Senin, 22 Juni 2015

laporan alsintan Menghitung Efisiensi Hasil Pembajakan Dan Analisis Hasil Bajak Aktual Dan Teoritis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perkembangan zaman dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dampak yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk berfikir akan selalu mengembangkan sesuatu hal agar menjadikan kehidupannya menjadi lebih baik.Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada awalnya alat dan mesin pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu kemudian berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek.
 Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian contohnya mesin pengolahan tanah dahulunya menggunakan tenaga hewan sekarang menggunakan mesin seperti traktor   (Sukirno, 1999). Namun beberapa alat yang digunakan dalam pengolahan tanah seperti traktor  perlu diuji terlebih dahulu untuk mengetahui kinerja dan efisensi  alat tersebut terhadap lahan yang akan diolah agar mendapatkan hasil yang maksimal oleh karena itu perlu dilakukan praktikan alat dan mesin pertanian untuk mengetahui tingkat efektifitas hasil pembajakan serta membandingkan kapasitas aktual dan teoritis

1.2  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat efektifitas hasil pembajakan serta membandingkan kapasitas aktual dan teoritis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanah Sebagai Media Tumbuh
Sebagai media tumbuh bagi tanaman tanah merupakan sumberdaya alam yang utama bagi menunjang usaha pertanian yang menjadi andalan dalam mempertahankan kelanjutan kehidupan manusia di biosfer ini. Kerusakan tanah yang sering kita kenal sebagai degradasi tanah atau lahan sudah sangat perlu mendapat perhatian utama untuk mencegah pengrusakan dimaksud. Hal ini merupakan hal yang sangat urgen untuk dapat mempertahankan sumberdaya tersebut, karena tanpa sumber daya tanah  adalah  tidak mungkin memprodulsi hasil pertanian dalam volume besar sebagaimana adanya dalam pertanian dengan media tanah tersebut. Karena pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat tergantung kemampuan sumber daya ini menyediakan unsur hara, air dan udara bagi tanaman (Arsyad dalam Lumbanraja, 2013).

2.2. Pengolahan Lahan
            Pengolahan lahan adalah membalik dan menggemburkan struktur tanah agar menjadi gembur,  sehingga memudahkan perakaran untuk masuk ke dalam tanah dan memudahkan akar tanaman menyerap unsur hara. Kegiatan pengolahan tanah akan sangat mempengaruhi proses budidaya selanjutnya. Pengolahan tanah tetap sangat penting artinya, sehingga wajar bila inovasi dalam kegiatan ini terus dilakukan agar didapatkan hasil yang lebih baik.Awal mulanya pengolahan tanah dilakukan dengan tenaga manusia (dicangkul) dan tenaga hewan. Namun seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi maka diciptakanlah berbagai macam alat dan mesin pertanian yang berfungsi untuk membantu manusia dalam kegiatan pengolahan tanah, sehingga diperoleh hasil yang maksimal.



2.3. Kapasitas Lapang Teoritis Dan Efesiensi Lapang
Kapasitas lapang teoritis sebuah alat ialah kecepatan penggarapan lahan yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya memanfaatkan 100 % waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan selalu memenuhi 100 % lebar kerja teoritisnya
Rumus kapsitas lapang teoritis adalah:
KLT = Wt. V
Dimana :
KLT = Kapasitas Lapang Teoritis ( Ha/jam )
Wt = Lebar Kerja Teoritis ; lebar bajak ( m )
V = Kecepatan Kerja Konstan Teoritis ( m / s )
1 ha = 10,000 m/s
 Waktu per hektar teoritis ialah waktu yang dibutuhkan pada kapasitas lapang teoritis tersebut.Waktu kerja efektif ialah waktu sepanjang mana mesin secara aktual melakukan fungsi/kerjanya. Waktu kerja efektif per hektar akan lebih besar dibanding waktu kerja teoritik per hektar jika lebar kerja terpakai lebih kecil dari lebar kerja teoritisnya.Kapasitas lapang efektif ialah rerata kecepatan penggarapan yang aktual menggunakan suatu mesin, didasarkan pada waktu lapang total . Kapasitas lapang efektif biasanya dinyatakan dalam hektar per jam. Efisiensi lapang ialah perbandingan antara kapasitas lapang efektif dengan kapasitas lapang teoritis, dinyatakan dalam persen. Efisiensi lapang melibatkan pengaruh waktu hilang di lapang dan ketakmampuan untuk memanfaatkan lebar teoritis mesin. Efisiensi kinerja ialah suatu ukuran efektifitas fungsional suatu mesin, misalnya prosentase perolehan produk bermanfaat dari penggunaan sebuah mesin pemanen (Umar, 2013).



