BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terjadi pada saat ini
sangatlah cepat dalam membawa dampak bagi perkembangan dunia industri, terutama
industri otomotif yang menjadi acuan dalam
kehidupan di era saat ini adalah yang berkaitan dengan mesin kendaraan atau
motor bakar karena sangat berhubungan dengan kenyamanan dan kelayakan kendaraan
untuk melakukan usaha. Mesin adalah suatu konstruksi yang menggunakan bahan bakar
untuk menghasilkan tenaga. Mesin juga disebut motor bakar, motor bakar memegang
andil penting dalam pertanian yang digunakan sebagai penggerak mesin, mesin pengolahan
hasil pertanian, pompa
air, traktor, dan lainnya. Mesin
dapat dinyalakan karena adanya sistem
pelistrikan yang berperan penting dalam pergerakkan awal mesin sehingga mesin dapat
bekerja sesuai fungsinya. Oleh karena itu, dilakukan praktikum ini untuk mengetahui
dan mempelajari bagian-bagian sistem pelistrikan pada traktor.
1.2. Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
untuk mempelajari sistem pelistrikan dan fungsinya pada traktor.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem penyalaan listrik (pengapian)
yang terdapat pada motor bakar bertujuan untuk menghasilkan suhu tinggi untuk
proses awal pembakaran. Suhu tinggi tersebut pada motor bensin diperoleh dari percikan
atau loncatan bunga api listrik pada busi. Bunga api listrik dhasilkan oleh sistem
penyalaan listrik berupa unit penyalaan listrik yang terdiri atas dua jenis, yaitu
unit penyala baterai dan unit penyala magneto (Fahrurrozi, 2012).
Fungsi alat penyala listrik suhu
yang tinggi, untuk memulai pembakaran tersebut diperoleh dari loncatan bunga api
listrik antara elektroda busi pada saat torak menjelang TMA (titik mati atas)
pada akhir langkah kompresi, hal ini terjadi pada motor bensin. Rangkaian lainnya
adalah pengisian, sistem pelistrkan juga berfungsi untuk pengisian kembali. Sistem
pengisian kembali ada dua yaitu generator dan generator legulator (Fuadmie, 2012).
Sistem penyalaan pada motor bakar dibagi
menjadi tiga, yang terdiri atas sistem penyalaan baterai konvensional, sistem
penyalaan magnet dan sistem penyalaan transistor. Dengan sistem penyalaan yang
baik, dapat diperoleh performa mesin yang optimal dan pemakain bahan bakar yang
hemat (Daryanto, 2008).
Merawat sistem pengapian dengan cara
membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau mesin. Beberapa komponen sistem
pengapian yang mudah kotor adalah busi, ujung rotor, terminal pada tutup
distributor dan platina. Bagian-bagian tersebut dapat dibersihkan dengan menggunakan
amplas. Sedangakan bagian yang perlu untuk diberikan pelumas adalah nok, poros nok,
rubbing block dan sentryfugal advancer (Marwanard, 2011).
Keuntungan dari sistem pengapian atau
pelistrikan yaitu tidak tergantung pada baterai untuk menghidupkan awal mesin sebab
sumber tegangannya langsung berasal dari pengisi sendiri. Sedangkan pada sistem pengapian magnet
yang sifatnya paling sederhana dan sering digunakan motor-motor kecil, sebelum terdapat
pengapian elektronik, memiliki kekurangan yaitu kumparan pengapian yang
digunakan harus memiliki nilai induktansi yang besar, sehingga untuk kerjanya diputaran
tinggi mesin kurang memuaskan serta bentuk fisik kumparan pengapian yang
dipakai relative besar (Sukrisno, 2009).
BAB
III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksan akan pada hari
Minggu, 7 April 2013 di laboratorium Daya
dan Mesin Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
3.2.
Alat-Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat-Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah alat tulis dan buku gambar.
3.2.2. Bahan-Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah contoh gambar sistem pelistrikan.
3.4.
Prosedur Kerja
Adapun
langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dipersiapkan
alat tulis dan buku gambar.
2. Dijelaskan
oleh co.asst mengenai sisitem pelistrikan pada traktor
3. Diamati
dan digambar sistem pelistrikan dan berikan keterangan yang lengkap.
BAB
IV
HASIL PENGAMATAN
4.1.
Hasil Pengamatan
Gambar
1.Sistem Pelistrikan
Keterangan
:
1. Distributor
7. Coil
2. Sumber Arus 8.
Kondensator
3. Ground 9. Poros Noil
4. Saklar 10. Platina
5. Kumparan
Primer 11. Busi
6. Kumparan
Sekunder 12. Mesin
BAB V
PEMBAHASAN
Sistem
penyalaan listrik yang terdapat pada traktor bertujuan untuk menghasilkan suhu
yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran dengan cara menyalakan busi di ruang
bakar di dalam silinder. Namun,pada motor diesel tidak dilengkapi dengan sistem
penyalaan listrik karena untuk menghasilkan suhu yang cukup tingggi guna
memulai pembakaran ditempuh dengan cara memampatkan (mengompresi) udara yang
masuk ke ruang bakar di dalam silinder. Penyalaan pada motor bensin terjadi di
ruang bakar dalam yaitu di dalam silinder,pada motor bensin penyalaan dapat
berlangsung jika tiga syarat pembakaran dapat terpenuhi,yaitu: bahan bakar
(bensin),udara (oksigen) dan suhu yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran.
Fungsi dari sistem pelistrikan pada traktor antara lain untuk penerangan
pada waktu digunakan bekerja di malam hari,sebagai sumber daya bagi
peralatan-peralatan yang memerlukan tenaga listrik seperti klakson, radio, peralatan
ukur dan lainnya,untuk penyalaan campuran udara-bahan bakar pada motor bensin
(pada motor diesel penyalaannya bukan secara listrik tetapi dengan kompresi)
dan untuk mengengkol motor sewaktu mulai menjalankan (untuk motor yang cukup
besar).
Komponen-komponen dari sistem pelistrikan antara lain,generator yaitu
magnet kumparan kawat,magnet permanen, saklar, accu, sikat dan komutator yang
merupakan bagian-bagian dari generator, generator berfugsi untuk pengisian
baterai guna menghasilkan listrik, generator regulator berfungsi sebagai
penghasil tegangan, cut out relay
yang berfungsi untuk mencegah mengalirnya arus listrik dari baterai ke
generator pada saat tegangan baterai lebih besar dari pada generator, sistem
starter berfungsi untuk memberikan
gerakan awal pada motor, sehingga motor dapat hidup. Sistem starter dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu sistem mekanis dan elektris. Sistem mekanis menggunakan
engkol pemutar untuk memuar poros engkol, sedangkan starter elektris
menggunakan motor stater, selanjutnya yaitu sistem penyalaan magneto merupakan
sistem pengapian paling sederhana dalam menghasilkan percikan bunga api di busi
dan penggunaannya dalam pengapian motor-motor kecil sebelum munculnya pengapian
elektronik. Sistem magnet ini memilki keuntungan tidak bergantung pada baterai
untuk menghidpkan awal mesin karena sumber tegangan langsunng berasal dari koil
sumber atau pengisi sendiri. Alternator berfungsi untuk mengubah energi mekanis
yang didapatkan dari mesin tenaga listrik, stater yang menghasilkan arus
listrik bolak balik dan beberapa diode yang menyearahkan arus. Baterai
berfungsi untuk menyuplaitenaga listrik secara terus-menerus, untuk itu
diperlukan sistem pengisian guna memproduksi listrik untuk mengisi kembali
baterai dan mensuplai kelistrikan ke komponen yang memerlukannya pada saat
mesin dihidupkan.
Mekanisme sistem pelistrikan dimulai saat kunci kontak on dan mesin mati, ketika kunci kontak diputar ke posisi on, arus dari baterai akan mengalir ke
rotor dan merangsang rotor coil. Pada
waktu yang sama,arus baterai jga mengalir ke lampu pengisian (CHG) dan
akibatnya lampu menjadi menyala.
Sistem pengisian dapat dikatakan normal bila mampu mengisi baterai yang
terkuras akibat starting setelah
mesin hidup,mampu menyearahkan arus dari baterai (AC menjadi DC) melalui
diode atau rectifier,mampu mengubah energi gerak (putar) menjadi energi listrik
untuk mengisi kembali tegangan listrik,mampu mengukur tegangan yang ada pada
baterai serta menyuplai kebutuhan tegangan ke komponen listrik lainnya.
BAB
VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Sistem
penyalaan listrik pada motor diesel tidak dengan sistem listrik,namundengan
cara kompresi,sedangkan pada motor bensin menggunakan sistem listrik.
2.
Salah
satu fungsi dari sistem pelistrikan pada traktor antara lain untuk penerangan
pada waktu digunakan bekerja di malam hari.
3.
Komponen-komponen
dari sistem pelistrikan pada traktor antara lain yaitu generator,generator
regulator,starter,sistem magnet,alernator dan baterai.
4.
Mekanisme
sistem pelistrikan dimulai saat kunci kontak on, kemudian baterai akan
merangsang rotor coil,dan arus mengalir
ke lampu pengisian (CHG) dan akibatnya lampu menjadi menyala.
5.
Sistem
pengisian normal bila mampu mengisi baterai yang terkuras akibat starting.
