BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radiasi surya
merupakan sumber energi utama kehidupan di muka bumi ini. Setiap waktu hampir
terjadi perubahan penerimaan energi radiasi surya yang dapat mengaktifkan
melekul gas atmosfer sehingga terjadilah pembentukan cuaca. Iklim adalah
keadaan unsur cuaca rata-rata dalam waktu yang relatif panjang, dengan
unsur-unsur sebagai berikut: radiasi surya, suhu udara, kelembaban nisbi
udara, tekanan udara, angin, curah hujan, evapotranspirasi dan keawanan.
Radiasi matahari sejak dulu sampai sekarang
tak habis-habis dibicarakan dan ditulis. Dahulu yang sangat populer dibahas
mengenai iklim dan pengunaan untuk pemanasan/mengeringkan, penguapan dan
pencahayaan alami dalam bangunan di siang hari. Sekarang tidak hanya permasalahan itu saja, tapi sudah sangat berkembang,
seperti berkaitan dengan permasalahan cuaca, atmosfir, pertanian, kehutanan,
perikanan, peternakan, pengairan, lingkungan hidup, kesehatan, bangunan,
kesehatan dan berbagai kegunaan yang sangat praktis.
Radiasi Matahari adalah pancaran energi
yang berasal dari proses thermonuklir yang terjadi di matahari. Energi radiasi
matahari berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik. Spektrum radiasi
matahari sendiri terdiri dari dua yaitu, sinar bergelombang pendek dan sinar
bergelombang panjang.Pengukuran radiasi
surya yang sampai dipermukaan bumi di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain oleh kedudukan surya terhadap bumi, kebersihan langit termasuk keawanan
dan lokasi titik pengukuran itu sendiri. Radiasi surya yang diukur adalah
jumlah energi radiasi yang sampai di permukaan bumi dalam bentuk intensitas dan
lama peyinaran dalam sehari, sebulan atau setahun atau untuk periode waktu
tertentu yang diinginkan. Jumlah total radiasi yang diterima di permukaan bumi
tergantung
jarak matahari, Setiap perubahan jarak bumi dan
matahari menimbulkan variasi terhadap penerimaan energi matahari.
Oleh karena itu diadakan praktikum ini untuk mengetahui
intensitas dan lama penyinaraan matahari.
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah Untuk mengetahui nama nama
alat untuk mengukur lama penyinaran dan intensitas penyinaran beserta fungsinya
serta mengetahui fungsi lama penyinaran dan intensitas penyinaran dalam bidang
pertanian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Radiasi adalah
suatu istilah yang berlaku untuk banyak proses yang melibatkan pindahan tenaga
oleh gejala gelombang elektromagnetik. Gaya radiatif pemindahan kalor dalam dua
pengakuan penting dari yang memimpin dan konvektif gaya tidak ada medium
diperlukan dan pindahan tenaga adalah sebanding kepada kuasa ke lima atau
keempat dari temperatur menyangkut badan melibatkan(Pitts and Sissom, 2001).
Radiasi matahari merupakan unsure
iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi keadaan unsure iklim/cuaca lainnya.
Perbedaan penerimaan radiasi dipermukaan bumi akan menciptakan pola angin yang
selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan, suhu udara,
kelembabannisbiudara, dan lain-lain. Pengendali iklim suatu wilayah akan sangat
berbeda dari pengendali iklim di bumi secara menyeluruh (Handoko, 1983)
Alat ukur radiasi memegang peran
yang sangat penting dalam setiap kegiatan yang memanfaatkan radiasi. Dengan
alat ini setiap pekerja dapat mengetahui tingkat radiasi ditempat kerja dan
dapat mengambil tindakan yang paling tepat untuk menghindari terjadinya
penerimaan dosis yang berlebihan. (Sukartono, dkk. 2006)
Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup misalnya
pada manusia dan hewan. Juga akan berpengaruh pada metabolisme yang berlangsung
pada tubuh makhluk hidup, misalnya pada tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama
akan memberi kesempatan yang lebih besar bagi tumbuha tersebut untuk
memanfaatkanya melalui proses fotosintesis ( Benyamin Lakitan, 1994 )
Lama penyinaran surya adalah
lamanya surya bersinar cerah sampai ke permukaan bumi selama periode satu hari,
diukur dalam jam. Periode satu hari disini lebih tepat disebut panjang hari
yakni jangka waktu selama surya berada di atas horison. Halangan terhadap
pancaran cahaya surya terutama awan, kabut, aerosol atau benda-benda pengotor
atmosfer lainnya. Lama penyinaran ditulis dalam satuan jam sampai nilai
persepuluhan atau dalam persen terhadap panjang hari. Lama penyinaran surya
dapat diukur dengan berbagai macam alat yang dapat merekam sinar yang mencapai
di permukaan bumi sejak terbit hingga terbenam; mampu merekam dengan tepat
sampai nilai persepuluh jam (6menit). Terdapat empat macam/tipe alat perekam
sinar surya, yaitu : Tipe Campbell Stokes, Tipe Jordan, Tipe Marvin, dan Tipe
Foster. Dari 4 tipe tersebut hanya tipe Tipe Campbell Stokes dan Tipe Jordan
saja yang banyak dipakai di Indonesia (Sutiknjo, 2005).
Campbell Stokes
adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas dan lama penyinaran
matahari. Satuan dari intensitas dan lama penyinaran matahari adalah persen.
Campbell Stokes dilengkapi dengan kartu khusus. Kartu ini adalah kartu yang
berperan sebagai pencatat data. Kartu Campbell Stokes ini dipasang dibawah
lensa pada alat, kemudian diletakkan di tempat terbuka. Pencatat waktu pada
kartu akan mencatat bekas bakaran kartu. Bagian yang hangus itulah yang
menunjukkan intensitas sinar matahari selama satu hari. Bekas bagian hangus
yang berwarna coklat, dicocokkan oleh satuan waktu dan lamanya penyinaran.
Lamanya penyinaran yang diukur adalah penyinaran terus-menerus dan penyinaran
yang tertutup awan (Anonim, 2008).
Secara khusus
Campbell Stokes dipergunakan untuk mengukur waktu dan lama matahari bersinar
dalam satu hari dimana alat tersebut dipasang. Campbell Stokes terdiri dari
beberapa bagian yaitu Bola kaca pejal (umumnya berdiameter 96 mm). Plat logam
berbentuk mangkuk, sisi bagian dalamnya bercelah-celah sebagai tempat
kartupencatat dan penyanggah tempat bola kaca pejal dilengkapi skala dalam derajat
yang sesuai dengan derajat lintang bumi. Bagian Pendiri (stand), Bagian dasar
terbuat dari logam yang dapat di-leveling. Kertas pias terdiri dari 3 (tiga)
jenis menurut letak matahari. Prinsip kerja Sinar matahari yang datang menuju
permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca
pejal akan dipokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke
celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu.
Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya
matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit) (Anonim, 2009).
Pada tahun 1946
dilakukan perekaman spektrum radiasi matahari untuk yang pertama kali dari
ketinggian di atas lapisan ozon. Pada tahun 1949 perekaman dilanjutkan untuk
daerah panjang gelombang yang lebih pendek dari ketinggian 100 km. dari
eksperimen-eksperimen tersebut diperoleh bahwa untuk daerah panjang gelombang
di atas 2900 Angstrom suhu radiasi matahari antara 5500 sampai 6000 oK. Untuk
daerah panjang gelombang hingga mencapai sekitar 5000oK (Soegeng, 1996).
BAB III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 05 juni 2014, pukul 14.00 WITA bertempat di Badan Meteorologi dan Geofisika nusa
tenggara barat , kediri, lombok barat
3.2 Alat dan Bahan
Praktikum
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu antara lain: Alat ukur lama penyinaran matahari Tipe
Jordan, Termometer Selubung Logam, Termometer Ruangan dan Waterpas
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini antara lain: Kertas Pias Tipe Jordan dan Kertas Pias Tipe Campbell Stokes.
3.3
Prosedur Kerja
1.
Penjelasan Co. ass / petugas didengar.
2.
Diamati alat-alat yang disediakan
3. Di potret alat-alat yang diamati
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Taman alat