2.4. Hubungan Waktu Hilang Dengan Kapasitas Lapang
Waktu hilang merupakan variabel yang paling sulit dinilai dalam hubungannya dengan kapasitas lapang.Waktu lapang bisa hilang akibat  penyetelan  / pembetulan atau pelumasan alat, kerusakan, penggumpalan, belok di ujung, penambahan benih atau pupuk, pengosongan hasil panenan, menunggu alat pengangkut, dsb. Dalam kaitannya dengan kapasitas lapang efektif dan efisiensi lapang, waktu hilang tidak mencakup waktu pemasangan atau perawatan harian alat, ataupun waktu hilang akibat kerusakan yang berat. Waktu hilang hanya mencakup waktu untuk perbaikan kecil di lapang dan waktu untuk pelumasan yang dibutuhkan di luar perawatan harian( Irwanto, 2010).

2.5. Kapasitas Lapang Efektif
Pengiraan kapasitas lapang efektif menggunakan satuan menit per hektar atau jam per hektar, yang merupakan besarnya waktu teoritis per hektar ditambah waktu per hektar yang diperlukan untuk belok ditambah waktu perhektar yang diperlukan untuk “fungsi-fungsi penunjang”. Renoll menggolongkan seluruh waktu hilang selain belok ke dalam fungsi penunjang. Item-item ini diukur dan diperkirakan secara individual lalu dijumlahkan.Beberapa parameter yang digunakan untuk menilai mutu kerja ataupun karakteristik kerja alat pengolahan tanah antara lain adalah : kedalaman pengolahan, tingkat penghancuran bongkah tanah dan tingkat kegemburan, serta bentuk akhir permukaan tanah setelah pengolahan. ( Irwanto, 2010).
 Rumus kapasitas lapang aktual adalah sebagai berikut :
KLA = Wt. V
Dimana :
KLA = Kapasitas Lapang Aktual ( Ha/jam )
Wt = Lebar Kerja Aktual ( m )
V = Kecepatan Kerja ( m / s )
1 ha = 10,000 m/s


2.6. Fungsi Bajak Singkal
Bajak singkal berfungsi mengubah struktur tanah dengan cara ditarik , bajak akan memotong , membalik dan memecah tanahsekaligus menutup gulma dan akan menjadikan kompos didalam tanah.bahagian yang paling penting dari bajak singkal adalah share,singkal dan land side, bagian share memotong tanah, kemudian meneruskan kebagian singkal. Kemudian singkal mengangkut , membalikkan serta memecah tanah. Landside bersentuhan dengan dinding alur yang menahan tekanan dari samping, share adalah untuk memotong tanah dan gulma pada saat singkal bekerja membalikkan tanah bajak bergerak maju tanah terpotong oleh pisau (share) potongan alur (furrow sslice) akan mengarah kesisi singkal (landside) bagian atas singkal dank arena kelengkungannya  maka potongan tanah akan terbalik dan pecah (Rizali,  2006).











BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 31 Mei 2015 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Traktor, stopwach, meteran, penggaris, dan alat tulis.
3.2.2. Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah, patok dan tali rafia.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini diantaranya  adalah sebagai berikut :
1.        Diperiksa mesin dan semua bagian teraktor sampai yakin dalam kondisi baik
2.        Dipasang tuas standar dan bajak singkal
3.        Diperiksa bahwa tuas verseneling dalam keadaan netral
4.        Dinyalakan motor dengan cara mengengkol dan menaikan putaran motor dengan cara mengatur tuas gas
5.        Dipegang stang kemudi dengan sedikit menekanya,sehingga mencapai batas pinggang dan dilepaskan tuas standar, dengan posisi tangan tetap pada stang kemudi , setelah itu diikuti gerak motor
6.        Dihitung waktu tempuh traktor,lebar pembajakan, kedalaman pembajakan, dan putaran roda teraktor.
.



BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan
No.
Pengamatan
Hasil
1
Lebar Bajak Teoritis
0,24 m
2.
Lebar Bajak Aktual
0,2 m
3
Diameter Roda
0,76 m
4
Luas Lahan
0,024 ha
5
Waktu Total Pengerjaan
1,48 jam
6
Kedalaman Pembajakan
0,129 m
7
Putaran Roda
5 putaran
8
Waktu Untuk Belok
0,0013 jam
9
Total Jarak Tempuh
1430 m
10
Lebar Hasil Pembajakan
0,228 m
11
Luas Hasil Pembajakan
0,024 ha
12
Kecepatan Traktor
0,97 km/jam
13
Kapsitas Lapang Teoritis
0,023 ha/jam
14
Kapasitas Lapang Aktual
0,02 ha/jam
15
% Waktu Hilang untuk Tumpang Tindih
8,33%
16
% Waktu Hilang untuk Slip Roda
12%
17
% Waktu hilang untuk Belok
0,09%
18
%  Waktu hilang karena macet/berhenti
35,81%
19
Efisiensi Teoritis
86,96%
20
Efisiensi Aktual
51,74%

4.2. Hasil Perhitungan
1.      Kapasitas Lapang Teoritis (Kt)
Kt        = W x V
            = 0,24 x 0,97 x 10-1 ha/jam
            = 0,023 ha/jam
2.      Kapasitas Lapang Aktual (Ka)
Luas lahan (A) = Luas lahan yang dibajak (ha)
Ka       =  
            =  
            = 0,02 ha/jam
3.      Persentase Waktu Hilang karena Tumpang Tindih (Overlapping)
% L1   =  x 100%
            =  x 100%
            = 8,33 %
4.      Persentase Waktu Hilang Karena Slip
% L2   =  x 100%
            =  x 100%
            = 12 %
5.      Persentase Waktu Hilang Saat Membelok
% L3   =  x 100%
            =  x 100%
            =  0,09 %
6.      Persentase Waktu Hilang Karena Macet atau Berhenti
% L4   =  x 100%
            =  x 100%
            =  35,81 %

7.      Efesiensi Kerja (Lapangan Aktual)
E          = (1 – L1) x (1 – L2) x (1 – L3) x (1 – L4) x 100%
            = (1- 0,08) x ( 1- 0,12) x (1- 0,0009) x (1- 0,358) x 100%
            = 51,74%
8.      Efesiensi Teoritis
E          =  x 100%
            =  x 100%
            = 86,96 %


BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum alat dan mesin pertanian kali ini adalah mengenai menghitung efisiensi hasil pembajakan dan analisis hasil bajak aktual dan teoritis yang bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas hasil pembajakan serta membandingkan kapasitas aktual dan teoritis. Pada praktikum ini kami menggunakan Traktor dengan ukuran lebar bajak teoritisnya adalah 0,24 m, lebar bajak aktual 0,2m, ukuran diameter roda sebesar 0,76m dengan luas lahan yag d bajak adalah 0,024 hektar membutuhkan waktu 1,48 jam, dan tinggi 100 cm. Dari hasil peraktikum yang telah dilakukan diperoleh bahwa  Hand traktor yang digunakan mempunyai hasil kapasitas lapang teoritis sebesar 0,023 ha/jam, kapasitas lapang aktual sebesar 0,02 ha/jam..Waktu hilang karena tumpang tindih  sebanyak 8,33 % besarnya peresentase waktu yang terbuang karena  tumpang tindih yang terjadi dilapangan diakibatkan lahan yang sudah diolah sebelumnya terolah kembali secara  otomatis akan menggerus alur pembajakan pertama sekaligus menimbun sebagian areal pada alur pembajakan sebelumnya  sehingga  mempengaruhi hasil pembajakan dan memperlama waktu pembajakan, beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya waktu yang terbuang yaitu karena operator yang kurang faham cara mengendalikan teraktor sehingga menggarap kembali tanah yang sudah digarap seblumnya.
Waktu hilang karen slip sebanyak adalah  12 %  slip merupakan keadaan dimana roda traktor berputar berulang-ulang pada satu titik atau berputar ditempat yang sama. Waktu yang terbuang karena slip ini ckup banyak hal ini disebabkan karena kondisi tanah yang mengandung banyak air menyebabkan tanah menjadi licin selain itu kesalahan operator saat mengendalikan teraktor secara tidak stabil sering kali operator terjadi,seperti mengendalikan teraktor ke lahan yang sudah digarap sehingga saat berbelok atopun lurus selain itu roda traktor sering terangkat saat berbelok yang menyebabkan terjadi selip atau roda berputar ditempat, Waktu hilang untuk membelok 0,09 %  berbelok saat melakukan penggarapan lahan baik secara bolak balik ataupun dari tepi ke tengah ataupun digarap dengan mengelilingi titik pusatnya saat berbelok di ujung atau di sudut suatu lapang menghasilkan suatu kehilangan waktu yang seringkali sangat berarti jika dilihat dari waktu yang hilang saat berbelok dengan persentasi yang sangat kecil menunjukan bahwa saat  mengendalikan traktor  opertaor berbelok cukup baik, Waktu hilang karena macet sebanyak 35,81 %, kehilangan waktu karena macet atau mesin mati sangat besar ini disebabkan beberapa kendala terutama pada operator yang menjalankan teraktor sering kali tidak memperhatikan gas pada traktor sehingga traktor mati saat akan mulai digunakan selain itu operator belum bisa  mengendalikan gas pada traktor yang menyebabkan sering kali traktor mati saat digunakan .
Dari hasil perhitungan Jadi efisiensi kerja lapang aktual di dapatkan hasil  51,74% dan efiseinsi lapang teoritis sebesar  86,96 %, dari keseluruhan kerja. Dalam  kapasitas lapang secara aktual akan  selalu lebih rendah dari kapasitas lapang teoritis ini dikarenakan Kapasitas lapang secara teoritis hanya membahas dan memperhitungkan luasan areal perlamanya waktu pembajakan tanpa memperhitungkan gangguan-gangguan yang ada dilapangan saat melakukan pembajakan pada lahan, dengan kata lain  bahwa traktor dianggap berjalan dengan mulus tanpa hambatan dengan kecepatan konstan dan jarak yang ditempuh berdasarkan keliling roda traksi traktor. Kapasitas ini memberikan gambaran seberapa besar kemampuan optimum traktor dalam mengolah tanah yang sebenarnya  dilapangan hal ini  berbeda dengan kapsitas lapang aktual yang memperhitungkan   fungsi dari lebar kerja teoritis mesin, persentase lebar teoritis yang secara aktual terpakai, kecepatan jalan dan besarnya kehilangan waktu lapang selama pengerjaan. Dengan kapasitas lapang  lebih dar 50% menunjukan bahwa teraktor tersebut bekerja secara maksimal atau efisien terhadap lahan pembajakan
 Faktor faktor yang mempengaruhi nilai efisiensi  kapsitas lapang pada traktor terhadap lahan yang digarap adalah yang pertama tu kondisi lahan yang mengandung cukup air sehingga tanah menjadi lebih licin menyebabkan sering terjadi  selip pada roda teraktor sehingga banyak waktu yang terbuang , faktor yang kedua adalah operator yang mengendalikan traktor, banyak dari operator yang belum menguasai cara mengendalikan teraktor saat membajak lahan sehingga banyak kesalahan-kesalahan saat melakukan praktikum, faktor yang ketiga adalah kesalahan saat pengambilan data dan kesalahan pembacaan dalam Pengukuran waktu berbelok, slip dan tumpang tindih beberapa faktor ini sangat mempengaruhi nilai untuk menentukan efisiensi hasil pembajakan secara aktual maupuun teoritis.




BAB VI
PENUTUP
6.1.Kesimpulan
     Dari hasil analisis data  dan pembahasan tersebut  dapat ditarik beberapa  kesimpulkan sebagai berikut:
1.        Diperoleh data  kapasitas lapang teoritis sebesar 0,023 ha/jam, kapasitas lapang aktual sebesar 0,02 ha/jam  sehingga  diperoleh efisiensi kerja lapang  aktual sebesar 51,74% dan efiseinsi lapang teoritis sebesar  86,96 % dari keseluruhan kerja. Dalam  kapasitas lapang secara aktual akan  selallu lebih rendah dari kapasitas lapang teoritis.
2.         Banyaknya waktu yag terbuang seperti  tumpang tindih  sebanyak 8,33 %, Waktu hilang karen slep sebanyak 12 % , Waktu hilang untuk membelok 0,09 %, Waktu hilang karena macet sebanyak 35,81 %. Disebabkan karena kondisi tanah dan faktor kesalahan pada operator sehingga banyak waktu terbuang.
3.        Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hasil kapasitas lapang teoritis dan aktual sebagian besar adalah kesalahan praktikan dalam mengambil data saat praktikum dan kondisi lahan yag mengandung cukup air sehingga licin menyebabkan roda menjadi selip dan banyak waktu terbuang.     

6.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya dilakukan tidak mendekati uas agar tidak terkesan tergesa-gesa sehingga praktikan dapat praktikum dengan maksimal.




DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Dalam Lumbanraja, 2013. Pengolahan Lahan Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.Malang

Irwanto, A. Kohar, Ir. 2010. Alat Dan Mesin Bididaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor Depertemen Mekanisasi Pertanian. Bogor.

Mulyoto H. Dkk, 2010. Mesin-Mesin Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Nurdi Ibnu W. Dan Darmadi, 2010. Pengolahan Tanah Pertama. PPPG. Pertanian. Cianjur.
Rizali, T. 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Unipersitas Sumatra Utara
Umar. Sudirman. 2013. Pengelolaan Dan Pengembangan Alsintan Untuk Mendukung Usaha Tani Padi Di Lahan Pasang Surut. Jurnal Teknologi Pertanian Universita Mulawarman Samarinda Vol 8 No 2 (37-48)
Yunus, M. 2010. Pengolhan Hasil Pertanian Dan Alat Mesin Pertanian. Erlangga. Jakarta