6.2. Saran
Berdasarkan pada hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik saran yaitu
diharapkan dapat menyediakan alat praktikum yang lebih lengkap agar para
praktikan dapat memahami dengan mudah.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mesin adalah alat
mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau
membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya membutuhkan sebuah masukan sebagai
pelatuk, mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah keluaran, yang
melakukan tugas yang telah disetel. Mesin telah mengembangkan kemampuan manusia
sejak sebelum adanya catatan tertulis. Perbedaan utama dari alat sederhana dan
mekanisme atau pesawat sederhana adalah sumber tenaga dan mungkin pengoprasian
yang bebas. Istilah mesin biasanya menunjuk ke bagian yang bekerja bersama
untuk melakukan kerja. Biasanya alat-alat ini mengurangi intensitas gaya yang
dilakukan, mengubah arah gaya, atau mengubah suatu bentuk gerak atau energi ke
bentuk lainnya.
1.2. Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari sistem bahan bakar pada motor bensin
dan motor diesel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Motor
bakar adalah salah satu fasilitas keteknikan yang banyak dipakai di suatu usaha
tani sebagai penggerak untuk berbagai keperluan. Dengan demikian, pengelolaannya
termasuk dalam tanggung jawab seorang sarjana teknik pertanian. Sedangkan
traktor adalah mesin pertanian yang paling banyak penerapannya untuk berbagai
keperluan di suatu usaha tani yang pengelolaannya juga termasuk dalam lingkup
tanggung jawab sarjana teknik pertanian. Dengan demikian pengetahuan dasar
mengenai traktor tentu perlu dibekalkan kepada seorang calon sarjana teknik
pertanian (Wikipedia, 2009).
Pada motor bensin proses pengkabutan dilakukan oleh karburator (carburetor) setelah bercampur dengan udara bahan bakar yang di
gunakan adalah bensin, sedangkan pada motor diesel proses pengkabutan dilakukan
oleh injektor setelah ditekan
oleh pompa injeksi. bakar yang
di gunakan adalah solar. (Soedarmanto, 2010).
Mesin diesel
sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi dingin. Beberapa mesin
menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut busi menyala
(spark/glow plug) di dalam silinder untuk memanaskan ruang bakar sebelum
penyalaan mesin. Lainnya menggunakan pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold"
untuk menghangatkan udara masuk sampai mesin mencapai suhu operasi. Setelah
mesin beroperasi pembakaran bahan bakar dalam silinder dengan efektif
memanaskan mesin (Anwar, 2011).
Mesin bensin atau mesin
Otto dari Nikolaus
Otto adalah
sebuah tipe mesin pembakaran dalam yang sering digunakan dalam mobil, pesawat, atau alat lainnya seperti mesin pemotong
rumput atau motor, dan motor outboard untuk kapal. Tipe paling umum dari mesin ini adalah mesin pembakaran dalam putaran empat stroke yang membakar bensin. Pembakaran dimulai oleh sistem ignisi yang membakaran spark voltase tinggi melalui busi. Tipe mesin putaran dua stroke sering digunakan untuk aplikasi yang lebih kecil, ringan dan murah, tetapi
efisiensi bahan bakarnya tidak baik (Wikipedia, 2009).
Mesin uap adalah mesin yang menggunakan energi panas
dalam uap air dan mengubahnya menjadi energi mekanis. Mesin uap digunakan dalam
pompa, lokomotif dan kapal laut, dan sangat penting dalam Revolusi Industri (Wikipedia, 2009).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari minggu, 7 april 2013 pada pukul 10.00-11.00 WITA di
Laboratorium Mesin dan Daya Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri
Universitas Mataram.
3.2.
Alat dan Bahan Praktikum
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah prototype mesin uap dan prototype motor 4 tak.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun
langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
:
1.
Disiapkan buku gambar,
2.
Dijelaskan oleh Co.Asst
mengenai sistem bahan bakar dan udara,
3.
Digambar bentuk prototipe motor bensin 2 tak, protetipe motor bensin 4
tak, mesin uap.
BAB
IV
HASIL PENGAMATAN
4.1.
Hasil Pengamatan
Gambar 2. Motor 4 tak
Keterangan
1.
Rantai
2.
Roda tranmisi
3.
Klep pemasukan
4.
Klep pengeluaran
5.
Engkol
6.
Piston
7.
Busi
4.2 Hasil Pengamatan
Gambar
3. Mesin uap
Keterangan:
1.
Cerobong asap
2.
Roda transmisi
3.
Torak
4.
Penampung air
5.
Tungku
6.
Tempat bahan bakar
7.
Ventilasi
BAB V
PEMBAHASAN
Motor bakar adalah suatu jenis mesin yang
menimbulkan gerak mekanis dengan membakar bahan bakar. Ditinjau dari cara
memperoleh energi termal ini, motor bakar dapat dobagi menjadi dua golongan,
yaitu motor pembakaran dalam (internal combustion engine) atau lazim disebut
mesin otto dan motor pembakaran luar (external combustion engine). Motor
pembakaran dalam adalah mesin yang gerakannya dihasilkan dari pembakarannya
yang terjadi di dalam silinder. Dalam kelompok ini terdapat mesin otto, mesin
diesel, mesin rotari/wankel, sistem turbin gas, dan propulsi pancar gas. Sedang
motor pembakaran luar mesin yang proses pembakrannya terjadi di luar. Energi
termal dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui
beberapa dinding pemisah.
Prinsip
kerja motor bensin, bensin dibakar untuk memperoleh energi termal. Energi ini
selanjutnya digunakan untuk melakukan gerakan mekanik. Prinsip kerja motor
bensin adalah campuran udara dan bensin dari karburator diisap masuk ke
silinder, dimanfaatkan oleh gerak naik torak, dibakar untuk memperoleh tenaga
panas, yang mana dengan erbakarnya gas-gas akan mempertinggi suhu dan tekanan.
Bila torak bergerak turun naik di dalam silinder dan menerima tekanan tinggi
akibat pembakaran, maka suatu tenaga kerja pada torak memungkinkan torak
terdorong ke bawah. Bila batang torak dan poros engkol dilengkapi untuk merubah
tekanan gerakan turun naik menjadi gerakan putar, torak akan menggerakkan
batang torak dan yang mana ini akan memutarkan poros engkol dan juga diperlukan
untuk membuang gas-gas sisa pembakaran dan penyediaan campuran udara bensi pada
saat-saat yang tepat untuk menjaga agar torak bergerak secara periodik dan
melakukan kerja tetap. Pada motor bensin terdapat dua macam tipe, yaitu motor
bakar 4 tak dan 2 tak. Pada motor 4 tak untuk melakukan satu siklus memerlukan
4 gerakan total atau dua kali putaran poros engkol sedangkan pada motor 2 tak
memerlukan gerakan torak atau satu putaran poros engkol.
Motor
bakar 4 langkah biasa disebut juga Motor Bakar Otto 4 langkah, adalah jenis
motor bakar yang pada setiap satu kali langkah torak terjadi pada ½ putaran
poros engkol, jadi 4 kali langkah torak berarti dua putaran poros engkol.
Keempat langkah pada motor bakar 4 langkah itu, yaitu hisap, kompresi, kerja
(ekspansi), dan buang. Langkah hisap, pada langkah ini katup hisap (katup
masuk) terbuka. Torak bergerak ke bawah, gerakan tersebut menciptkan tekanan
sangat rendah di dala silinder. Ketika torak hampir mencapai TMB (titik mati
bawah), silinder sudah berisi sejumlah campuran murni, dengan masuknya campuran
murni silinder mencoba menyesuaikan tekanannya dengan tekanan atmosfer. Langkah
kompresi, setelah torak menyelesaikan langkah hisap, katup masuk menutup, torak
bergerak kembali ke TMA (titik mati atas), dengan kedua katup hisap dan buang
tertutup, gerakan torak ke atas menyebabkan campuran udara yang berada di dalam
silinder dikompresi atau dimampatkan. Selama proses kompresi itu suhu campuran
meningkat mencapai ratusan derajat. Pada langkah selanjutnya yaitu langkah
kerja atau ekspansi beberapa derajat sebelum mencapai TMA, peranti pengapian
menyalakan busi, api dari busi membakar campuran udara bahan bakar, api busi
berlangsung beberapa saat hingga torak melewati TMA. Selama percikan itu, panas
ledakan menyebabkan campuran mengembang, ledakan membuat tekanan volume dan
tekanan gas-gas memuai dan makin tinggi sehingga menyebabkan torak kembali
terdorong ke bawah, selanjutnya proses yang menghasilkan gerakan itu disalurkan
torak ke krukas (crankshaft) melalui
batang torak (connecting rod).
Langkah terakhir yaitu langkah pembuangan, setelah torak mencapai TMB, katup
buang membuka torak memulai langkah ke atasnya, memompa sisa-sisa pembakaran
melalui lubang katup (saluran) buang, ketika torak hampir mencapai TMA, katup
hisap membuka dan bersiap untuk memulai siklus berikutnya, begitu seterusnya.