Keterangan :
1. Pintu
masuk
2. HVA
samplar
3. Cup
counter anemometer
4. Thermometer
tanah
5. Campbell
stokes
6. Pan
evaporimeter
7. ARWS
& ARG ( penakar hujan OBS)
8. Sangkar
meterologi
9. Penakar
hujan jenis hellman
10. Actinography
11. Kincir
angin
Ø Gambar
Alat- Alat BMKG
A.
HIGH VOLUME SAMPLER ( HV SAMPLER )

Alat ini berfungsi untuk :
Ø Untuk mengetahui partikel – partikel
yang mengambang diudara, semakin gekap tissue penangkap debunya. Itu
menunjukkan bahwa polusi yang terjadi di sekitar lokasi termasuk dalam kategori
tinggi
Ø Untuk mengetahui zat – zat
kimia yang terlarut dalam air hujan
misalnya pH, positif, ion negaif dll.
a) Ember penampung air
b) Ember penampung debu
c) Filter penutup
d) Rumah baca data
Cara Kerja alat
Ø Sample debu
Sample ini
terdiri dari 2 macam: Pilter penutup akan berpindah secara otomatis
apabila terkena air hujan. On off penutup debu diukur melalui skala sehingga
sample debu yang menempel dapat mengetahui partikel-partikel yang menempel dan
mengembang di udara.
Ø Sample air
Pada saat terjadi hujan terus menerus akan terbuka dan pada saat kering
akan tertutup. Kegunaan dari alat ini adalah untuk mengetahui partikel-partikel
yang mengembang dan zat-zat kimia yang telarut dalam air. Sedangkan waktu
pengamatan dilakukan sekali dalam satu pekan dan hasilnya dikirim ke
laboratorium pusat di Jakarta. Pengamatan dilakukan selama 24 jam non stop.
B. CUP COUNTER ANEMOMETER (TINGGI 0.5 METER)

Fungsi alat
Cup counter anemometer ini berfungsi
untuk mengukur kecepatan rata - rata angin.
a)
Tiga buah mangkok sebagai baling – baling
b)
Counter
c)
Tiang.
Cara kerja alat
Saat
terjadi angin, tenaga geraknya akan memutar mangkokbaling - baling. Putaran
tersebut di teruskan ke counter berupa pertambahan nilai pada angka - angka
counter. Tiga kali putaran penuh pada counter angka sebesar 0,01.
C. TERMOMETER TANAH UNTUK TANAH
BERUMPUT

Fungsi alat
Alat ini
berfungsi untuk mengukur suhu tanah pada berbagai kedalaman yaitu mulai dari kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm,
10 cm, 20 cm, 50 cm sampai 100cm.

a) Thermometer tanah 6 buah yang di desain khusus untuk mengukur suhu
tanah.
b) Besi penyangga 5 buah
c) Dua buah pipa pelindung dan paraffin
wax.

Suhu tanah
di ukur dengan menggunakan thermometer tanah dengan kedalaman tanah yang
berbeda yang mulai dari 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Untuk
mengukur suhu tanah pada kedalaman kurang dari 50 cm di gunakan thermometer tanah
yang di bengkokkan dan skalanya menghadap keatas sehingga mudah di baca tanpa
mengganggu thermometernya. pada
kedalaman lebih dari 50 cm di pakai thermometer yang di letakkan pada
lubang besi dan pembacaan di lakukan dengan cepat untuk menghindari perubahan
suhu yang terjadi karena perubahan lingkungannya.
D. TERMOMETER UNTUK TANAH GUNDUL


Fungsi alat ini sama dengan fungsi
thermometer tanah berumput yaitu untuk mengukur suhu tanah pada berbagai
kedalaman yaitu mulai dari kedalaman 0
cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm samapi 100 cm
Bagian – bagian dari thermometer
tanah untuk tanah gundul sama saja dengan bagian dari thermometer untuk tanah
berumput, yaitu :
a)
Thermometer tanah 6 buah
yang di desain khusus untuk mengukur suhu tanah.
b)
Besi penyangga 5 buah
c)
Dua buah pipa pelindung dan paraffin wax.

Suhu tanah di ukur dengan
menggunakan thermometer tanah dengan kedalaman tanah yang berbeda yang mulai
dari 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Untuk mengukur suhu
tanah pada kedalaman kurang dari 50 cm di gunakan thermometer tanah yang di
bengkokkan dan skalanya menghadap keatas sehingga mudah di baca tanpa
mengganggu thermometernya. Sedangkan pada
kedalaman lebih dari 50 cm di pakai thermometer yang di letakkan pada
lubang besi dan pembacaan di lakukan dengan cepat untuk menghindari perubahan
suhu yang terjadi karena perubahan lingkungannya. Hal tersebut dilakukan sama
pada thermometer tanah berumput. Pada
tanah yang gundul pemansan suhu tanah sangat cepat, demikian pula sebaliknya
pendinginan bumi sangat cepat karena tidak ada yang menghalangi.
E. CAMPBLE - STOKES

Fungsi alat
Campbel
stokes digunakan untuk mengukur lama matahari bersinar. Data yang dihasilkan
dinyatakan dalam satuan jam atau persen (%).

a)
Bola kaca pejal
b)
Tempat pias dan kertas pias.
c)
Busur penjepit bola kaca yang
dilengkapi dengan skala derajat lintang.
d)
Tiga buah skrup penyangga untuk
memperoleh posisi horisontal dan arah utara yang sebenarnya.
e)
Papan skala untuk membaca pias (Sun
shine scale).
Saat matahari bersinar cerah, sinar
matahari yang jatuh pada kca akan di fokuskan dan jatuh pada kertas bias.
Pemfokusan itu akan membakar kertas bias. Pergerakan matahari dari timur ke
barat akan menggeser pembakaran dari kertas bias. Saat pengamatan di jam 18.00,
kertas pias diangkat dan diganti kemudian di baca jejak pembakarannya dengan
menggunakan papan skala untuk memperoleh data lama matahari bersinar.
F. PENAKAR
HUJAN OBSERVATORIUM ( OBS )

Alat ini
berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan yang jatuh pada permukaan tanah
dalam periode 24 jam.

a)
Mulut corong, berdiameter 100cm
berpungsi sebagai tempat masuknya air hujan
b)
Penampung, untuk menampung air
semenatara.
c)
Kran, berfungsi untuk mengeluarkan
air dari penampung.
d)
Gelas ukur, berfungsi untuk mengukur
jumlah curah hujan.

Saat terjadi hujan, air hujan yang
tercurah kedalam corong penakar. Air yang masuk kedalam penakar akan di alrkan
dan terkumpul dalam tabung penampung. Pada jam – jam pengamatan air hujan yang
tertampung di ukur dengan menggunakan gelas ukur, apabila jumlah air curah
hujan yang tertampung melebihi kapasitas gelas ukur, maka pengukuran dilakukan beberapa
kali sehingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua.
G. SANGKAR METEOROLOGI

Fungsi alat
Pemasangan
alat meteorologi dalam sangkar dimaksudkan agar hasil pengamatan dari tempat
dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan. Selain itu alat yang berada
didalamnya terlindung dari radiasi matahari secara langsung, hujan dan debu.
Bagian –
bagian alat :
a)
Sangkar
b)
termometer bola kering(kiri)
c)
termometer bola basah(kanan)
d)
termometer maximum(atas)
e)
termometer minimum(bawah), dan ;
f)
evaporimeter jenis piche.

Sangkar metereologi dipasang dalam taman alat yang berbentuk seperti
rumah. Dalam sangkar metereologi dipasang alat-alat seperti thermometer bola
kering dan thermometer basah, thermometer maximum dan evaporasi jenis piche. Ke
semua alat ini dipasang didalam sangkar agag hasil pengamatan dari pempat dan
waktu yang berbeda dapar dibandingkan. Selain itu alat dapat terlindungi dari
raiasi matahari langsung (panas), hujan(dingin), dan debu, sehingga data yang
diperoleh dapat akurat.
Sangkar
metereologi haruslah dibuat dari kayu yang kuat aga tahan terhadap berbagai
perubahan cuaca. Sangkar sengaja di cat putih agar tidak banyak menyerap
panas matahari. Sangkar metereologi di pasang di atas tanah dengan ketinggian
120 cm. kaki sangkar sengaja dipasangi beton agarkuat walaupun tertiup angina
kencang. Pada dindig sangkar ini dibuat kisi-kisi yang memungkinkan terjadinya
aliran udara sehingga temperature dan kelembapan dalam sangkar seimbang dengan
diluar sangkar. Adapun pintu sangkar menghadap ke utara dan keselatan. Hal ini
di karenakan agar alat yang ada didalamnya tidah terkena radiasi matahari
secara langsung. Jika matahari ada di utara khatulistiwa maka pintu yang
menghadap ke selatan yang buka, bugitu juga sebaliknya.
H. PENGUKUR HUJAN TIPE HELLMAN


Alat ini berfungsi untuk mengukur besarnya curah hujan dalam satu hari atau
24 jam dalam satuan (mm)

a) Corong penakar dengan luas 200 cm2
b) Tabung dengan pelampung yang di hubungkan
dengan pena
c) Jam pemutar dengan kertas pias
d) Pipa siphon untuk menentukan batas
ketinggian air pada tabung air
e) Pelampung 10 mm
f) Panel pelampung air hujan
g) Body penakar.

Pada saat
terjadi hujan, air huajan ayang jatuh akan masuak kedalam mulut corong
kermudian diteruskan dalam saluran pelampung. Bila huajan berlanhsung terus,
maka pelampung akan terangkat adan pena pencatat akan terangkat pula dan akan
membentuk grafik pada kertas pias, bila pena pencatat telah menunjukakan angka
10 maka penah tersebut akan kembali ke angka nol begitu seterusnya sampai hujan
berhenti adan apabiala air dalam pelampung telah penuh maka pada kertas pias
akan terdapat dua garis yaitu:
Ø Garis
vertical yang menunjukkan besar kecilnya curan hujan.
Ø Garis
horizontal yang menunjukkan jam (waktu) sealama turunnya hujan.
Jumlah curah
hujan dalam sehari berdasarkan grafik yang ditunjukkan pada kertas
Pada setiap
penggunaan pias baru , pena harus dikembalikan pada angka nol. Jika curah hujan
setempat rendah dan penah tidak mencapai angka nol , maka kita dapat
menambahkan air dengan bantuan gelas ukur dengan ketentuan bahwa air yang
ditambahkan harus ducatat jumlahnya.
I.
AGTINOGRAP

Fungsi alat
Alat ini
berfungsi untuk mengukur tungkat radiasi global dalam satu periode.
Bagian – bagian alat
a) 3 buah metal
b) Logam
c) Pena
d) Kertas pias

Berperekam
atau otomatis mengukur setiap saat pada siang hari radiasi surya yang jatuh ke
alat. Sensor atau yang peka bila kena sinar surya terdiri atas bimetal
(dwilogam) berwarna hitam mudah menyerap radiasi surya. Panas karena radiasi
yang diserap ini membuat bimetal melengkung. Besarnya lengkungan sebanding
radiasi yang diterima sensor. Lengkungan ini disampaikan secara mekanis ke
jarum penulis di atas pias yang berputar menurut waktu. Hasil rekaman sehari
ini berbentuk grafik. Luas grafik/integral dari grafik sebanding dengan jumlah
radiasi surya yang ditangkap oleh sensor selama sehari
J. PANCI PENGUAPAN

Fungsi
alat
Alat ini berfungsi untuk mngukur
daya penguapan lapisan udara dekat tanah.
a) Panci dari stainless steel dengan
diameter 122 cm dan tinggi 25,4 cm.
b) Hook Gauge (alat pengukur tinggi permukan air dalam panci)
yang terdiri dari
c) Still Well (tempat Hook Gauge dan
sekaligus pencgah terjadinya gelombang pengukur)
d) Floating Thermometer Apung
(thermometer maksimum dan minimum air)
Cara
kerja alat
Dengan adanya penguapan, permukaan
air pada panic akan berkurang. Penguranagan di lakukan di dalam still well yang
terdapat lubang pada dasarnya untuk jalan masuk air. Jumlah ir yang menguap
dalam jangka waktu tertentu di ukur
dengan Hook Gauge dengan mengubh letak ujung jarum sampai menyentuh permukaan
air. Pengamatan di lakukan dengan mencatat hasil pengukuran perubahan tinggi
air pada panci penguapan, pencatatan kecepatan angin rata – rata dari Cup
Conter Anemometer serta pencatatan
jumlah curah hujan dari penakar hujan OBS yang terpasang.
Bila terjadi hujan dan masih mjngkin
di lakukan pengukuran, pengukuran tetap di lakukan dan perhitungannya
menambahkan jumlah curah hujan dalam perhitungan jumlah selisi tinggi permukaan
air.
K. PENGUKUR KECEPATAN ANGIN

Pergerakan
udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer,
yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup – propeller sensor
untuk kecepatan angin dan vane/ weather cock sensor untuk arah
angin. Untuk pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan
ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari
penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu
yang menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/
kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara
dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200.
Pemasangan penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting
terutama untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki
ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap
sambaran petir.
A.
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN TAMAN ALAT
Ø Taman Alat-alat Klimatologi
Pengamatan unsur-unsur meteorologi memerlukan
alat-alat meteorologi. Agar hasil pengamatan dari berbagai stasiun meteorologi
dapat dibandingkan satu sama lain, maka penempatan alat-alat meteorologi dan
tata cara pengamatan pun haruslah sama. Untuk keperluan tersebut pada stasiun
meteorologi dan klimatologi dibuat taman alat yang didalamnya terdapat beberapa
alat untuk penelitian.
Taman
alat-alat Klimatologi adalah suatu taman dimana alat-alat pengukur unsur-unsur
iklim ditempatkan. Taman alat-alat Klimatologi terdapat pada setiap Stasiun
Klimatologi dan dibangun sedemikian rupa agar dapat beroperasi dengan baik
secara terus menerus paling sedikit 10 tahun.
Ø Luas Taman & Ketentuan Membangun
Taman Alat-Alat
Kekhasan taman alat-alat tersebut
menggambarkan persyaratan atau ketentuan-ketentuan dalam membangunnya, antara
lain :
a.
Tanahnya
yang datar atau rata dengan ditanam/i rumput pendek.
b. Tempat terbuka, letaknya jauh dari
pohon-pohon, bangunan penghalang yang tinggi. Jarak dari pohon atau bangunan
penghalang minimal sama dengan tinggi pohon dan atau bangunan penghalang
tersebut. (misalnya terdapat pohon dengan tinggi empat meter maka jarak taman
alat dengan pohon adalah minimal empat meter).
c.
Mempunyai
pagar keliling setinggi + 1 meter, untuk melindungi alat-alat dari
gangguan hewan dan lain-lainnya.
d. Ukuran atau luas taman alat
bervariasi tergantung dari jenis Stasiun atau jumlah alat-alat yang dipasang
didalamnya. Contoh : berukuran 20 m X 15 m, 40 m X 20 m, 60 mX 40 m dan
sebagainya.
e.
Arah taman
alat memanjang Utara–Selatan.
f.
Alat-alat
pengukur unsur-unsur iklim diletakkan di dalam taman alat.
g. Penempatan alat-alat pengukur unsur
iklim ditentukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu satu sama lain.
Contoh : Tempat untuk Sangkar Meteorologi (disamping Anemometer) dipasang
Solarimeter atau Cambell Stokes, maka pada suatu saat bayangan dari tiang
Anemometer akan menutupi Solarimeter, sehingga radiasi matahari yang tercatat
akan berkurang.
Ø Pemeliharaan Alat
a.
Potong dan
bersihkan rumput di Taman Alat paling sedikit 1 kali dalam sebulan.
b. Jangan menanam/memelihara pohon di
dekat Taman Alat.
Ø Persyaratan lokasi taman alat
klimatologi menurut BMKG yaitu sebagai brikut:
·
Jauh dari bangunan fisik yang dapat mempengaruhi iklim.
· Jarak benda
penghalang dengan taman alat paling sedikit 10 kali tinggi penghalang.
·
Lahan bukan daerah pemukiman penduduk yang padat dan bebas dari daerah
industri.
B.
RADIASI MATAHARI
Radiasi Matahari adalah
pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang terjadi di matahari.
Energi radiasi matahari berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik. Spektrum
radiasi matahari sendiri terdiri dari dua yaitu, sinar bergelombang pendek dan
sinar bergelombang panjang. Sinar yang termasuk gelombang pendek adalah sinar
x, sinar gamma, sinar ultra violet, sedangkan sinar gelombang panjang adalah
sinar infra merah..
Penyinaran matahari sampai ke permukaan bumi tidak hanya dipengaruhi oleh keawanan, tetapi sudut yang dibentuk oleh matahari dan bumi, khususnya besarnya energy matahari yang diterima bumi. Sudut yang dibentuk antara bumi dan matahari disebabkan adanya rotasi bumi. Penangkisan dan penyerapan radiasi bisa terjadi di segala lapisan atmosfir, yang paling sering lapisan bawah di mana massa atmosfir lebih terkonsentrasi.
Penyinaran matahari sampai ke permukaan bumi tidak hanya dipengaruhi oleh keawanan, tetapi sudut yang dibentuk oleh matahari dan bumi, khususnya besarnya energy matahari yang diterima bumi. Sudut yang dibentuk antara bumi dan matahari disebabkan adanya rotasi bumi. Penangkisan dan penyerapan radiasi bisa terjadi di segala lapisan atmosfir, yang paling sering lapisan bawah di mana massa atmosfir lebih terkonsentrasi.
Penyinaran matahari
kemudian diukur dengan menggunakan alat pengukur penyinaran matahri dan
intensitas untuk mengetahui berapa besar penyinaran dalam satu hari. Setelah
diketahui berapa besar penyinaran tersebut kemudian kita bisa menyimpulkan
pemanasan dalam satu hari. Pengamatan lamanya Penyinaran Matahari menggunakan alat
yang dinamakan Sun Shine Recorder type Campbell Stokes dapat pula digunakan actinograph
bimetal yang mengukur intensitas penyinaran matahari secara otomatis dengan
satuan pengukuran K Cal/m2 (Langley).
a. CAMPBELL STOKES
Gambar 1. Campbell Stokes
Lama penyinaran matahari
Stasiun pengamatan cuaca BMKG
mencatat jumlah atau persentase lama penyinaran matahari setiap harinya mulai
dari jam 08.00 hingga 16.00. Instrumen yang digunakan dalam pengamatan lama
penyinaran matahari ini disebut Campbell-Stokes. Alat ini terdiri dari sebuah
bola kaca berisi air yang memfokuskan cahaya matahari sehingga membakar kartu
indeks (pias) dan meninggalkan lubang pembakaran pada kartu tersebut. Seiring
dengan pergerakan matahari, lubang hasil pembakaran tersebut juga ikut bergerak
dan menunjukkan berapa lama waktu penyinaran yang terjadi pada hari itu . Jenis
pias yang digunakan pun terdiri dari 3 macam yaitu : winter card lengkung
panjang (digunakan pada 11 Oktober
hingga 28 Februari), equinox card lurus (digunakan pada
11September hingga 10 Oktober dan 1 Maret hingga 10 April), dan summer card lengkung pendek
(digunakan pada 11 April hingga 10 Agustus). Selain Campbell-Stokes,
dapat pula digunakan actinograph bimetal yang mengukur intensitas penyinaran
matahari secara otomatis dengan satuan pengukuran K Cal/m2 (Langley).
Prinsip alat Campbell Stokes adalah
pembakaran pias. Panjang pias yang terbakar dinyatakan dalam jam. Alat ini
mengukur lama penyinaran surya. Hanya pada keadaan matahari terang saja pias
terbakar, sehingga yang terukur adalah lama penyinaran surya terang. Pias
ditaruh pada titik api bola lensa. Pembakaran pias terlihat seperti garis lurus
di bawah bola lensa. Kertas pias adalah kertas khusus yang tak mudah terbakar
kecuali pada titik api lensa. Alat dipasang di tempat terbuka, tak ada halangan
kea rah Timur matahari terbit dan kebarat matahari terbenam. Kemiringan sumbu
bola lensa disesuaikan dengan letak lintang setempat. Posisi alat tak berubah
sepanjang waktu hanya pemakaian pias dapat diganti-ganti setiap hari.
Pengamatan lamanya Penyinaran
Matahari menggunakan alat yang dinamakan Sun Shine Recorder type Campbell
Stokes. Alat ini berupa bola kaca dan dibawahnya tepat di titik api dipasang
kertas yang sudah ada skala jamnya. Pada waktu ada sinar matahari titik api
akan memanasi kertas tadi hingga membuat jejak gosong yang memanjang.
Jejak kosong tersebut menunjukkan lama penyinaran Matahari
atau jumlah-waktu sinar Matahari sampai kepermukaan karena tidak terhalang oleh
partikel/benda lain seperti awan dan sebagainya.
b. ACTINOGRAPH

Actinograph adalah alat untuk
mengukur total intensitas dari radiasi matahari langsung. Maksud dari
pengukuran intensitas radiasi matahari ini adalah untuk mengetahui total
intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang langsung maupun
yang dibaurkan oleh atmosfer.
komponen-komponen utama dari actinograph :
1. Sensor, yang
terdiri dari masing-masing 2 strip bimetal yang bercat hitam dan putih
2. Glass dome
(bulatan bola gelas), mentransmisikan 90% energi elektromagnetik
3. Plat pengatur
bimetal
4. Mekanik pembesar
5. Tangkai dan
pena pencatat
6. Drum clock /
silinder berputar yang dilengkapi dengan kertas pias
7. Pengatur atau
perata-rata air
8. Kontainer silica
gel, menyerap uap air agar tidak terjadi kondensasi pada permukaan glassdome
9. Bagian dasar
10. Penutup atau
cover
Prinsip kerja alat tersebut
adalah perbedaan panjang akibat adanya perbedaan temperatur.
Kemudian bimetal diatur sedemikian rupa sehingga bila kedua lempengan logam
berada pada temperatur yang sama maka pena akan menunjukkan angka nol. Kemudian
jika terdapat radiasi matahari yang mengenai lempengan - lempengan tersebut,
lempengan yang berwarna hitam akan menyerap panas lebih banyak sehingga logam
hitam tersebut lebih panjang dibandingkan dengan logam berwarna putih yang
sifatnya kurang menyerap panas.
Diantara
lempengan tersebut disambung dengan pena yang apabila terjadi perubahan
temperatur menyebabkan perubahan panjang sehingga potongan lempeng logam
tersebut akan menggerakkan pena. Pena tersebut bergerak naik turun. Makin besar
intensitas radiasi matahari yang mengenai lempengan logam maka makin besar pula
perbedaan temperatur kedua logam tadi. Semakin besar perbedaan temperatur
semakain besar pula perbedaan panjang sehingga pena bergerak semakin tinggi.
Sistem pencatatan pena pada pias
dilakukan secara mekanis. Pena bergerak naik turun pada pias yang yang digulung
pada silinder jam sehingga dapat membuat jejak (grafik) pada kertas pias yang
direkatkan pada silinder yang berputar. Kertas pias tersebut terdapat skala
waktu dan satuan luas Dari kertas pias tersebut dapat kita peroleh hasil
rekaman intensitas radiasi matahari total di suatu tempat selama waktu tertentu
( harian atau mingguan)
Insatalasi
atau pemasangan actinograph:
1. Letakkan actinograph pada
permukaan datar/rata-rata ± 150 cm diatas permukaan harus bebas dari pohon
maupun bangunan yang menghalangi ke arah alat dan bebas dari bahan-bahan yang
dapat memantulkan tanah. Lokasi pemasangan sinar kuat ke arah alat
2. Atur posisi bimetallic persegi panjang searah utara
selatan dan kaca jendela ke arah timur.
3. Atur traveling alat melalui kaki-kaki
yang dapat diatur/diputar
4. Kebersihan alat
harus selalu diperhatikan terutama bagian glassdome
5. Silica gel
harus diganti secara periodik sesuai iklim dimana ia ditempatkan
6. Seal karet yang
terletak pada bagian dasar secara periodik harus diganti terutama jika sudah
kurang elastis/rusak
·
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RADIASI MATAHARI
Jumlah total radiasi
yang diterima di permukaan bumi tergantung 4 (empat) faktor.:
1. Jarak
matahari.
Setiap
perubahan jarak bumi dan matahari menimbulkan variasi terhadap penerimaan
energi matahari
2. Intensitas
radiasi matahari
yaitu besar kecilnya
sudut datang sinar matahari pada permukaan bumi. Jumlah yang diterima
berbanding lurus dengan sudut besarnya sudut datang. Sinar dengan sudut datang
yang miring kurang memberikan energi pada permukaan bumi disebabkan karena
energinya tersebar pada permukaan yang luas dan juga karena sinar tersebut
harus menempuh lapisan atmosphir yang lebih jauh ketimbang jika sinar dengan
sudut datang yang tegak lurus.
3. Panjang
hari (sun duration),yaitu
jarak dan lamanya antara matahari terbit dan
matahari terbenam.
4. .Pengaruh
atmosfer
Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diadsorbsi oleh gas-gas, debu dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan dan sisanya diteruskan ke permukaan bumi,
Komponen Radiasi Matahari
Radiasi matahari yang sampai dipermukaan bumi terdiri dari tiga komponen, yaitu langsung, baur dan Global. Radiasi global merupakan gabungan langsung dan baur. Radiasi langsung dapat pula dibagi dua bentuk yaitu radiasi langsung normal dan horizontal. Radiasi langsung normal dan horizontal digunakan bila memperkirakan radiasi pada permukaan datar, miring dan tegak. Permukaan miring meliputi lereng bukit/gunung (pertanian dan perkebunan), plat penadah miring (pengeringan, rumah kaca, pemanas air surya, panel sel surya, atap rumah dll.). Radisi pada permukaan tegak bangunan (dinding). Radiasi pada permukaan datar di pertanian dan perikanan (penguapan di hamparan sawah, bentangan kolam dan bendungan dll). Untuk memperkirakan radiasi pada permukaan miring dan tegak, sudut kemiringan dan orientasi permukaan merupakan factor penentu
Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diadsorbsi oleh gas-gas, debu dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan dan sisanya diteruskan ke permukaan bumi,
Komponen Radiasi Matahari
Radiasi matahari yang sampai dipermukaan bumi terdiri dari tiga komponen, yaitu langsung, baur dan Global. Radiasi global merupakan gabungan langsung dan baur. Radiasi langsung dapat pula dibagi dua bentuk yaitu radiasi langsung normal dan horizontal. Radiasi langsung normal dan horizontal digunakan bila memperkirakan radiasi pada permukaan datar, miring dan tegak. Permukaan miring meliputi lereng bukit/gunung (pertanian dan perkebunan), plat penadah miring (pengeringan, rumah kaca, pemanas air surya, panel sel surya, atap rumah dll.). Radisi pada permukaan tegak bangunan (dinding). Radiasi pada permukaan datar di pertanian dan perikanan (penguapan di hamparan sawah, bentangan kolam dan bendungan dll). Untuk memperkirakan radiasi pada permukaan miring dan tegak, sudut kemiringan dan orientasi permukaan merupakan factor penentu
.
·
PEMANFAATAN
Pemanfaatan
Radiasi matahari dalam hidup dan kehidupan sangat luas. Bila berbicara mutu,
maka itu berbicara mengenai Spektral radiasi matahari. Bila spektral radiasi
matahari buruk intensitas radiasi matahari berkurang dipermukaan bumi, mutu
kehidupan di bumi dipastikan turun.Pada
radiasi matahari yang dimanfaatkan adalah energi panas, sedangkan cahaya tampak
adalah penerangan. Pemanfaatan radiasi matahari dan cahaya tampak yang sangat
dekat dengan hidup dan kehidupan adalah pada sistem bangunan. Diantara sekian
banyak kemanfaatan energi panas radiasi matahari baik berupa radiasi langsung
normal dan horizontal, radiasi baur, pantul maupun global, yang paling dekat
disekitar lingkungan tinggal diantaranya: pengeringan, penguapan dan
penghematan energi pada bangunan.
Pengeringan hasil pertanian dan perikanan dengan radiasi matahari telah dikenal sejak lama dalam kehidupan sehari-hari. Bila diketahui ketersediaan energi radiasi (jumlah dan lama) maka dapat diperkirakan lama pengeringan dan ketebalan optimal sesuatu bahan, bila tak mencukupi digunakan energi kovensional, jangan terbalik. Penetapan penggunaan pengeringan dari radiasi matahari, menghemat pemakaian energi konfensional (listrik atau BBM), istilah sekarang disebut hemat (efisiensi). Bila pengeringan menggunakan plat penadah energi matahari, maka untuk mendapatkan energi panas yang optimal pada plat penadah tersebut, permukaannya dimiringkan
Pengeringan hasil pertanian dan perikanan dengan radiasi matahari telah dikenal sejak lama dalam kehidupan sehari-hari. Bila diketahui ketersediaan energi radiasi (jumlah dan lama) maka dapat diperkirakan lama pengeringan dan ketebalan optimal sesuatu bahan, bila tak mencukupi digunakan energi kovensional, jangan terbalik. Penetapan penggunaan pengeringan dari radiasi matahari, menghemat pemakaian energi konfensional (listrik atau BBM), istilah sekarang disebut hemat (efisiensi). Bila pengeringan menggunakan plat penadah energi matahari, maka untuk mendapatkan energi panas yang optimal pada plat penadah tersebut, permukaannya dimiringkan
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1.
Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang
berasal dari proses thermonuklir yang terjadi di matahari berbentuk sinar dan
gelombang elektromagnetik
2.
Spektrum radiasi matahari sendiri terdiri dari
dua yaitu, sinar bergelombang pendek dan sinar bergelombang panjang
3.
Pengamatan lamanya Penyinaran Matahari menggunakan alat Campbell Stokes dan digunakan actinograph
bimetal untuk mengukur intensitas penyinaran matahari secara otomatis
dengan satuan pengukuran K Cal/m2 (Langley).
4.
Prinsip kerja alat
Campbell Stokes adalah pembakaran pias dan Prinsip kerja alat Actinograph adalah
perbedaan panjang akibat adanya perbedaan temperatur
5.
Jumlah total radiasi
yang diterima di permukaan bumi tergantung 4 (empat) faktor.: Jarak matahari,
Intensitas radiasi matahari Panjang hari (sun duration), Pengaruh atmosfer
6.
kemanfaatan energi
panas radiasi matahari baik berupa radiasi langsung normal dan horizontal,
radiasi baur, pantul maupun global, diantaranya: pengeringan, penguapan dan
penghematan energi pada bangunan.
5.2 SARAN
Untuk
praktikum selanjutnya praktikan lebih dicoordinir agar praktikum berjalan tertib dan untu
selanjutnya bisa di tambahkan data data tentang praktikum agar praktikan lebih
paham.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2008. Pengukuran Lama Penyinaran Matahari,
Suhu Udara dan
Suhu Tanah. http://www.TP UNRAM.blogspot.com. Diakses pada tanggal 4 juli
2014
Anonim. 2009. Klimatologi: sophiadwiratna. unpad.ac.id.
Diakses tanggal
3 Juli 2014
Handoko, 1983. Klimatologi Dasar, Landasan Pemahaman Fisika Atmosferdan
Unsur-Unsur Iklim. IPB. Bogor
Lakitan,
Benyamin,1994, Dasar-Dasar Klimatologi, Jakarta: PT. Rajawali
Grafindo Persada
Grafindo Persada
Pitts, D. R., and L. E. Sissom, 2001. Theory and
Problems of Heat
Transfer. Second Edition.
Soegeng, R., 1996. Ionosfer. Penerbit Andi
Offset, Yogyakarta.
Sutiknjo, Tutut D. 2005. Petunjuk Praktikum Klimatologi. Fak.
Pertanian
Universitas Kediri Kediri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar