkal adalah share,singkal dan land side, bagian share memotong
tanah, kemudian meneruskan kebagian singkal. Kemudian singkal mengangkut ,
membalikkan serta memecah tanah. Landside bersentuhan dengan dinding alur yang
menahan tekanan dari samping, share adalah untuk memotong tanah dan gulma pada
saat singkal bekerja membalikkan tanah bajak bergerak maju tanah terpotong oleh
pisau (share) potongan alur (furrow sslice) akan mengarah kesisi singkal
(landside) bagian atas singkal dank arena kelengkungannya maka potongan
tanah akan terbalik dan pecah (Rizali, 2006).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada
hari Minggu tanggal 31
Mei 2015 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Traktor, stopwach,
meteran, penggaris, dan alat tulis.
3.2.2. Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan
pada praktikum ini adalah, patok dan tali rafia.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun
langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini diantaranya adalah sebagai berikut
:
1.
Diperiksa mesin dan
semua bagian teraktor sampai yakin dalam kondisi baik
2.
Dipasang tuas
standar dan bajak singkal
3.
Diperiksa bahwa
tuas verseneling dalam keadaan netral
4.
Dinyalakan motor
dengan cara mengengkol dan menaikan putaran motor dengan cara mengatur tuas gas
5.
Dipegang stang
kemudi dengan sedikit menekanya,sehingga mencapai batas pinggang dan dilepaskan
tuas standar, dengan posisi tangan tetap pada stang kemudi , setelah itu
diikuti gerak motor
6.
Dihitung waktu
tempuh traktor,lebar pembajakan, kedalaman pembajakan, dan putaran roda
teraktor.
.
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1.
Hasil Pengamatan
Tabel
1. Hasil Pengamatan
No.
|
Pengamatan
|
Hasil
|
1
|
Lebar Bajak Teoritis
|
0,24 m
|
2.
|
Lebar Bajak Aktual
|
0,2 m
|
3
|
Diameter Roda
|
0,76 m
|
4
|
Luas Lahan
|
0,024 ha
|
5
|
Waktu Total Pengerjaan
|
1,48
jam
|
6
|
Kedalaman Pembajakan
|
0,129 m
|
7
|
Putaran Roda
|
5 putaran
|
8
|
Waktu Untuk Belok
|
0,0013 jam
|
9
|
Total Jarak Tempuh
|
1430 m
|
10
|
Lebar Hasil Pembajakan
|
0,228 m
|
11
|
Luas Hasil Pembajakan
|
0,024 ha
|
12
|
Kecepatan Traktor
|
0,97 km/jam
|
13
|
Kapsitas Lapang Teoritis
|
0,023 ha/jam
|
14
|
Kapasitas Lapang Aktual
|
0,02 ha/jam
|
15
|
% Waktu Hilang untuk Tumpang Tindih
|
8,33%
|
16
|
% Waktu Hilang untuk Slip Roda
|
12%
|
17
|
% Waktu hilang untuk Belok
|
0,09%
|
18
|
%
Waktu hilang karena macet/berhenti
|
35,81%
|
19
|
Efisiensi Teoritis
|
86,96%
|
20
|
Efisiensi Aktual
|
51,74%
|
4.2.
Hasil Perhitungan
1.
Kapasitas Lapang Teoritis (Kt)
Kt = W x V
= 0,24 x
0,97 x 10-1 ha/jam
=
0,023 ha/jam
2.
Kapasitas Lapang Aktual (Ka)
Luas lahan (A) = Luas lahan yang dibajak (ha)
Ka =
=
= 0,02
ha/jam
3.
Persentase
Waktu Hilang karena Tumpang Tindih
(Overlapping)
% L1 =
x 100%
=
x 100%
= 8,33 %
4.
Persentase Waktu Hilang Karena Slip
% L2 =
x 100%
=
x 100%
= 12
%
5.
Persentase Waktu Hilang Saat Membelok
% L3 =
x 100%
=
x 100%
= 0,09 %
6.
Persentase Waktu Hilang Karena Macet atau Berhenti
% L4 =
x 100%
=
x 100%
= 35,81 %
7.
Efesiensi Kerja (Lapangan Aktual)
E = (1 –
L1) x (1 – L2) x (1 – L3) x (1 – L4) x 100%
=
(1- 0,08) x ( 1- 0,12) x (1- 0,0009) x (1- 0,358) x 100%
=
51,74%
8.
Efesiensi Teoritis
E =
x 100%
=
x 100%
= 86,96
%
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum
alat dan mesin pertanian kali ini adalah mengenai menghitung efisiensi
hasil pembajakan dan analisis hasil bajak aktual dan teoritis yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat efektifitas hasil pembajakan serta membandingkan
kapasitas aktual dan teoritis. Pada praktikum ini kami menggunakan Traktor dengan
ukuran lebar bajak teoritisnya adalah 0,24 m, lebar bajak aktual 0,2m, ukuran
diameter roda sebesar 0,76m dengan luas lahan yag d bajak adalah 0,024 hektar
membutuhkan waktu 1,48 jam, dan tinggi 100 cm. Dari hasil peraktikum yang telah
dilakukan diperoleh bahwa Hand traktor
yang digunakan mempunyai hasil kapasitas lapang teoritis sebesar 0,023
ha/jam, kapasitas lapang aktual sebesar 0,02 ha/jam..Waktu hilang karena tumpang tindih sebanyak 8,33 % besarnya
peresentase waktu yang terbuang karena
tumpang tindih yang terjadi dilapangan diakibatkan lahan yang sudah
diolah sebelumnya terolah kembali secara
otomatis akan menggerus alur pembajakan pertama sekaligus
menimbun sebagian areal pada alur pembajakan sebelumnya sehingga
mempengaruhi hasil pembajakan dan memperlama waktu pembajakan,
beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya waktu yang terbuang yaitu karena
operator yang kurang faham cara mengendalikan teraktor sehingga menggarap
kembali tanah yang sudah digarap seblumnya.
Waktu hilang
karen slip sebanyak adalah 12
% slip merupakan keadaan dimana
roda traktor berputar berulang-ulang pada satu titik atau berputar ditempat
yang sama. Waktu yang terbuang karena slip ini ckup banyak hal ini disebabkan
karena kondisi tanah yang mengandung banyak air menyebabkan tanah menjadi licin
selain itu kesalahan operator saat mengendalikan teraktor secara tidak stabil
sering kali operator terjadi,seperti mengendalikan teraktor ke lahan yang sudah
digarap sehingga saat berbelok atopun lurus selain itu roda traktor sering
terangkat saat berbelok yang menyebabkan terjadi selip atau roda berputar
ditempat, Waktu hilang untuk membelok 0,09 % berbelok saat melakukan penggarapan lahan
baik secara bolak balik ataupun dari tepi ke tengah ataupun digarap
dengan mengelilingi titik pusatnya saat berbelok di ujung atau di sudut suatu
lapang menghasilkan suatu kehilangan waktu yang seringkali sangat berarti jika
dilihat dari waktu yang hilang saat berbelok dengan persentasi yang sangat
kecil menunjukan bahwa saat
mengendalikan traktor opertaor
berbelok cukup baik, Waktu hilang karena macet sebanyak 35,81 %, kehilangan
waktu karena macet atau mesin mati sangat besar ini disebabkan beberapa kendala
terutama pada operator yang menjalankan teraktor sering kali tidak memperhatikan
gas pada traktor sehingga traktor mati saat akan mulai digunakan selain itu
operator belum bisa mengendalikan gas
pada traktor yang menyebabkan sering kali traktor mati saat digunakan .
Dari
hasil perhitungan Jadi efisiensi kerja lapang aktual di dapatkan hasil 51,74% dan efiseinsi lapang
teoritis sebesar 86,96 %, dari
keseluruhan kerja. Dalam kapasitas
lapang secara aktual akan selalu lebih
rendah dari kapasitas lapang teoritis ini dikarenakan Kapasitas lapang secara
teoritis hanya membahas dan memperhitungkan luasan areal perlamanya waktu
pembajakan tanpa memperhitungkan gangguan-gangguan yang ada dilapangan saat
melakukan pembajakan pada lahan, dengan kata lain bahwa traktor dianggap berjalan dengan mulus
tanpa hambatan dengan kecepatan konstan dan jarak yang ditempuh berdasarkan
keliling roda traksi traktor. Kapasitas ini memberikan gambaran seberapa besar
kemampuan optimum traktor dalam mengolah tanah yang sebenarnya dilapangan hal ini berbeda dengan kapsitas lapang aktual yang
memperhitungkan fungsi dari lebar kerja teoritis
mesin, persentase lebar teoritis yang secara aktual terpakai, kecepatan jalan
dan besarnya kehilangan waktu lapang selama pengerjaan. Dengan kapasitas
lapang lebih dar 50% menunjukan bahwa
teraktor tersebut bekerja secara maksimal atau efisien terhadap lahan
pembajakan
Faktor faktor yang mempengaruhi nilai
efisiensi kapsitas lapang pada traktor
terhadap lahan yang digarap adalah yang pertama tu kondisi lahan yang mengandung
cukup air sehingga tanah menjadi lebih licin menyebabkan sering terjadi selip pada roda teraktor sehingga banyak
waktu yang terbuang , faktor yang kedua adalah operator yang mengendalikan
traktor, banyak dari operator yang belum menguasai cara mengendalikan teraktor
saat membajak lahan sehingga banyak kesalahan-kesalahan saat melakukan
praktikum, faktor yang ketiga adalah kesalahan saat pengambilan data dan
kesalahan pembacaan dalam Pengukuran waktu berbelok, slip dan tumpang tindih
beberapa faktor ini sangat mempengaruhi nilai untuk menentukan efisiensi hasil
pembajakan secara aktual maupuun teoritis.
BAB VI
PENUTUP
6.1.Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulkan sebagai berikut:
1.
Diperoleh data kapasitas lapang teoritis sebesar 0,023
ha/jam, kapasitas lapang aktual sebesar 0,02 ha/jam sehingga diperoleh efisiensi kerja lapang aktual sebesar 51,74%
dan efiseinsi lapang teoritis sebesar 86,96 % dari keseluruhan kerja. Dalam kapasitas lapang secara aktual akan selallu lebih
rendah dari kapasitas lapang teoritis.
2.
Banyaknya
waktu yag terbuang seperti tumpang
tindih sebanyak 8,33 %,
Waktu hilang karen slep sebanyak 12 % , Waktu hilang untuk
membelok 0,09 %,
Waktu hilang karena macet sebanyak 35,81 %. Disebabkan karena kondisi tanah dan faktor kesalahan
pada operator sehingga banyak waktu terbuang.
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai hasil kapasitas lapang teoritis dan aktual sebagian besar adalah
kesalahan praktikan dalam mengambil data saat praktikum dan kondisi lahan yag
mengandung cukup air sehingga licin menyebabkan roda menjadi selip dan banyak
waktu terbuang.
6.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya dilakukan
tidak mendekati uas agar tidak terkesan tergesa-gesa sehingga praktikan dapat
praktikum dengan maksimal.
Arsyad Dalam
Lumbanraja, 2013. Pengolahan Lahan
Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.Malang
Http://Www.Slideshare.Net/Abdulmuftiputra/Laporan-Praktikum-Mekanisasi-Pertanian-Full-29555348, Diakses Tanggal
02 Juni 2015 Jam 16.00
WIB.
Irwanto,
A. Kohar, Ir. 2010.
Alat Dan Mesin Bididaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor Depertemen
Mekanisasi Pertanian. Bogor.
Mulyoto H. Dkk, 2010. Mesin-Mesin Pertanian. Bumi Aksara.
Jakarta.
Nurdi Ibnu W. Dan Darmadi, 2010. Pengolahan Tanah Pertama. PPPG.
Pertanian. Cianjur.
Rizali, T. 2006. Mesin Peralatan. Departemen
Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Unipersitas Sumatra Utara
Umar.
Sudirman. 2013. Pengelolaan Dan
Pengembangan Alsintan Untuk Mendukung Usaha Tani Padi Di Lahan Pasang Surut. Jurnal
Teknologi Pertanian Universita Mulawarman Samarinda Vol 8 No 2 (37-48)