Motor bakar 2 langkah (motor bakar 2 tak) adalah jenis motor pembakaran dalam
setiap 2 langkah torak atau satu putaran poros engkol terjadi satu kali
pembakaran bahan bakar atau menghasilkan satu kali langkah usaha. Berbeda
dengan motor bakar 4 langkah yang setiap prosesnya terjadi pada satu langkah
penuh, setiap proses motor bakar 2 langkah tidak terjadi pada satu langkah
penuh. Langkah hisap, kompresi, ekspansi, dan langkah buang terjadi dalam dua
langkah torak. Motor bakar dua langkah umumnya berbahan bakar bensin dan
dugunakan pada sepeda motor. Langkah pertama torak adalah langkah hisap dan
kompresi, torka bergerak dari TMB ke TMA, gas baru masuk engkol karena pada
ruangan ini terjadi pengurangan tekanan, sementara itu gas baru yang sudah ada
di atas torak dikompresikan. Langkah kedua, torak bergerak dari TMA ke TMB
karena tekanan yang besar akibat pembakaran bahan bakar, akibatnya volume ruang
engkol berkurang dan terjadi pembakaran tekanan di dalam ruang engkol, gas baru
yang ada di ruang engkol tertekan dan mengalir ke ruang bakar dan gas bekas
pembakaran mwgalir ke saluran buang. Langkah kedua ini terdiri atas langkah
usaha (ekspansi) dan langkah buang.
Pada
motor diesel fungsi sistem bahan bakar adalah untuk menginjeksikan bahan bakar
(solar) dengan tekanan yang sangat tinggi ke dalam silinder pada akhir selah
kompresi. Pada motor 4 tak oleh gerakan torak pada waktu selah hisap dari TMA
ke TMB udara (udara saja) dihisap masuk ke silinder melewati katup pemasukan,
kemuadian torak melakukan selah kompresii dari TMB ke TMA, akibat penekanan
yang sangat tinggi, suhu udara yang ditekan menjadi naik sangat tinggi dan
kemudian dilakukan penyemprotan bahan bakar dengan tekanan yang lebih tinggi
melalui nozlze injeltor, bahan bakar tersebut langsung terbakar oleh suhu hasil
penekanan udara sebelumnya. Komponen paling penting dari motor diesel adalah governor yang membatasi kecepatan mesin
mengontrol pengantaran bahan bakar.
Prinsip
kerja mesin uap pada mesin uap pembakaran terjadi pada tungku, sedang air dan
uap air sebagai fluida kerja terletak di dalam ketel dan saluran uap. Panas
pembakaran disalurkan melalui dinding ketel di fluida kerja, dan gas hasil
pembakaran di buang. Mesin uap meliputi jenis mesin uap torak dan turbin uap.
BAB
VI
PENUTUP
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada
motor 4 tak mempunyai 4 langkah dalam satu gerakan yaitu langkah hisap, langkah
kompresi, langkah kerja (ekspansi), dn langkah buang.
2. Pada
motor 2 tak mempunyai dua langkah artinya setiap 2 langkah torak atau satu
putaran poros engkol terjadi satu kali pembakaran bahan bakar atau menghasilkan
satu kali langkah usaha.
3. Sistem
bahan bakar motor diesel untuk menginjeksi bahan bakar (solar) dengan tekanan
yang sangat tinggi ke dalam silinder pada akhir kompresi.
4. Mesin
uap adalah mesin yang menggunakan energi panas dalam uap air dan mengubahnya
menjadi energi mekanis.
6.2.
Saran
Sebaiknya praktikum dilaksanakan tepat
waktu dan sebaiknya jangan mengambil hari minggu untuk melaksanakannya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Suatu
alat dan mesin pertanian umumnya menggunakan motor penggerak untuk menggerakkan
mesinnya. Semua motor baik motor listrik maupun motor diesel akan bekerja
apabila terdapat mesin sebagai sumber tenaganya. Mesin tersusun atas alat-alat
penyusun di dalamnya yang letaknya saling berdekatan. Posisi alat-alat yang
berdekatan tersebut akan menimbulkan gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan
gangguan pada mesin seperti mesin menjadi panas, aus, dan menyebabkan mesin
cepat rusak bahkan bisa terbakar.
Kondisi mesin yang sangat erat kaitannya dengan
gangguan-ganggguan akibat gesekan tersebut menyebabkan dibutuhkannya sistem
pendingin dan pelumasan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya panas
berlebih dan keausan pada mesin. Keausan akibat gesekan pada bagian yang
bergerak dapat dicegah dengan menyalurkan minyak pelumas (Oli) melalui sistem
pelumasan. Sistem pelumasan adalah salah satu sistem yang sangat penting bagi
kendaraan. Sistem pelumasan pada kendaraan meliputi semua sistem yang
memerlukan fluida pelumas sebagai media pelumasan ataupun penerus tekanan/gaya
seperti pelumasan mesin, pelumasan roda gigi (transmisi atau diferensial).
Sedangkan pelumasan yang sekaligus sebagai media pelumas perantara tenaga atau
gaya tekan meliputi pelumasan transmisi otomatis pelumasan power staering dan pelumasan sem hidrolis. Sedangkan untuk
mengurangi panas mesin dibutuhkan sisitem pendingin. Sistem pendingin itu,
untuk mengetahui bagian dan cara kerja sistem pendingin dan pelumasan, maka
dilakukanlah praktikum sistem pendingin dan pelumasan.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mempelajari bagian-bagian dan
cara kerja sistem pendingin dan pelumasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pembakaran
campuran bahan bakar dan udara di dalam mesin menghasilkan mesin yang bersuhu
tinggi. Panas yang dihasilkan ini sebagian digunakan sebagai tenaga penggerak,
sebagian hilang terbawa gas buang dan sebagian lagi diserap oleh bagian-bagian
mesin itu sendiri. Panas yang diserap oleh bagian mesin itu harus segera
dibuang untuk menghindari panas yang berlebihan yang dapat pula mengakibatkan
mesin menjadi retak pecah (Karyanto, 1994).
Sistem
pendingin pada motor berfungsi untuk membuang kelebihan panas dari silinder,
kepala silinder, torak, ring torak, klep dan bagian-bagian lain dengan tingkat
kelajuan tertentu, tetapi harus mempertahankan suhu kerja motor yang efisien.
Sistem pendingin dibedakan menjadi tiga macam yaitu sistem pendingin udara,
sistem pendingin cairan, dan sistem pendingin yang merupakan kombinasi dari
udara dan cairan (Soedarmanto, 1997). Pemindahan panas dari komponen-komponen
mesin kepada udara dilakukan oleh cairan pendingin atau udara pendingin. Cairan
pendingin beredar karena cairan panas naik dan cairan dingin turun (Daryanto,
2000)
Sistem pelumasan merupakan salah satu sistem utama pada
mesin yaitu suatu rangkaian alat-alat mulai dari tempat penyimpanan minyak
lumas (Karter), filter (penyaring), minyak pelumas, pompa, saluran minyak,
pengaturan minyak yang berguna untuk memelihara penyaluran minyak pelumas agar
sampai ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan (Trommelmans, 1993).
Sistem pelumasan mesin mempunyai dua tugas yaitu
mengurangi kerusakan dan keausan karena gesekan antara bagian-bagian mesin
dengan cara memisahkan bagian-bagian tersebut dengan lapisan tipis dan oli
untuk menghindari panas yang berlebihan. Dalam karter terdapat persediaan oli sebanyak 4-5 liter yang dipompakan
ke seluruh bagian mesin dengan tekanan mencapai sekitar 40 pon per inci persegi
(Daryanto, 1995).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Minggu, 07 April 201 di Laboratorium Mesin dan Daya
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat Praktikum
Alat-alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah motor dengan pendinginan air, motor
dengan pendinginan udara, thermoster, poros engkol, batang torak, dan piston.
3.2.2. Bahan Praktikum
Bahan-bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis dan buku gambar.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun
langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
:
1. Didengarkan
penjelasan dari co.asst mengenai sistem pendingin dan sistem pelumasan.
2. Dipersiapkan
alat tulis dan buku gambar.
3. Digambar
bentuk sistem pendingin dan sistem pelumasan beserta keterangan
komponen-komponen penyusunnya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1. Hasil
Pengamatan
Gambar 4.
Sistem Pelumasan
Keterangan:
1. Pintu
/ Katup Pemasukan Oli
2. Torak
/ Piston
3. Mesin
4. Tangkai
Torak
5. Oli
6. Bak
Oli
7. Tuas
/ Sendok Oli
4.2 Hasil Pengamatan
Gambar 5. Sistem Pendinginan
Keterangan:
1. Tempat Pemasukan Air 6. Katup Pengatur
2. Radiator 7. Thermostan
3. Kipas 8. Motor Air
4. Selang Air Masuk Mesin 9. Torak/Piston
5. Bel/Puley 10. Mesin
BAB V
PEMBAHASAN
Sistem pendingin
suatu rangkaian untuk mengatasi over
heating (panas berlebih pada mesin agar mesin dapat tahan lama.
Komponen-komponen sistem pendingin yaitu water
jacket, thermostat, radiator, tutup radiator, tali kipas (Drive belt) dan pompa air.
Water Jacket (mantel pendingin)
berhubungan dengan radiator yang dipasangkan di bagian depan mesin. Air yang
telah panas dalam mantel dialirkan ke radiator untuk didinginkan dan
pelaksanaan pendingin air ini dilakukan oleh udara yang mengalir melalui
kisi-kisi radiator, sedangkan tarikan udara dilakukan oleh kipas yang
digerakkan oleh mesin.
Radiator
berfungsi untuk mendinginkan air yang telah bersirkulasi dari mantel air dalam
silinder mesin dan terbuat dari flat tembaga. Umumnya tabung air yang terletak
di bagian atas dan bawah.
Tutup
radiator berfungsi unutk mencegah mendidihnya air pendingin pada saat mencapai
suhu 100º C, dengan tekanan di dalam radiator diatas 1 atm. Di dalam tutup
radiator terdapat pegas, relief valve,
dan vacum valve. Relief valve berfungsi membuang kelebihan tekanan. Sedangkan vacum valve berfungsi menyamakan
tekanan di dalam radiator dengan tekanan udara luar.
Thermostat
umumnya di pasang di dalam saluran jalan keluar air dari mesin ke radiator.
Thermostat berfungsi untuk mempercepat tercapainya temperature kerja mesin dan
untuk mempertahankan suhu kerja mesin pada saat bekerja. Thermostat merupakan
sebuah katup otomatis yang bekerja atas dasar pengaruh suhu air pendingin,
menutup bila suhu air pendingin rendah dan membuka saat suhu air pendingin
tinggi. Suhu terbaik air pendingin dalam mesin adalah 80-90 derajat celcius.
Pompa
air berfungsi mensirkulasikan air pendingin, pompa ini dipasang di depan blok
mesin dan digerakkan oleh puli poros engkol melalui tali kipas. Tali kipas (Drive belt) berfungsi untuk meneruskan
tenaga mesin dari poros engkol untuk menggerakkan bagian-bagian pembantu mesin
seperti pompa air, kipas dan alternator (Dinamo ampere).
Sirkulasi
pendinginan oleh mesin diesel dimulai ketika mesin baru akan dihidupkan
(biasanya pagi hari), suhu air pada radiator berkisar pada suhu ruang yaitu
sekitar 23o C. ketika mesin dinyalakan, air yang berada di dalam
blok mesin bersirkulasi dengan bantuan water
pump melewati selang by-pass
tanpa melewati radiator.
Pada
umumnya dalam sistem pendinginan, air disirkulasikan ke pipa dari water jacket dan kemudian dijatuhkan
bebas ke dalam bak penyampur. Agar air tersebut bersirkulasi, maka diperlukan
pompa yang memanfaatkan tenaga motor itu sendiri. Dalam sistem pendinginan ini,
saat air dijatuhkan bebas terjadi perpindahan panas dan massa dari air ke udara
seperti yang terjadi dalam cooling tower.
Udara dapat mengalir secara alami atau karena adanya kipas. Air pendingin yang
tertampung dalam bak kemudian disirkulasikan masuk ke water jacket kembali.
Sistem
pelumasan yang berfungsi mengurangi gesekan-gesekan yang akan menimbulkan
gangguan pada mesin dikenal dengan dua cara yaitu pelumasan kering dan pelumasan
basah. Sistem pelumasan kering adalah sistem pelumasan kering dimana bak
penampung pelumas (tangki oli) diletakkan di luar mesin sehingga ruangan bak
engkol selalu bersih. Sedangkan pelumasan basah merupakan pelumasan dengan bak
penampung pelumas berada didalam karter mesin itu sendiri.
Pada
umumnya komponen-komponen utama pada sistem pelumasan adalah corong hisap
saringan, pompa minyak, dan saringan oli. Corong hisap saringan digunakan untuk
mengarahkan dan menyaring minyak lumas dari karter yang dihisap oleh pompa
minyak, biasanya digunakan untuk menyaring kotoran yang kasar.
Pompa
minyak (oil pump) berfungsi menghisap
minyak lumas dari karter dan menyalurkan atau mengedarkan ke seluruh bagian
yang memerlukan pelumasan. Pompa minyak yang banyak digunakan pada mesin-mesin
mobil adalah model roda gigi (Gear type
pump) dan model rotor (Rotor type
pump). Saringan oli (oil filter)
adalah suatu komponen yang digunakan untuk menyaring kotoran-kotoran yang
terdapat di dalam oli sebelum oli tersebut melumasi bagian-bagian mesin.
Berdasarkan
sirkulasinya, minyak pelumas dibagi menjadi dua golongan yaitu pelumasan sistem filter dengan by-pass filter dan pelumasan sistem filter dengan langsung melalui filter.
Pelumasan
sistem filter dengan by-pass filter sudah jarang
digunakan pada mesin-mesin mobil karena minyak pelumas yang mengalir atau
beredar masih mengandung kotoran-kotoran. Prinsip kerja sistem ini dimulai
dengan dihisapnya minyak lumas dari bak karter oleh pompa, ditekan langsung
dialirkan ke bagian-bagian motor yang memerlukan pelumasan. Namun, karena
minyak pelumasnya kurang bersih maka sistem ini kurang baik untuk diterapkan.
Pelumasan
sistem langsung melalui filter lebih
baik jika dibandingkan dengan sistem by-pass.
Pada sistem pelumasan ini,oli disalurkan ke seluruh bagian yang memerlukan
pelumasan dengan cara ditekan oleh pompa. Minyak pelumas yang disalurkan lebih
bersih karena melelui beberapa proses penyaringan.
Prinsip
kerja sistem pendinginan secara umum dimulai ketika pendingin diberikan tekanan
oleh pompa air dan bersirkulasi. Pada saat mesin masih dalam keadaan dingin,
air pendingin masih dingin dan thermostat
masih tertutup, sehingga cairan bersirkulasi melalui selang by-pass dan kembali ke pompa air.
Setelah mesin menjadi panas thermostat terbuka
dan katup by-pass tertutup dalam by-pass sirkuit. Cairan pendingin yang
telah menjadi panas di dalam water jacket
kemudian disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas dan putaran
udara dengan adanya gerakan maju kendaraan itu sendiri. Cairan dingin yang
sudah melalui proses tersebut ditekan kembali oleh pompa air ke water jacket.
Prinsip
kerja sistem pelumasan pada mesin dimulai ketika pompa oli bekerja berdasarkan
putaran poros engkol yang kemudian melakukan hisapan oli dari oil pan dan saringan kasar pada bak oli.
Oli yang dihisap kemudian ditekan melalui sistem pengatur tekanan dan melalui filter oil kemudian oli melumasi
bagian-bagian mesin dan kembali ke bak oli oleh gaya gravitasinya sendiri.
Begitu seterusnya sistem pelumasan berlangsung terus-menerus selama sistem
pelumasan masih dapat bekerja dengan baik.
BAB VI
PENUTUP
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Sistem
pendingin merupakan suatu rangkaian untuk mengurangi over heating (panas berlebih) pada mesin agar mesin tahan lama.
2.
Komponen-komponen
mesin pendingin yaitu Tempat Pemasukan Air Katup Pengatur, Radiator,
Thermostat, Kipas, Motor Air, Selang
Air Masuk Mesin, Torak/Piston, Bel/Puley,
Mesin.
3.
Dalam
sistem pendingin, air disirkulasikan ke dalam pipa dari water jacket kemudian dijatuhkan bebas ke dalam bak penyampur.
4.
Sistem
pelumasan berfungsi mengurangi gesekan-gesekan antara bagian mesin yang akan menyebabkan
keausan pada mesin.
5.
Komponen-komponen
sistem pelumasan antara lain Pintu / Katup Pemasukan Oli, Torak / Piston,
Mesin, Tangkai Torak, Oli, Bak Oli, Tuas / Sendok
Oli
6.
Berdasarkan
sirkulasinya, pelumas dibagi dua yaitu pelumasan sistem filter dengan By-Pass Sistem
Filter dan pelumasan sistem filter langsung
melalui filter.
6.2.
Saran
Sebelum praktikum seharusnya peralatan dan bahan
dipersiapkan terlebih dahulu supaya praktikan bisa langsung melihat dan
memahami bagian-bagian mesin serta fungsinya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Penerus daya atau yang lebih dikenal dengan
transmisi adalah alat yang sangat berperan penting dalam sutu mesin untuk dapat
memindahkan tenaga atau putaran dari motor penggerak ke alat lain yang
bergerak. Dalam praktikum ini yang dijelaskan adalah sistem transmisi pada
traktor. Dimana sistem transmisi ini juga berfungsi untuk mengurangi kecepatan
karena tidak seluruhnya pekerjaan membutuhkan traktor berjalan pada kecepatan
yang sama. Oleh karena itu sistem transmisi memegang peranan yang sangat
penting dalam suatu mesin karena sistem transmisi memiliki bagian-bagian yang
dapat digunakan untuk menjalankan atau mengendalikan mesin tersebut. Sehingga perlu dipahami penggunaan dan fungsi dari
bagian-bagiannya tersebut.
1.2
Tujuan
Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari
bagian-bagian sistem transmisi pada traktor da cara kerjanya.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber
tenaga di sini ialah asal dari tenaga yang digunakan pada pekerjaan pertanian. Contohnya
jika suatu peralatan digerakkan menggunakan motor listrik, sedangkan listrik
tersebut berasal dari generator yang digerakkan dengan kincir angin, maka
dikatakan bahwa sumber tenaga untuk peralatan atau pekerjaan tersebut ialah
tenaga angin. Secara umum, tenaga yang digunakan pada pekerjaan-pekerjaan
pertanian dapat dibagi menurut sumbernya ialah tenaga
manusia, tenaga
hewan , tenaga mesin , tenaga
alam. Perlu sebelumnya diberi batasan pengertian, bahwa yang dimaksud dengan
mesin di sini ialah suatu kontruksi yang menggunakan bahan bakar (biasanya
solar atau bensin, atau bahan bakar lain seperti biomas) untuk menghasilkan
tenaga gerak, untuk selanjutnya akan disebut dengan istilah motor bakar. Dengan demikian, tercakup
dalam, pengertian ini ialah mesin yang digunakan pada traktor tangan atau
traktor besar, mesin disel penggerak rice
milling unit, mesin pompa air, serta mesin yang digunakan pada
pekerjaan-pekerjaan pertanian yang lain ( Tasliman, 2009).
Torsi tertinggi
suatu mesin umumnya terjadi pada sekitar pertengahan dari batas putaran mesin
yang diijinkan, sedangkan kendaraan memerlukan torsi tertinggi pada saat mulai
bergerak. Selain itu, kendaraan yang berjalan pada jalan yang mendaki
memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan mobil yang berjalan pada jalan
yang mendatar. Kendaraan yang berjalan dengan kecepatan rendah memerlukan torsi
yang lebih tinggi dibandingkan kecepatan tinggi. Dengan kondisi operasi yang
berbeda-beda tersebut maka diperlukan sistem transmisi agar kebutuhan tenaga dapat
dipenuhi oleh mesin (Sularso,
1993).
Transmisi
daya dari traktor ke mesin dapat pula menggunakan suatu tangkai. Tetapi
persoalannya akan menjadi berlipat ganda pada sebuah mesin pemanen terpadu
(combine) yang bergerak sendiri yang sumber dayanya adalah sebuah motor yang
dipasang pada mesinnya sendiri. Cara pemindahan daya dalam hubungannya dengan
peralatan usaha tani adalah pemindahan langsung, roda tarnsmisi dan sabuk, gigi
jentera dan rantai, roda gigi, setang penggerak dan sambungan universal, sisitem
hidraulik dan setang penggerak lentur (Smith, 1990).
BAB
III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Minggu, 7 April 2013 di Laboratorium Daya dan Mesin Pertanian Fakultas
Teknologi Pangan dan Agroindustri. Universitas Mataram.
3.2.
Alat dan Bahan Praktikum.
3.2.1. Alat-alat praktikikum
Adapun alat-alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
kopling,piringan (disk cluth) 1 set , pasangan gigi verseneling 1 set
dan gigi defrention 1 set.
3.2.1 Bahan –bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah sebagai berikut alat tulis dan buku gambar.
3.3
Prosedur Kerja
Adapun
langkah-langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut
1. Dipersiapkan
alat tulis dan buku gambar yang telah dibagi 4 ruang sama besar
2. Diamati
dan di gambar sistem transmisinya dan keterangannya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
7.1 Hasil Pengamatan
Gambar
6. Sistem transmisi
Keterangan
;
1. Poros
engkol 6.
Poros Utama
2. Kopling 7.
Poros Penggerak
3. Pedal
kopling 8.
Kopling Silang
4. Bak
verseneling 9. Roda Dinion
5. Tuas
verseneling 10 Roda ulir
BAB V
PEMBAHASAN
Sistem transmisi
adalah suatu sistem yang berfungsi untuk meneruskan putaran dari mesin ke sistem
kopling dan kebagian-bagian yang membutuhkan, misalnya roda, pulley dan
lain-lain. Dalam menjalankan fungsi tersebut maka perlu diketahui terlebih
dahulu 3 bagian pada sistem transmisi yang terdapat pada traktor yaitu kopling,
porsnelling dan gigi diferensial. Transmisi dibedakan menjadi tiga jenis antara
lain transmisi standar, yang terdiri atas transmisi sledding, countans mean dan
syinchro mean, transmisi over drive dan teransmisi otomatis.
Fungsi
sistem transmisi pada traktor adalah untuk meneruskan daya dari proses motor ke
bagian-bagian yang membutuhkan. Fungsi
kopling pada alat bajak teraktor adalah untuk memutus dan menghubungkan putaran
poros motor dengan poros transmisi. Kopling juga berfungsi untuk menggerakkan
dan menghentikan suatu kendaraan atau traktor tanpa terjadi sentakan atau
kejutan. Karena putaran dari mesin terputus maka roda tidak lagi bergerak.
Sistem transmisi
merupakan sistem memindahkan tenaga dari pusat tenaga yaitu motor penggerak ke
alat-alat yang bergerak untuk mengubah kecepatan dari mesin tersebut. Transmisi
daya dari traktor ke mesin dapat pula menggunakan suatu tangkai. Adapun fungsi
sistem transmisi pada traktor adalah untuk meneruskan daya dari poros motor ke
bagian-bagian yang membutuhkan seperti roda. Sistem transmisi ini memiliki
bagiab-bagian yang penting yaitu kopling, gigi verneling dan gigi differensial.
Masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Kopling adalah
alat pencengkeram antara sumber daya dan mesin atau antara bagian-bagian mesin
yang bergerak, dimana dengan alat tersebut unit-unit mesin dapat disambung atau
dilepas. Ada dua tipe kopling yaitu kopling dorong (positif) dan kopling gesek.
Tetapi tipe kopling yang digunakan pada traktor adalah tipe kopling gesek.
Secara umum, bagian penggerak dan yang digerakkan disambung melalui permukaan
yang bergesek dan dengan menggunakan suatu mekanisme yang tepat untuk menekan
dan menahan kedua permukaan gesekan menjadi satu.
Fungsi dari
kopling adalah untuk melepaskan dan menghubungkan putaran poros motor dan poros
transmisi. Bagian-bagian dari kopling adalah rumah kopling, roda gila, plat
kopling, plat penekan, jari-jari penekan dan pedal penekan. Sedangkan gigi
versneling berfungsi untuk pengurangan kecepatan putaran antara poros engkol
motor dengan roda penggerak agar dapat diperoleh kecepatan kekuatan dan
kekuatan traksi yang sesuai dengan kebutuhan, memungkinkan traktor berbalik
arah. Untuk gigi differensial mempunyai fungsi untuk mengatur perbedaan
kecepatan roda penggerak kiri dan roda penggerak kanan sehingga pada saat
membelok traktor tidak tergelincir dan menyamakan perpindahan gaya traksi
terhadap tanah.
Pasangan
gigi versenelling berfungsi untuk pengurangan kecepatan putaran diantara poros
engkol motor dengan bagian-bagian traksi atau roda penggerak agar dapat
diperoleh kecepatan dan kekuatan transmisi yang sesuai dengan kebutuhan,
memungkinkan traktor berjalan berbalik arah atau mundur.
Gigi
diferensial digunakan agar dapat dimungkinkan kecepatan putaran roda penggerak
kiri dan roda penggerak kanan tidak sama sehingga traktor tidak mengalami slip waktu membelok, dan
menyamakan perpindahan gaya traksi tanah. Differential gear terdiri atas gigi bevel
pinion, gigi kerona (Crown atau Ring
gir).
BAB
VI
PENUTUP
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Sistem
transmisi merupakan kelanjutan dari proses yang dilakukan oleh piston sehingga
roda dapat bergerak.
2.
Untuk
terjadinya sistem transmisi faktor-faktor pendukungnya ialah adanya kopling
versneling dan gigi differensial.
3.
Sistem transmisi
merupakan sistem memindahkan tenaga dari pusat tenaga yaitu motor penggerak ke
alat-alat yang bergerak untuk mengubah kecepatan dari mesin.
6.2. Saran
Berdasarkan pada hasil pengamatan
dan pembahasan dapat ditarik saran yaitu diharapkan dapat menyediakan alat
praktikum yang lebih lengkap agar para praktikan dapat memahami dengan mudah.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Perkembangan
teknologi semakin hari semakin berkembang pesat. Seiring dengan perkembangan
teknologi tersebut, kita dituntut untuk selalu tanggap dalam mengahadapinya.
Karena sejatinya perkembangan teknologi telah banyak memberikan segala
kemudahan bagi manusia di segala bidang kehidupan, termasuk dalam bidang
pertanian. Salah satu hasil dari perkembangan teknologi dalam bidang pertanian
adalah traktor tangan.
Dengan
adanya traktor tangan, kegiatan mengolah lahan pertanian oleh petani kini lebih
mudah dan lebih efisien waktu dan tenaga serta lebih cepat dalam proses
pengolahan lahan pertanian. Namu, pemahaman para pengguna traktor tangan
terhadap tata cara mengemudikan traktor tangan yang baik dan benar supaya
terhindar dari kecelakaan kerja masih tergolong kurang. Oleh karena itu,
sebagai mahasiswa teknik pertanian, memahami komponen-komponen penyusun traktor
tangan beserta fungsinya dan bagaimana cara mengemudikan traktor tangan yang
baik dan benar adalah hal yang sangat penting. Untuk itu, pelaksanaan praktikum
dengan judul belajar mengemudikan traktor tangan sangat berguna untuk menambah
wawasan pengetahuan tentang alat dan mesin pertanian seperti traktor tangan
sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari.
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dasar–dasar menguasai traktor dan
belajar mengemudikan traktor.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Traktor
roda dua atau traktor tangan (power
tiller/hand traktor) adalah mesin pertanian yang dapat dipergunakan untuk
mengolah tanah dan pekerjaan pertanian lainnya dengan alat pengolah tanah yang digandengkan/dipasang
di bagian belakang mesin. Traktor tangan ini mempunyai mesin efisiensi tinggi,
karena pembalikan dan pemotongan tanah dapat dikerjakan dalam waktu yang
bersamaan. Traktor ini merupakan mesin serba guna karena dapat juga berfungsi
sebagai tenaga penggerak untuk alat-alat lain seperti pompa air, alat
prosesing, gandengan (trailer), dan
lain-lain (Mulyoto Hardjosentono, dkk, 1996).
Pada
alat dan mesin pertanian ada yang menggunakan mesin dengan motor bensin dan
motor diesel. Salah satu alat dan mesin pertanian yang memanfaatkan motor
diesel sebagai penggeraknya adalah pada traktor tangan. Motor diesel adalah suatu
motor bakar yang pada langkah pertama menghisap udara murni dari saringan
udara, sedangkan pemasukan bahan bakar dilakukan pada akhir langkah kompresi
yang mempunyai tekanan tinggi dan menghasilkan suhu yang mampu menyalakan bahan
bakar (Daryanto, 1984).
Traktor
digunakan untuk berbagai keperluan, penggunaan yang paling banyak ialah untuk
pengolaha tanah, karena pekerjaan pengolahan tanah adalah pekerjaan pertanian
yang relatif membutuhkan daya yang besar dibanding pekerjaan lainnya. Selain
itu, traktor juga digunakan
untuk penanaman, pemeliharaan tanaman, untuk memutar pompa irigasi, untuk
pemanen (dengan memasang pisau/reaper),
untuk memutar perontok padi, serta untuk pengangkutan mulai dari bibit, pupuk,
peralatan sampai hasil pertanian (Anonim, 2011).
Tipe traktor berdasarkan cara dalam mencapai tujuan
diklasifikasikan atas beberapa tipe kerja, yaitu : wheel type adalah traktor yang pada umumya menggunakan roda karet
pada bagian depan dan belakang; crawl
type adalah traktor yang memiliki suatu rangkaian rantai yang praktis
dengan kekuatan penuh di kedua sisinya; dan half
track type merupakan traktor dengan kombinasi dari kedua tipe di atas,
yaitu bagian depan menggunakan roda karet dan belakang menggunakan rantai (Khaul, 1986).
Penggunaan
traktor sebagai sumber tenaga dalam pengolahan tanah diharapkan dapat
mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan untuk proses pengolahan tanah,
kapasitas kerja menjadi lebih tinggi dan pendapatan petani bertambah, sehingga
dapat dilaksanakan usaha intensifikasi dan ekstensifikasi yang sempurna
(Hardjosoediro, 1983).
Ada
beberapa persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh suatu traktor dalam
kegiatan pertanian, oleh karena itu beberapa jenis traktor dirancang berbeda
meskipun kegunaannya sama dalam kegiatan pertanian. Dalam merancang suatu
traktor, ada beberapa komponen yang harus diperhatikan, antara lain faktor penglihatan operator, faktor lahan, faktor
roda, kestabilan, kecepatan, dan sistem manuver
(Anonim, 2010).
BAB
III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1.
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Minggu, 14 April 2013 di Laboratorium Daya dan Mesin Fakultas Teknologi Pangan
dan Agroindustri Universitas Mataram.
3.2.
Alat dan Bahan Praktikum
Adapun
alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah traktor roda dua dan
alat tulis.
3.3
Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah kerja yang
dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Cara
menghidupkan traktor
Ø Saluran
bahan-bahan dari tangki bahan bakar dibuka.
Ø Diperiksa
apakah handle dapat digoyang-goyangkan secara bebas kekiri dan kekanan. Sebelum
engkol starter diputar ungkit kopling mesin ditekan.
Ø Gas
diatur pada skala strert.
Ø Eengkol
startert diputar ke kanan.
Ø Gas
ditambah sampai skala “rum”
Ø Setelah
motor hidup, motor didiamkan dalam keadaan icling.
2. Cara
menjalankan traktor
Ø Dalam
keadaan persneling netral, gas dalam keadaan idling, handle kopling pada “rem”.
Ø Masukkanlah
handle persneling sesuai dengan kecepatan yang dikehendaki (awas handle kopling
tetap pada “rem”) yang dipaksakan pemasukan gigi perneling itu, dapat merusak
gigi pemindah.
Ø Apabila
gigi persneling itu telah masuk betul gas dibesarkan. Sedikit sampai kira-kira
setengah penuh.
Ø Secara
perlahan-lahan handle kopling pada netral dahulu, gas dibesarkan sedikit sesuai
dengan kecepatan dan beban yang dikehendaki handle persneling diungkit sampai
skala “jalan”.
3. Cara
mematikan traktor
Ø Gas
diperkecil.
Ø Handle
ditarik dikembalikan ke netral.
Ø Setelah
traktor berhenti handle persneling dikembalikan dalam kedudukan netral.
Ø Handle
ditarik ke “rem” netral.
Ø Gas
diperkecil sampai berhenti.
Ø Persneling
dikembalikan ke netral.
BAB
IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
Gambar
7. Traktor tangan
Keterangan
:
1. Karet
Pegangan
2. Pegangan
Pembantu
3. Tuas
gigi/persneling
4. Tuas
kopling pembelok
5. Pegangan
utama
6. Roda
besi
7. V-belt
8. Motor
penggerak
9. Lampu
10. Knalpot/
tempat pembuangan sisa pembakaran
BAB V
PEMBAHASAN
Traktor
merupakan alat pertanian yang didesain khusus dan sederhana yang biasa
digunakan oleh para petani di desa untuk mengolah lahan pertanian. Dalam hal
ini yang dimaksudkan adalah traktor roda dua yang biasa dikenal dengan nama
traktor tangan. Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan, traktor tangan
dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu traktor tangan berbahan bakar solar,
traktor tangan berbahan bakar bensin dan traktor tangan berbahan bakar minyak
tanah (kerosin). Adapun bagian-bagian utama dari traktor tangan diantaranya,
yaitu lampu, mesin, kopling, gearbox, handlebar,speep-changing, clutch-breake
handle, throttle control handle, steering hand grip, traction adaptor, driving
wheel dan frame. Sedangkan bagian-bagian utama traktor tangan dapat dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu tenaga penggerak traktor tangan, kerangka dan
transmisi (penerus tenaga) traktor tangan dan tuas kendali/kontrol traktor
tangan.
Sebelum traktor digunakan, sebaiknya
pengguna traktor tangan terlebih dahulu mengenal bagian-bagian utama seperti
bagian tenaga penggerak, kerangka dan transmisi (penerus tenaga) dan tuas
kendalai/kontrol supaya tidak terjadi kecelakaan pada saat digunakan bekerja.
Adapun langkah-langkah menjalankan traktor, yaitu pertama yang harus dilakukan
adalah menghidupkan motor. Biasanya traktor yang menggunakan motor diesel
dihidupkan dengan engkol. Mula-mula engkol dipasang pada poros engkol. Setelah
gas dibesarkan sedikit, engkol diputar kekanan beberapa kali sampai putarannya
cukup untuk menghidupkan motor. Sewaktu pemutaran, tidak lupa menarik alat
penghilang kompresi karena jika tidak, maka tidak dapat memutar/mengengkol
motor. Sedangkan yang harus diperhatikan pula adalah sebelum mengengkol mesin,
gigi/persneling harus dalam posisi netral. Setelah motor hidup, motor didiamkan
dalam keadaan icling.
Sedangkan cara menjalankan traktor
setelah motor dihidupkan yaitu dalam keadaan persneling netral, gas dalam
keadaan idling, handle kopling pada rem, kemudian masukkan gigi/persneling
dengan menggunakan tongkat persneling sesuai dengan kecepatan yang dikehendaki.
Apabila gigi persneling telah masuk, lalu gas dibesarkan sedikit demi sedikit
sampai kira-kira setengah penuh. Setelah itu, kopling dilepaskan atau di on-kan
pelan-pelan dan tidak melepas kopling sekaligus karena dapat menimbulkan
kecelakaan, lalu gas dibesarkan sedikit sesuai dengan kecepatan dan beban yang
dikehendaki, handle persneling diungkit sampai traktor dalam keadaan jalan.
Adapun cara menghentikan traktor yaitu dengan menarik tongkat kopling ke
belakang, yaitu ke posisi off. Setelah traktor berhenti, gigi persneling
dinetralkan kemudian gas diperkecil sampai berhenti.
Dalam mengemudikan/pengoperasian
yang mempengaruhi traktor adalah dari faktor pengguna traktor itu sendiri. Di
dalam menggunakan traktor dibutuhkan skill dan pengetahuan tentang bagian-bagian
utama dari traktor oleh para pengguna traktor, karena jika tidak maka tidak
akan mungkin menjalankan traktor dengan baik. Selain itu, yang sangat
berpengaruh dalam mengemudikan traktor adalah kondisi dari komponen-komponen
mesin traktor seperti kopling, piringan, gas handla persneling dan lain-lain.
Aapabila komponen-komponen tersebut dalam keadaan baik atau layak untuk
digunakan, maka traktor dapat dijalankan dengan baik. Namun, apabila sebaliknya
dapat menimbulkan gangguan-gangguan dalam penggunaan traktor bahkan dapat
menyebabkan traktor dalam keadaan rusak sehingga tidak dapat digunakan bekerja.
Selain faktor-faktor tersebut, faktor lingkungan juga sangat berpengaruh dalam
menjalankan traktor, dimana untuk menjalankan traktor harus sesuai dengan tempatnya
yaitu di sawah dan tidak mungkin megemudikan traktor di jalan raya karena dapat
mengganggu pengguna jalan raya.
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki
oleh traktor tangan diantaranya, yaitu dapat digunakan pada petak sawah yang
kecil dan petak sawah yang berada di tengah sawah milik orang lain. Karena
traktor tangan konstruksinya lebih sederhana. Selain itu, traktor tangan juga
dapat melintasi sawah yang satu dengan yang lainnya tanpa menyebabkan
kerusakan, asalkan sawah tersebut belum ditanami. Oleh karena itu, traktor
tangan sangat cocok digunakan pada kondisi lingkungan persawahan yang ada di
Indonesia, karena pada umunya sawah-sawah yang ada di beberapa daerah pedesaan
di Indonesia mempunyai ukuran yang tidak terlalu luas serta topografi lingkungannya
sesuai dengan bentuk dan konstruksi traktor tangan.
Dalam proses penggunaannya, faktor
efektifitas dalam mengemudikan traktor oleh pengguna sangat menentukan dalam
keselamatan kerja. Sebab, tidak semua orang mampu mengemudikan traktor dengan
baik dan benar. Sehinga dibutuhkan skill atau kemampuan dalam pengguanaannya
untuk mrngolah lahan pertanian. Dengan kemampuan yang dimiliki, pengguna
traktor tangan akan mampu memanfaatkan dan mengemudikan traktor tangan dengan
baik dan benar sehingga dapat menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
BAB
VI
KESIMPULAN
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan dan hasil praktikum tentang belajar mengemudikan traktor tangan,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Traktor tangan
merupakan alat pertanian yang banyak digunakan oleh petani untuk mengolah lahan
pertanian.
2.
Traktor tangan dapat
dibagi menjadi tiga kelompok yaitu tenaga penggerak, kerangka dan transmisi
(penerus tenaga) dan tuas kendali/kontrol.
3.
Cara menjalankan
traktor tangan yaitu setelah motor hidup kemudian masukkan gigi/persneling
dengan tongkat persneling sampai kecepatan yang dikehendaki, kemudian kopling
dilepas pelan-pelan sampai traktor dalam keadaan jalan.
4.
Dalam pengoperasian
traktor yang baik dan benar serta menjaga keselamatan kerja sangat dipengaruhi
oleh faktor manusia (pengguna), kondisi komponen-komponen mesin penyusun
traktor dan faktor lingkungan serta faktor efektifitas penggunaan traktor.
5.
Indonesia adalah daerah
yang cocok sebagai tempat penggunaan traktor tangan, karena kondisi persawahan
yang ada sebagai tempat penggunaan traktor tangan sangat sesuai dengan
konstruksi traktor tangan yang sederhana.
6.2. Saran
Traktor
yang digunakan dalam praktikum ini berupa traktor tangan. Namun, kondisinya
kurang terawat sehingga sedikit mengganggu proses.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Padi (oryza sativa) merupakan bahan utama
makanan masyarakat Indonesia yang telah di olah menjadi nasi. Untuk itu padi
merupakan salah satu tanaman wajib bagi masyarakat Indonesia. Pengolahan
tanaman padi sejak dahulu kala sudah di lakukan oleh nenek moyang kita hingga
saat ini terus berkembang dalam segi pengolahan maupun alat-alat yang di
gunakan untuk mengolah. Dalam perjalanannya, proses pengolahan produktifitas
lahan mapun produk dari tanaman banyak sekali mengalami perubahan, mengikuti
alur perkembangan teknologi. Contoh misalkan dulu sebelum ada alat-alat
mekanisasi pertanian berupa motor bakar, para petani menggunakan alat sederhana
dalam proses pengolahan seperti misalkan cangkul, sengkuit, ani-ani, sabit, dan
lain sebagainya. Namun sekarang setelah kemajuan teknologi terkini, para petani
di mudahkan dengan adanya alat-alat mekanisasi pertanian seperti, Power threser untuk perontokan bulir padi, mesin
pemotong rumput sebagai pengganti sengkuit, reaper sebagai pengganti sabit, dan lain sebagainya. Semua
teknologi ini di buat dengan tujuan memudahkan para petani dalam proses
pengolahan padi maupun penanganan
pasca panen.
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami kinerja
kerja mesin perontok padi (power thresher)
dan mempelajari pengaruh kecepatan putaran silinder mesin perontok terhadap
mutu hasil perontokkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mekanisme perontokan yang memisahkan gabah dari
tangkainya, terdiri dari silinder yang berputar dan cekungan. Kebanyakan
pemanenan padi dilengkapi dengan silinder jenis batang pemutar dan cekungan.
Gabah dilepaskan dari tangkainya tanpa memotong merang yang berarti silinder
gigi yang tersedia untuk merubah kecepatan selinder untuk disesuaikan dengan
jenis tanaman yang dituai, merang ditempa ke atas mekanisme pemisah, sedang
gabahnya jatuh melalui cekungan ke dalam suatu wadah dan disampaikan ke
mekanime pembersih (Pearson, 1990).
Power thresher merupakan mesin perontok yang menggunakan sumber tenaga penggerak enjin.
Kelebihan mesin perontok ini adalah kapasitas kerja lebih besar dan efisiensi
kerja lebih tinggi` dibandingkan dengan alat
perontok padi lainnya. Penggunaan mesin thresher
mempermudah dalam perontokkan padi karena mesin ini digerakkan oleh mesin
penggerak yang memiliki kemampuan dan mobilitas tinggi dibandingkan dengan
mesin perontok tradisional yang memakan waktu dan membutuhkan tenaga yang besar
(Purba, 2012).
Kegiatan
perontokan padi dilakukan setelah kegiatan panen menggunakan sabit atau alat
mesin panen (reaper). Kegiatan
perontokan ini dapat dilakukan secara tradisional (manual) atau menggunakan mesin
perontok. Secara tradisional kegiatan perontokan akan
menghasilkan susut tercecer yang relatif besar, mutu gabah yang kurang baik,
dan membutuhkan tenaga yang cukup melelahkan. Mesin perontok dirancang untuk
mampu memperbesar kapasitas kerja, meningkatkan effisiensi kerja, mengurangi
kehilangan hasil dan memperoleh mutu hasil gabah yang baik (Putra, 2012).
Spesifikasi dari thresher yaitu, motor bakar sebagai sumber tenaga; reducer untuk menurunkan kecepatan
putaran; puli untuk meneruskan daya; v-belt
untuk menyambung puli; rangka untuk penyangga alat; pintu masukkan untuk memasukkan
padi dan jerami; lubang pembuangan tempat mengeluarkan hasil dan kotoran;
saringan untuk menyaring atau memisahkan kotoran dengan gabah; sudu untuk
mengarahkan kotoran ke lubang pembuangan; kerangka perontok untuk merontokkan
padi; dan penampung gabah untuk
menampung gabah. Cara kerja daripada thresher
adalah elektromotor dihidupkan, padi dimasukkan dan dirontokkan oleh kerangka
perontok, gabah dan kotoran disaring menggunakan alat saringan. Kotoran akan
keluar melalui lubang pengeluaran yang digerakkan oleh sudu dan gabah akan
ditampung di penampung gabah (Manurung, 2012).
Perontokan merupakan tahap penanganan
pasca panen setelah pemotongan, penumpukan dan pengumpulan padi. Pada tahap
ini, kehilangan hasil akibat ketidak tepatan dalam melakukan perontokan
dapat mencapai lebih dari 5 %. Cara perontokan padi telah mengalami
perkembangan dari cara digebot menjadi menggunakan pedal thresher dan power thresher (Sofiati,
2012).
BAB
III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikun ini dilaksanakan pada hari Minggu, 14 April 2013
bertempat di Laboratorium Daya dan Mesin Pertanian Fakultas Teknologi
Pangan dan Agroindustri Universitas
Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat-alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
power thresher bertenaga listrik, timbangan analog, timbangan digital dan timer.
3.2.2. Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah padi yang masih bermalai.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun
langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
:
1. Ditimbang
0,5 kg, 1kg, 1,5 kg, dan
2 kg padi yang masih bermalai.
2. Dihidupkan
mesin perontok dan dibiarkan hingga putaran stabil.
3. Dimasukkan
padi yang telah ditimbang melalui lubang pemasukkan.
4. Dibiarkan
hingga padi telah rontok.
5. Dicatat
waktu perontokkan untuk tiap-tiap perontokkan.
6.
Ditimbang
sisa, ampas, dan beras/padi.
7.
Dihitung
efisiensi perontokkan padi tersebut.
.
BAB
IV
HASIL PENGAMATAN DAN
PERHITUNGAN
4.1. Hasil Pengamatan
Gambar 8. Mesin Perontok Padi (Power Thresher)
Keterangan :
- Tutup Theresher 6. V-Belt
- Penyaring 7. Ventilasi
- Charger 8. Tombol ON/OFF
- Mesin 9. Tempat Pemasukan Padi
- Puli
4.2.
Tabel Hasil Pengamaan
No
|
Berat
Bahan (kg)
|
Waktu (s)
|
Berat gabah (kg)
|
Sisa (kg)
|
Efisiensi (%)
|
Ampas (kg)
|
|
Perontok
|
Alat
|
||||||
1
|
0,5
|
12,51
|
0,14
|
0,023
|
85%
|
28%
|
0,35
|
2
|
1
|
16,68
|
0,27
|
0,078
|
77%
|
27%
|
0,16
|
3
|
1,5
|
27,62
|
0,38
|
0,078
|
82%
|
25%
|
0,95
|
4
|
2
|
20,09
|
0,47
|
0,118
|
79%
|
23%
|
0,118
|
4.3. Analisis Data
4.3.1. Efisiensi Perontok
4.3.2. Efisiensi Alat
.3.3. Kapasitas Alat (KA)
KA =
=
=0,016
BAB V
PEMBAHASAN
Perontokan
padi merupakan tahapan lanjutan setelah padi selesai dipanen dan dikumpulkan pada suatu
tempat tertentu. Perontokan padi yaitu pemisahan butir-butir padi dari
malainya. Salah satu alat yang digunakan untuk merontokkan padi menjadi gabah
adalah power thresher. Dimana prinsip kerja power
thresher adalah melepas butir-butir gabah dari tangkainya. Power Thresher terdiri atas motor,rantai, rantai, karet, dan roda
perontok. Motor berfungsi sebagai penggerak alat perontok yaitu roda perontok,
dalam hal ini motor digerakkan oleh motor listrik melalui sistem transmisi.
Spesifikasi dari power thresher yaitu, motor
bakar sebagai sumber tenaga; reducer
untuk menurunkan kecepatan putaran; puli untuk meneruskan daya; v-belt untuk menyambung puli; rangka
untuk penyangga alat;
pintu masukkan untuk memasukkan padi dan jerami; lubang pembuangan tempat
mengeluarkan hasil dan kotoran; saringan untuk menyaring atau memisahkan
kotoran dengan gabah; sudu untuk mengarahkan kotoran ke lubang pembuangan;
kerangka perontok untuk merontokkan padi; dan penampung gabah untuk menampung gabah. Cara kerja power thresher adalah elektromotor dihidupkan,
padi dimasukkan dan dirontokkan oleh kerangka perontok, gabah dan kotoran
disaring menggunakan alat saringan. Kotoran akan keluar melalui lubang
pengeluaran yang digerakkan oleh sudu dan gabah akan ditampung di penampung
gabah.
Pada praktikum ini dilakukan
perhitungan terhadap nilai dari efisiensi alat, efisiensi perontok dan kapsitas
alat. Perbedaaan antara efisiensi alat dengan efisiensi perontok yaitu alat
yang mencakup keseluruhan alat sedangkan efisiensi perontok hanyab mencakup
alat perontok saja, dan kapasitas alat rata-rata berat gabah dibagi satu-satuan
waktu.
Berdasarkan hasil pengamatan dan
perhitungan diperoleh bahwa padi dengan berat 0.5 kg memiliki efisiensi
perontok sebesar 85% dan efisiensi alat sebesar 28%, pada saat padi dengan
berat 1 kg memiliki efisiensi perontok sebesar 77% dan efisiensi alat sebesar 27%, pada saat
padi dengan berat sebesar 1.5 kg efisiensi perontok sebesar 82% dan efisiensi
alat sebesar 25%, pada saat padi dengan berat 2 kg memiliki efisiensi perontok
sebesar 79% dan efisiensi alat sebesar 23%, dan nilai kapasitas alat adalah
0,016%.
Bagus
tidaknya sebuah alat dapat diketahui dari besranya efisiensi alat tersebut.
Semakin besar efisiensi ssebuah alat maka alat tersebut semakin bagus atau
semakin efisien baik dari segi biaya maupun waktu. Dari hasil perhitungan
tersebut dapat diketahui bahwa nilai efisiensi alat cukup besar jika dilihat
dari hasil perbandingan antara berat
gabah dibagi berat bahan, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa power thresher mempunyai kualitas yang
cukup baik dan dapat membantu petani dalam menngolah dan memproduksi
bahan-bahan pertanian.
Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi mesin adalah operator, keadaan alat dan kadar air bahan. Sebagai operator (orang yang mengendalikan) thresher, sangat perlu untuk mengetahui dasar-dasar mengoprasikan power thresher untuk mendapatkan efisiensi mesin yang baik dan juga untuk keselamatan operator sendiri. Keadaan alat juga sangat penting untuk diperhatikan kondisinya, sebab jika menggunakan alat dalam keadaan alat kurang baik maka dapat menambah kerusakan pada alat dan juga dapat membahayakan operator. Sedangkan kadar aiar juga berpengaruh terhadap efisiensi kerja mesin karena kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penggumpalan dan pembukusan dari jerami disekeliling drum perontok, sehingga pada saat akan dirontokkan padi yang dibutuhkan adalah padi yang kadar airnya sedikit(cukup kering).
Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi mesin adalah operator, keadaan alat dan kadar air bahan. Sebagai operator (orang yang mengendalikan) thresher, sangat perlu untuk mengetahui dasar-dasar mengoprasikan power thresher untuk mendapatkan efisiensi mesin yang baik dan juga untuk keselamatan operator sendiri. Keadaan alat juga sangat penting untuk diperhatikan kondisinya, sebab jika menggunakan alat dalam keadaan alat kurang baik maka dapat menambah kerusakan pada alat dan juga dapat membahayakan operator. Sedangkan kadar aiar juga berpengaruh terhadap efisiensi kerja mesin karena kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penggumpalan dan pembukusan dari jerami disekeliling drum perontok, sehingga pada saat akan dirontokkan padi yang dibutuhkan adalah padi yang kadar airnya sedikit(cukup kering).
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu:
1.
Prinsip kerja power thresher adalah untuk melepas
butir-butir padi dari malainya.
2.
Perbedaan berat
bahan mempengaruhi efisiensi alat dan efisiensi perontokkan pada padi
3.
Semakin bagus
efisiensi sebuah alat maka semakin bagus pula efisien kinerja mesin, baik dari
segi biaya maupun waktu.
4.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi efisiensi mesin adalah operator, keadaan alat dan kadar air bahan.
6.2 Saran
Untuk
semua praktikan agar tetap berhati-hati saat mengoprasikan power thresher, karena jika tidak berhati-hati mesin mesin dapat
membahayakan kita sebagai operator mesin tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2010.
Traktor Mini. Dalam: http//bbp2tp.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 7 Mei
2013, pukul 19.00 WITA.
Anonim. 2011.
Pengenalan Traktor. Dalam: http//bisniskoe80.blogspot.com/
search/label/teknologi/traktor.html. Diakses tanggal 7 Mei 2013, pukul 19.20
WITA.
Daryanto.
1984. Mengenal Cara Kerja Mobil Secara
Praktis. Tarjito:Bandung.
Daryanto. 1995. Pengetahuan Komponen
Mobil. Jakarta: Bumi Aksara
Daryanto. 2000. Motor Bakar Untuk
Mobil. Jakarta: Rineka Cipta
Daryanto,2012.Mesin Otomotif . Jakarta :
Erlangga
Fahrurrozi,2012.Sistem Pelistrikan. Http://sistem-kelistrikan.blogspot.com.Diakses pada tanggal 15 April 2013.
Fuadmie,2012.Teknologi. Http://bagian-bagian-listrik-pada-motor.blogspot.com. Diakses pada tanggal 15 April 2013.
Hardjosoediro,
Soekarmanto.1983. Mekanisasi Pertanian. Kerjasama
Badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian (BPLPP) dengan Japan
Cooperation Agensi (JICA). Jakarta.
Hardjosentono,
Mulyoto, dkk. 1996. Mesin-Mesin Pertanian.
PT Bumi Akasara: Jakarta.
Karyanto. 1994. Teknik Motor
Diesel. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya
Margana,
C.C.E, dkk.2013 Petunjuk Praktikum Mesin dan Peralatan. Mataram : Fakultas Teknologi Pangan dan
Agroindustri Universitas Mataram.
Marwanard,2011.Sistem Listrik Motor Bakar .Http://www.slideshare.net. Diakses pada tanggal 15
April 2013.
Sakun,
Khaul.1986. Agricultural Machines.
Gidson Printing Work. India
Smith,
H. P. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Soedarmanto. 1997. Motor Bakar
Jilid I. Jakarta : Karya Remadja
Sularso.
1993. Dasar-Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradya
Paramita. Jakarta.
Sukrisno,Umar.2009.Bagian-BagianMesin. Jakarta: Erlangga
Trommelmans, J. 1993. Prinsip-
Prinsip Mesin Diesel. Bandung : Remaja Rosdakarya
Rudatin, Taslim. 1996. Teknik Reparasi Mesin-Mesin Mobil dan Motor.
CV Bahagia Batang. Pekalongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar