Jumat, 19 Desember 2014

laporan praktikum mesper



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi pada saat ini sangatlah cepat dalam membawa dampak bagi perkembangan dunia industri, terutama industri otomotif yang menjadi acuan dalam kehidupan di era saat ini adalah yang berkaitan dengan mesin kendaraan atau motor bakar karena sangat berhubungan dengan kenyamanan dan kelayakan kendaraan untuk melakukan usaha. Mesin adalah suatu konstruksi yang menggunakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Mesin juga disebut motor bakar, motor bakar memegang andil penting dalam pertanian yang digunakan sebagai penggerak mesin, mesin pengolahan hasil pertanian, pompa air, traktor, dan lainnya. Mesin dapat dinyalakan karena adanya sistem pelistrikan yang berperan penting dalam pergerakkan awal mesin sehingga mesin dapat bekerja sesuai fungsinya. Oleh karena itu, dilakukan praktikum ini untuk mengetahui dan mempelajari bagian-bagian sistem pelistrikan pada traktor.

1.2. Tujuan Praktikum
            Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari sistem pelistrikan dan fungsinya pada traktor.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Sistem penyalaan listrik (pengapian) yang terdapat pada motor bakar bertujuan untuk menghasilkan suhu tinggi untuk proses awal pembakaran. Suhu tinggi tersebut pada motor bensin diperoleh dari percikan atau loncatan bunga api listrik pada busi. Bunga api listrik dhasilkan oleh sistem penyalaan listrik berupa unit penyalaan listrik yang terdiri atas dua jenis, yaitu unit penyala baterai dan unit penyala magneto (Fahrurrozi, 2012).
            Fungsi alat penyala listrik suhu yang tinggi, untuk memulai pembakaran tersebut diperoleh dari loncatan bunga api listrik antara elektroda busi pada saat torak menjelang TMA (titik mati atas) pada akhir langkah kompresi, hal ini terjadi pada motor bensin. Rangkaian lainnya adalah pengisian, sistem pelistrkan juga berfungsi untuk pengisian kembali. Sistem pengisian kembali ada dua yaitu generator dan generator legulator (Fuadmie, 2012).
            Sistem penyalaan pada motor bakar dibagi menjadi tiga, yang terdiri atas sistem penyalaan baterai konvensional, sistem penyalaan magnet dan sistem penyalaan transistor. Dengan sistem penyalaan yang baik, dapat diperoleh performa mesin yang optimal dan pemakain bahan bakar yang hemat (Daryanto, 2008).
            Merawat sistem pengapian dengan cara membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau mesin. Beberapa komponen sistem pengapian yang mudah kotor adalah busi, ujung rotor, terminal pada tutup distributor dan platina. Bagian-bagian tersebut dapat dibersihkan dengan menggunakan amplas. Sedangakan bagian yang perlu untuk diberikan pelumas adalah nok, poros nok, rubbing block dan sentryfugal advancer (Marwanard, 2011).
            Keuntungan dari sistem pengapian atau pelistrikan yaitu tidak tergantung pada baterai untuk menghidupkan awal mesin sebab sumber tegangannya langsung berasal dari pengisi sendiri. Sedangkan pada sistem pengapian magnet yang sifatnya paling sederhana dan sering digunakan motor-motor kecil, sebelum terdapat pengapian elektronik, memiliki kekurangan yaitu kumparan pengapian yang digunakan harus memiliki nilai induktansi yang besar, sehingga untuk kerjanya diputaran tinggi mesin kurang memuaskan serta bentuk fisik kumparan pengapian yang dipakai relative besar (Sukrisno, 2009).


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
            Praktikum ini dilaksan akan pada hari Minggu, 7 April 2013 di  laboratorium Daya dan Mesin Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
3.2. Alat-Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1. Alat-Alat Praktikum
            Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis dan buku gambar.
3.2.2. Bahan-Bahan Praktikum
            Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah contoh gambar sistem pelistrikan.
3.4. Prosedur Kerja
            Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Dipersiapkan alat tulis dan buku gambar.
2.      Dijelaskan oleh co.asst mengenai sisitem pelistrikan pada traktor
3.      Diamati dan digambar sistem pelistrikan dan berikan keterangan yang lengkap.


BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1. Hasil Pengamatan
Gambar 1.Sistem Pelistrikan
Keterangan :
1.      Distributor                             7. Coil
2.      Sumber  Arus                        8. Kondensator          
3.      Ground                                  9. Poros Noil
4.      Saklar                                    10. Platina
5.      Kumparan Primer                  11. Busi
6.      Kumparan Sekunder             12. Mesin

BAB V
PEMBAHASAN
  Sistem penyalaan listrik yang terdapat pada traktor bertujuan untuk menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran dengan cara menyalakan busi di ruang bakar di dalam silinder. Namun,pada motor diesel tidak dilengkapi dengan sistem penyalaan listrik karena untuk menghasilkan suhu yang cukup tingggi guna memulai pembakaran ditempuh dengan cara memampatkan (mengompresi) udara yang masuk ke ruang bakar di dalam silinder. Penyalaan pada motor bensin terjadi di ruang bakar dalam yaitu di dalam silinder,pada motor bensin penyalaan dapat berlangsung jika tiga syarat pembakaran dapat terpenuhi,yaitu: bahan bakar (bensin),udara (oksigen) dan suhu yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran.
Fungsi dari sistem pelistrikan pada traktor antara lain untuk penerangan pada waktu digunakan bekerja di malam hari,sebagai sumber daya bagi peralatan-peralatan yang memerlukan tenaga listrik seperti klakson, radio, peralatan ukur dan lainnya,untuk penyalaan campuran udara-bahan bakar pada motor bensin (pada motor diesel penyalaannya bukan secara listrik tetapi dengan kompresi) dan untuk mengengkol motor sewaktu mulai menjalankan (untuk motor yang cukup besar).
Komponen-komponen dari sistem pelistrikan antara lain,generator yaitu magnet kumparan kawat,magnet permanen, saklar, accu, sikat dan komutator yang merupakan bagian-bagian dari generator, generator berfugsi untuk pengisian baterai guna menghasilkan listrik, generator regulator berfungsi sebagai penghasil tegangan, cut out relay yang berfungsi untuk mencegah mengalirnya arus listrik dari baterai ke generator pada saat tegangan baterai lebih besar dari pada generator, sistem starter  berfungsi untuk memberikan gerakan awal pada motor, sehingga motor dapat hidup. Sistem starter dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sistem mekanis dan elektris. Sistem mekanis menggunakan engkol pemutar untuk memuar poros engkol, sedangkan starter elektris menggunakan motor stater, selanjutnya yaitu sistem penyalaan magneto merupakan sistem pengapian paling sederhana dalam menghasilkan percikan bunga api di busi dan penggunaannya dalam pengapian motor-motor kecil sebelum munculnya pengapian elektronik. Sistem magnet ini memilki keuntungan tidak bergantung pada baterai untuk menghidpkan awal mesin karena sumber tegangan langsunng berasal dari koil sumber atau pengisi sendiri. Alternator berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari mesin tenaga listrik, stater yang menghasilkan arus listrik bolak balik dan beberapa diode yang menyearahkan arus. Baterai berfungsi untuk menyuplaitenaga listrik secara terus-menerus, untuk itu diperlukan sistem pengisian guna memproduksi listrik untuk mengisi kembali baterai dan mensuplai kelistrikan ke komponen yang memerlukannya pada saat mesin dihidupkan.
Mekanisme sistem pelistrikan dimulai saat kunci kontak on dan mesin mati, ketika kunci kontak diputar ke posisi on, arus dari baterai akan mengalir ke rotor dan merangsang rotor coil. Pada waktu yang sama,arus baterai jga mengalir ke lampu pengisian (CHG) dan akibatnya lampu menjadi menyala.
Sistem pengisian dapat dikatakan normal bila mampu mengisi baterai yang terkuras akibat starting setelah mesin hidup,mampu menyearahkan arus dari baterai (AC menjadi DC) melalui diode  atau rectifier,mampu mengubah energi gerak (putar) menjadi energi listrik untuk mengisi kembali tegangan listrik,mampu mengukur tegangan yang ada pada baterai serta menyuplai kebutuhan tegangan ke komponen listrik lainnya.















BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Sistem penyalaan listrik pada motor diesel tidak dengan sistem listrik,namundengan cara kompresi,sedangkan pada motor bensin menggunakan sistem listrik.
2.      Salah satu fungsi dari sistem pelistrikan pada traktor antara lain untuk penerangan pada waktu digunakan bekerja di malam hari.
3.      Komponen-komponen dari sistem pelistrikan pada traktor antara lain yaitu generator,generator regulator,starter,sistem magnet,alernator dan baterai.
4.      Mekanisme sistem pelistrikan dimulai saat kunci kontak on, kemudian baterai akan merangsang rotor coil,dan arus  mengalir ke lampu pengisian (CHG) dan akibatnya lampu menjadi menyala.
5.      Sistem pengisian normal bila mampu mengisi baterai yang terkuras akibat starting.
6.2. Saran
Berdasarkan pada hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik saran yaitu diharapkan dapat menyediakan alat praktikum yang lebih lengkap agar para praktikan dapat memahami dengan mudah.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah keluaran, yang melakukan tugas yang telah disetel. Mesin telah mengembangkan kemampuan manusia sejak sebelum adanya catatan tertulis. Perbedaan utama dari alat sederhana dan mekanisme atau pesawat sederhana adalah sumber tenaga dan mungkin pengoprasian yang bebas. Istilah mesin biasanya menunjuk ke bagian yang bekerja bersama untuk melakukan kerja. Biasanya alat-alat ini mengurangi intensitas gaya yang dilakukan, mengubah arah gaya, atau mengubah suatu bentuk gerak atau energi ke bentuk lainnya.

1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari sistem bahan bakar pada motor bensin dan motor diesel.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Motor bakar adalah salah satu fasilitas keteknikan yang banyak dipakai di suatu usaha tani sebagai penggerak untuk berbagai keperluan. Dengan demikian, pengelolaannya termasuk dalam tanggung jawab seorang sarjana teknik pertanian. Sedangkan traktor adalah mesin pertanian yang paling banyak penerapannya untuk berbagai keperluan di suatu usaha tani yang pengelolaannya juga termasuk dalam lingkup tanggung jawab sarjana teknik pertanian. Dengan demikian pengetahuan dasar mengenai traktor tentu perlu dibekalkan kepada seorang calon sarjana teknik pertanian (Wikipedia, 2009).
Pada motor bensin proses pengkabutan dilakukan oleh karburator (carburetor) setelah bercampur dengan udara bahan bakar yang di gunakan adalah bensin, sedangkan pada motor diesel proses pengkabutan dilakukan oleh injektor setelah ditekan oleh pompa injeksi. bakar yang di gunakan adalah solar. (Soedarmanto, 2010).
Mesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi dingin. Beberapa mesin menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut busi menyala (spark/glow plug) di dalam silinder untuk memanaskan ruang bakar sebelum penyalaan mesin. Lainnya menggunakan pemanas "resistive grid" dalam "intake manifold" untuk menghangatkan udara masuk sampai mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan mesin (Anwar, 2011).
Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam yang sering digunakan dalam mobil, pesawat, atau alat lainnya seperti mesin pemotong rumput atau motor, dan motor outboard untuk kapal. Tipe paling umum dari mesin ini adalah mesin pembakaran dalam putaran empat stroke yang membakar bensin. Pembakaran dimulai oleh sistem ignisi yang membakaran spark voltase tinggi melalui busi. Tipe mesin putaran dua stroke sering digunakan untuk aplikasi yang lebih kecil, ringan dan murah, tetapi efisiensi bahan bakarnya tidak baik (Wikipedia, 2009).
Mesin uap adalah mesin yang menggunakan energi panas dalam uap air dan mengubahnya menjadi energi mekanis. Mesin uap digunakan dalam pompa, lokomotif dan kapal laut, dan sangat penting dalam Revolusi Industri (Wikipedia,   2009).








BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari minggu, 7 april 2013 pada pukul 10.00-11.00 WITA di Laboratorium Mesin dan Daya Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum
            Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah prototype mesin uap dan prototype motor 4 tak.

3.3. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Disiapkan buku gambar,
2.      Dijelaskan oleh Co.Asst mengenai sistem bahan bakar dan udara,
3.      Digambar bentuk prototipe motor bensin 2 tak, protetipe motor bensin 4 tak, mesin uap.






BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1. Hasil Pengamatan
Gambar 2. Motor 4 tak
Keterangan

1.      Rantai
2.      Roda tranmisi
3.      Klep pemasukan
4.      Klep pengeluaran
5.      Engkol
6.      Piston
7.      Busi





4.2 Hasil Pengamatan
Gambar 3. Mesin uap
Keterangan:
1.         Cerobong asap
2.         Roda transmisi
3.         Torak
4.         Penampung air
5.         Tungku
6.         Tempat bahan bakar
7.         Ventilasi

BAB V
PEMBAHASAN
Motor bakar adalah suatu jenis mesin yang menimbulkan gerak mekanis dengan membakar bahan bakar. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini, motor bakar dapat dobagi menjadi dua golongan, yaitu motor pembakaran dalam (internal combustion engine) atau lazim disebut mesin otto dan motor pembakaran luar (external combustion engine). Motor pembakaran dalam adalah mesin yang gerakannya dihasilkan dari pembakarannya yang terjadi di dalam silinder. Dalam kelompok ini terdapat mesin otto, mesin diesel, mesin rotari/wankel, sistem turbin gas, dan propulsi pancar gas. Sedang motor pembakaran luar mesin yang proses pembakrannya terjadi di luar. Energi termal dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah.
            Prinsip kerja motor bensin, bensin dibakar untuk memperoleh energi termal. Energi ini selanjutnya digunakan untuk melakukan gerakan mekanik. Prinsip kerja motor bensin adalah campuran udara dan bensin dari karburator diisap masuk ke silinder, dimanfaatkan oleh gerak naik torak, dibakar untuk memperoleh tenaga panas, yang mana dengan erbakarnya gas-gas akan mempertinggi suhu dan tekanan. Bila torak bergerak turun naik di dalam silinder dan menerima tekanan tinggi akibat pembakaran, maka suatu tenaga kerja pada torak memungkinkan torak terdorong ke bawah. Bila batang torak dan poros engkol dilengkapi untuk merubah tekanan gerakan turun naik menjadi gerakan putar, torak akan menggerakkan batang torak dan yang mana ini akan memutarkan poros engkol dan juga diperlukan untuk membuang gas-gas sisa pembakaran dan penyediaan campuran udara bensi pada saat-saat yang tepat untuk menjaga agar torak bergerak secara periodik dan melakukan kerja tetap. Pada motor bensin terdapat dua macam tipe, yaitu motor bakar 4 tak dan 2 tak. Pada motor 4 tak untuk melakukan satu siklus memerlukan 4 gerakan total atau dua kali putaran poros engkol sedangkan pada motor 2 tak memerlukan gerakan torak atau satu putaran poros engkol.
            Motor bakar 4 langkah biasa disebut juga Motor Bakar Otto 4 langkah, adalah jenis motor bakar yang pada setiap satu kali langkah torak terjadi pada ½ putaran poros engkol, jadi 4 kali langkah torak berarti dua putaran poros engkol. Keempat langkah pada motor bakar 4 langkah itu, yaitu hisap, kompresi, kerja (ekspansi), dan buang. Langkah hisap, pada langkah ini katup hisap (katup masuk) terbuka. Torak bergerak ke bawah, gerakan tersebut menciptkan tekanan sangat rendah di dala silinder. Ketika torak hampir mencapai TMB (titik mati bawah), silinder sudah berisi sejumlah campuran murni, dengan masuknya campuran murni silinder mencoba menyesuaikan tekanannya dengan tekanan atmosfer. Langkah kompresi, setelah torak menyelesaikan langkah hisap, katup masuk menutup, torak bergerak kembali ke TMA (titik mati atas), dengan kedua katup hisap dan buang tertutup, gerakan torak ke atas menyebabkan campuran udara yang berada di dalam silinder dikompresi atau dimampatkan. Selama proses kompresi itu suhu campuran meningkat mencapai ratusan derajat. Pada langkah selanjutnya yaitu langkah kerja atau ekspansi beberapa derajat sebelum mencapai TMA, peranti pengapian menyalakan busi, api dari busi membakar campuran udara bahan bakar, api busi berlangsung beberapa saat hingga torak melewati TMA. Selama percikan itu, panas ledakan menyebabkan campuran mengembang, ledakan membuat tekanan volume dan tekanan gas-gas memuai dan makin tinggi sehingga menyebabkan torak kembali terdorong ke bawah, selanjutnya proses yang menghasilkan gerakan itu disalurkan torak ke krukas (crankshaft) melalui batang torak (connecting rod). Langkah terakhir yaitu langkah pembuangan, setelah torak mencapai TMB, katup buang membuka torak memulai langkah ke atasnya, memompa sisa-sisa pembakaran melalui lubang katup (saluran) buang, ketika torak hampir mencapai TMA, katup hisap membuka dan bersiap untuk memulai siklus berikutnya, begitu seterusnya. Motor bakar 2 langkah (motor bakar 2 tak) adalah jenis motor pembakaran dalam setiap 2 langkah torak atau satu putaran poros engkol terjadi satu kali pembakaran bahan bakar atau menghasilkan satu kali langkah usaha. Berbeda dengan motor bakar 4 langkah yang setiap prosesnya terjadi pada satu langkah penuh, setiap proses motor bakar 2 langkah tidak terjadi pada satu langkah penuh. Langkah hisap, kompresi, ekspansi, dan langkah buang terjadi dalam dua langkah torak. Motor bakar dua langkah umumnya berbahan bakar bensin dan dugunakan pada sepeda motor. Langkah pertama torak adalah langkah hisap dan kompresi, torka bergerak dari TMB ke TMA, gas baru masuk engkol karena pada ruangan ini terjadi pengurangan tekanan, sementara itu gas baru yang sudah ada di atas torak dikompresikan. Langkah kedua, torak bergerak dari TMA ke TMB karena tekanan yang besar akibat pembakaran bahan bakar, akibatnya volume ruang engkol berkurang dan terjadi pembakaran tekanan di dalam ruang engkol, gas baru yang ada di ruang engkol tertekan dan mengalir ke ruang bakar dan gas bekas pembakaran mwgalir ke saluran buang. Langkah kedua ini terdiri atas langkah usaha (ekspansi) dan langkah buang.
            Pada motor diesel fungsi sistem bahan bakar adalah untuk menginjeksikan bahan bakar (solar) dengan tekanan yang sangat tinggi ke dalam silinder pada akhir selah kompresi. Pada motor 4 tak oleh gerakan torak pada waktu selah hisap dari TMA ke TMB udara (udara saja) dihisap masuk ke silinder melewati katup pemasukan, kemuadian torak melakukan selah kompresii dari TMB ke TMA, akibat penekanan yang sangat tinggi, suhu udara yang ditekan menjadi naik sangat tinggi dan kemudian dilakukan penyemprotan bahan bakar dengan tekanan yang lebih tinggi melalui nozlze injeltor, bahan bakar tersebut langsung terbakar oleh suhu hasil penekanan udara sebelumnya. Komponen paling penting dari motor diesel adalah governor yang membatasi kecepatan mesin mengontrol pengantaran bahan bakar.
            Prinsip kerja mesin uap pada mesin uap pembakaran terjadi pada tungku, sedang air dan uap air sebagai fluida kerja terletak di dalam ketel dan saluran uap. Panas pembakaran disalurkan melalui dinding ketel di fluida kerja, dan gas hasil pembakaran di buang. Mesin uap meliputi jenis mesin uap torak dan turbin uap.






BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
      Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Pada motor 4 tak mempunyai 4 langkah dalam satu gerakan yaitu langkah hisap, langkah kompresi, langkah kerja (ekspansi), dn langkah buang.
2.      Pada motor 2 tak mempunyai dua langkah artinya setiap 2 langkah torak atau satu putaran poros engkol terjadi satu kali pembakaran bahan bakar atau menghasilkan satu kali langkah usaha.
3.      Sistem bahan bakar motor diesel untuk menginjeksi bahan bakar (solar) dengan tekanan yang sangat tinggi ke dalam silinder pada akhir kompresi.
4.      Mesin uap adalah mesin yang menggunakan energi panas dalam uap air dan mengubahnya menjadi energi mekanis.

6.2. Saran
      Sebaiknya praktikum dilaksanakan tepat waktu dan sebaiknya jangan mengambil hari minggu untuk melaksanakannya.




BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar belakang
Suatu alat dan mesin pertanian umumnya menggunakan motor penggerak untuk menggerakkan mesinnya. Semua motor baik motor listrik maupun motor diesel akan bekerja apabila terdapat mesin sebagai sumber tenaganya. Mesin tersusun atas alat-alat penyusun di dalamnya yang letaknya saling berdekatan. Posisi alat-alat yang berdekatan tersebut akan menimbulkan gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan gangguan pada mesin seperti mesin menjadi panas, aus, dan menyebabkan mesin cepat rusak bahkan bisa terbakar.
Kondisi mesin yang sangat erat kaitannya dengan gangguan-ganggguan akibat gesekan tersebut menyebabkan dibutuhkannya sistem pendingin dan pelumasan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya panas berlebih dan keausan pada mesin. Keausan akibat gesekan pada bagian yang bergerak dapat dicegah dengan menyalurkan minyak pelumas (Oli) melalui sistem pelumasan. Sistem pelumasan adalah salah satu sistem yang sangat penting bagi kendaraan. Sistem pelumasan pada kendaraan meliputi semua sistem yang memerlukan fluida pelumas sebagai media pelumasan ataupun penerus tekanan/gaya seperti pelumasan mesin, pelumasan roda gigi (transmisi atau diferensial). Sedangkan pelumasan yang sekaligus sebagai media pelumas perantara tenaga atau gaya tekan meliputi pelumasan transmisi otomatis pelumasan power staering dan pelumasan sem hidrolis. Sedangkan untuk mengurangi panas mesin dibutuhkan sisitem pendingin. Sistem pendingin itu, untuk mengetahui bagian dan cara kerja sistem pendingin dan pelumasan, maka dilakukanlah praktikum sistem pendingin dan pelumasan.

1.2.  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari bagian-bagian dan cara kerja sistem pendingin dan pelumasan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam mesin menghasilkan mesin yang bersuhu tinggi. Panas yang dihasilkan ini sebagian digunakan sebagai tenaga penggerak, sebagian hilang terbawa gas buang dan sebagian lagi diserap oleh bagian-bagian mesin itu sendiri. Panas yang diserap oleh bagian mesin itu harus segera dibuang untuk menghindari panas yang berlebihan yang dapat pula mengakibatkan mesin menjadi retak pecah (Karyanto, 1994).
Sistem pendingin pada motor berfungsi untuk membuang kelebihan panas dari silinder, kepala silinder, torak, ring torak, klep dan bagian-bagian lain dengan tingkat kelajuan tertentu, tetapi harus mempertahankan suhu kerja motor yang efisien. Sistem pendingin dibedakan menjadi tiga macam yaitu sistem pendingin udara, sistem pendingin cairan, dan sistem pendingin yang merupakan kombinasi dari udara dan cairan (Soedarmanto, 1997). Pemindahan panas dari komponen-komponen mesin kepada udara dilakukan oleh cairan pendingin atau udara pendingin. Cairan pendingin beredar karena cairan panas naik dan cairan dingin turun (Daryanto, 2000)
            Sistem pelumasan merupakan salah satu sistem utama pada mesin yaitu suatu rangkaian alat-alat mulai dari tempat penyimpanan minyak lumas (Karter), filter (penyaring), minyak pelumas, pompa, saluran minyak, pengaturan minyak yang berguna untuk memelihara penyaluran minyak pelumas agar sampai ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan (Trommelmans, 1993).
            Sistem pelumasan mesin mempunyai dua tugas yaitu mengurangi kerusakan dan keausan karena gesekan antara bagian-bagian mesin dengan cara memisahkan bagian-bagian tersebut dengan lapisan tipis dan oli untuk menghindari panas yang berlebihan. Dalam karter terdapat persediaan oli sebanyak 4-5 liter yang dipompakan ke seluruh bagian mesin dengan tekanan mencapai sekitar 40 pon per inci persegi (Daryanto, 1995).




BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 07 April 201 di Laboratorium Mesin dan Daya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1.      Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah motor dengan pendinginan air, motor dengan pendinginan udara, thermoster, poros engkol, batang torak, dan piston.
3.2.2.      Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis dan buku gambar.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Didengarkan penjelasan dari co.asst mengenai sistem pendingin dan sistem pelumasan.
2.      Dipersiapkan alat tulis dan buku gambar.
3.      Digambar bentuk sistem pendingin dan sistem pelumasan beserta keterangan komponen-komponen penyusunnya.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1. Hasil Pengamatan
Gambar 4. Sistem Pelumasan
Keterangan:

1.      Pintu / Katup Pemasukan Oli
2.      Torak / Piston
3.      Mesin
4.      Tangkai Torak
5.      Oli
6.      Bak Oli
7.      Tuas / Sendok Oli


4.2 Hasil Pengamatan
Gambar 5. Sistem Pendinginan
Keterangan:
1. Tempat Pemasukan Air                   6. Katup Pengatur
2. Radiator                                          7. Thermostan
3. Kipas                                               8. Motor Air
4. Selang Air Masuk Mesin                 9. Torak/Piston
5. Bel/Puley                                         10. Mesin



BAB V
PEMBAHASAN
Sistem pendingin suatu rangkaian untuk mengatasi over heating (panas berlebih pada mesin agar mesin dapat tahan lama. Komponen-komponen sistem pendingin yaitu water jacket, thermostat, radiator, tutup radiator, tali kipas (Drive belt) dan pompa air.
            Water Jacket (mantel pendingin) berhubungan dengan radiator yang dipasangkan di bagian depan mesin. Air yang telah panas dalam mantel dialirkan ke radiator untuk didinginkan dan pelaksanaan pendingin air ini dilakukan oleh udara yang mengalir melalui kisi-kisi radiator, sedangkan tarikan udara dilakukan oleh kipas yang digerakkan oleh mesin.
            Radiator berfungsi untuk mendinginkan air yang telah bersirkulasi dari mantel air dalam silinder mesin dan terbuat dari flat tembaga. Umumnya tabung air yang terletak di bagian atas dan bawah.
            Tutup radiator berfungsi unutk mencegah mendidihnya air pendingin pada saat mencapai suhu 100º C, dengan tekanan di dalam radiator diatas 1 atm. Di dalam tutup radiator terdapat pegas, relief valve, dan vacum valve. Relief valve berfungsi membuang kelebihan tekanan. Sedangkan vacum valve berfungsi menyamakan tekanan di dalam radiator dengan tekanan udara luar.
            Thermostat umumnya di pasang di dalam saluran jalan keluar air dari mesin ke radiator. Thermostat berfungsi untuk mempercepat tercapainya temperature kerja mesin dan untuk mempertahankan suhu kerja mesin pada saat bekerja. Thermostat merupakan sebuah katup otomatis yang bekerja atas dasar pengaruh suhu air pendingin, menutup bila suhu air pendingin rendah dan membuka saat suhu air pendingin tinggi. Suhu terbaik air pendingin dalam mesin adalah 80-90 derajat celcius.
            Pompa air berfungsi mensirkulasikan air pendingin, pompa ini dipasang di depan blok mesin dan digerakkan oleh puli poros engkol melalui tali kipas. Tali kipas (Drive belt) berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin dari poros engkol untuk menggerakkan bagian-bagian pembantu mesin seperti pompa air, kipas dan alternator (Dinamo ampere).
            Sirkulasi pendinginan oleh mesin diesel dimulai ketika mesin baru akan dihidupkan (biasanya pagi hari), suhu air pada radiator berkisar pada suhu ruang yaitu sekitar 23o C. ketika mesin dinyalakan, air yang berada di dalam blok mesin bersirkulasi dengan bantuan water pump melewati selang by-pass tanpa melewati radiator.
            Pada umumnya dalam sistem pendinginan, air disirkulasikan ke pipa dari water jacket dan kemudian dijatuhkan bebas ke dalam bak penyampur. Agar air tersebut bersirkulasi, maka diperlukan pompa yang memanfaatkan tenaga motor itu sendiri. Dalam sistem pendinginan ini, saat air dijatuhkan bebas terjadi perpindahan panas dan massa dari air ke udara seperti yang terjadi dalam cooling tower. Udara dapat mengalir secara alami atau karena adanya kipas. Air pendingin yang tertampung dalam bak kemudian disirkulasikan masuk ke water jacket kembali.
            Sistem pelumasan yang berfungsi mengurangi gesekan-gesekan yang akan menimbulkan gangguan pada mesin dikenal dengan dua cara yaitu pelumasan kering dan pelumasan basah. Sistem pelumasan kering adalah sistem pelumasan kering dimana bak penampung pelumas (tangki oli) diletakkan di luar mesin sehingga ruangan bak engkol selalu bersih. Sedangkan pelumasan basah merupakan pelumasan dengan bak penampung pelumas berada didalam karter mesin itu sendiri.
            Pada umumnya komponen-komponen utama pada sistem pelumasan adalah corong hisap saringan, pompa minyak, dan saringan oli. Corong hisap saringan digunakan untuk mengarahkan dan menyaring minyak lumas dari karter yang dihisap oleh pompa minyak, biasanya digunakan untuk menyaring kotoran yang kasar.
            Pompa minyak (oil pump) berfungsi menghisap minyak lumas dari karter dan menyalurkan atau mengedarkan ke seluruh bagian yang memerlukan pelumasan. Pompa minyak yang banyak digunakan pada mesin-mesin mobil adalah model roda gigi (Gear type pump) dan model rotor (Rotor type pump). Saringan oli (oil filter) adalah suatu komponen yang digunakan untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat di dalam oli sebelum oli tersebut melumasi bagian-bagian mesin.
            Berdasarkan sirkulasinya, minyak pelumas dibagi menjadi dua golongan yaitu pelumasan sistem filter dengan by-pass filter dan pelumasan sistem filter dengan langsung melalui filter.
            Pelumasan sistem filter dengan by-pass filter sudah jarang digunakan pada mesin-mesin mobil karena minyak pelumas yang mengalir atau beredar masih mengandung kotoran-kotoran. Prinsip kerja sistem ini dimulai dengan dihisapnya minyak lumas dari bak karter oleh pompa, ditekan langsung dialirkan ke bagian-bagian motor yang memerlukan pelumasan. Namun, karena minyak pelumasnya kurang bersih maka sistem ini kurang baik untuk diterapkan.
            Pelumasan sistem langsung melalui filter lebih baik jika dibandingkan dengan sistem by-pass. Pada sistem pelumasan ini,oli disalurkan ke seluruh bagian yang memerlukan pelumasan dengan cara ditekan oleh pompa. Minyak pelumas yang disalurkan lebih bersih karena melelui beberapa proses penyaringan.
            Prinsip kerja sistem pendinginan secara umum dimulai ketika pendingin diberikan tekanan oleh pompa air dan bersirkulasi. Pada saat mesin masih dalam keadaan dingin, air pendingin masih dingin dan thermostat masih tertutup, sehingga cairan bersirkulasi melalui selang by-pass dan kembali ke pompa air. Setelah mesin menjadi panas thermostat terbuka dan katup by-pass tertutup dalam by-pass sirkuit. Cairan pendingin yang telah menjadi panas di dalam water jacket kemudian disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas dan putaran udara dengan adanya gerakan maju kendaraan itu sendiri. Cairan dingin yang sudah melalui proses tersebut ditekan kembali oleh pompa air ke water jacket.
            Prinsip kerja sistem pelumasan pada mesin dimulai ketika pompa oli bekerja berdasarkan putaran poros engkol yang kemudian melakukan hisapan oli dari oil pan dan saringan kasar pada bak oli. Oli yang dihisap kemudian ditekan melalui sistem pengatur tekanan dan melalui filter oil kemudian oli melumasi bagian-bagian mesin dan kembali ke bak oli oleh gaya gravitasinya sendiri. Begitu seterusnya sistem pelumasan berlangsung terus-menerus selama sistem pelumasan masih dapat bekerja dengan baik.



























BAB VI
PENUTUP
6.1.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :           
1.      Sistem pendingin merupakan suatu rangkaian untuk mengurangi over heating (panas berlebih) pada mesin agar mesin tahan lama.
2.      Komponen-komponen mesin pendingin yaitu Tempat Pemasukan Air Katup Pengatur, Radiator, Thermostat, Kipas, Motor Air, Selang Air Masuk Mesin, Torak/Piston,  Bel/Puley, Mesin.
3.      Dalam sistem pendingin, air disirkulasikan ke dalam pipa dari water jacket kemudian dijatuhkan bebas ke dalam bak penyampur.
4.      Sistem pelumasan berfungsi mengurangi gesekan-gesekan antara bagian mesin yang akan menyebabkan keausan pada mesin.
5.      Komponen-komponen sistem pelumasan antara lain Pintu / Katup Pemasukan Oli, Torak / Piston, Mesin, Tangkai Torak, Oli, Bak Oli, Tuas / Sendok Oli
6.      Berdasarkan sirkulasinya, pelumas dibagi dua yaitu pelumasan sistem filter dengan By-Pass Sistem Filter dan pelumasan sistem filter langsung melalui filter.



6.2.         Saran
Sebelum praktikum seharusnya peralatan dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu supaya praktikan bisa langsung melihat dan memahami bagian-bagian mesin serta fungsinya.













BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Penerus daya atau yang lebih dikenal dengan transmisi adalah alat yang sangat berperan penting dalam sutu mesin untuk dapat memindahkan tenaga atau putaran dari motor penggerak ke alat lain yang bergerak. Dalam praktikum ini yang dijelaskan adalah sistem transmisi pada traktor. Dimana sistem transmisi ini juga berfungsi untuk mengurangi kecepatan karena tidak seluruhnya pekerjaan membutuhkan traktor berjalan pada kecepatan yang sama. Oleh karena itu sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam suatu mesin karena sistem transmisi memiliki bagian-bagian yang dapat digunakan untuk menjalankan atau mengendalikan mesin tersebut. Sehingga perlu dipahami penggunaan dan fungsi dari bagian-bagiannya tersebut.
1.2              Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari bagian-bagian sistem transmisi pada traktor da cara kerjanya.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sumber tenaga di sini ialah asal dari tenaga yang digunakan pada pekerjaan pertanian. Contohnya jika suatu peralatan digerakkan menggunakan motor listrik, sedangkan listrik tersebut berasal dari generator yang digerakkan dengan kincir angin, maka dikatakan bahwa sumber tenaga untuk peralatan atau pekerjaan tersebut ialah tenaga angin. Secara umum, tenaga yang digunakan pada pekerjaan-pekerjaan pertanian dapat dibagi menurut sumbernya ialah tenaga manusia, tenaga hewan , tenaga mesin , tenaga alam. Perlu sebelumnya diberi batasan pengertian, bahwa yang dimaksud dengan mesin di sini ialah suatu kontruksi yang menggunakan bahan bakar (biasanya solar atau bensin, atau bahan bakar lain seperti biomas) untuk menghasilkan tenaga gerak, untuk selanjutnya akan disebut dengan istilah motor bakar. Dengan demikian, tercakup dalam, pengertian ini ialah mesin yang digunakan pada traktor tangan atau traktor besar, mesin disel penggerak rice milling unit, mesin pompa air, serta mesin yang digunakan pada pekerjaan-pekerjaan pertanian yang lain ( Tasliman, 2009).
Torsi tertinggi suatu mesin umumnya terjadi pada sekitar pertengahan dari batas putaran mesin yang diijinkan, sedangkan kendaraan memerlukan torsi tertinggi pada saat mulai bergerak. Selain itu, kendaraan yang berjalan pada jalan yang mendaki memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan mobil yang berjalan pada jalan yang mendatar. Kendaraan yang berjalan dengan kecepatan rendah memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan kecepatan tinggi. Dengan kondisi operasi yang berbeda-beda tersebut maka diperlukan sistem transmisi agar kebutuhan tenaga dapat dipenuhi oleh  mesin (Sularso, 1993).
Transmisi daya dari traktor ke mesin dapat pula menggunakan suatu tangkai. Tetapi persoalannya akan menjadi berlipat ganda pada sebuah mesin pemanen terpadu (combine) yang bergerak sendiri yang sumber dayanya adalah sebuah motor yang dipasang pada mesinnya sendiri. Cara pemindahan daya dalam hubungannya dengan peralatan usaha tani adalah pemindahan langsung, roda tarnsmisi dan sabuk, gigi jentera dan rantai, roda gigi, setang penggerak dan sambungan universal, sisitem hidraulik dan setang penggerak lentur (Smith, 1990).


















BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 7 April 2013 di Laboratorium Daya dan Mesin Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri. Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum.
3.2.1. Alat-alat praktikikum
            Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut    kopling,piringan (disk cluth) 1 set , pasangan gigi verseneling 1 set dan gigi defrention 1 set.
3.2.1 Bahan –bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut alat tulis dan buku gambar.
3.3 Prosedur Kerja
            Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut 
1.      Dipersiapkan alat tulis dan buku gambar yang telah dibagi 4 ruang sama besar
2.      Diamati dan di gambar sistem transmisinya dan keterangannya.




BAB IV
HASIL PENGAMATAN
7.1  Hasil Pengamatan

Gambar 6. Sistem transmisi
Keterangan ;
1.      Poros engkol                                             6. Poros Utama
2.      Kopling                                                     7. Poros Penggerak
3.      Pedal kopling                                            8. Kopling Silang
4.      Bak verseneling                                         9. Roda Dinion
5.      Tuas verseneling                                        10 Roda ulir
BAB V
PEMBAHASAN
Sistem transmisi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk meneruskan putaran dari mesin ke sistem kopling dan kebagian-bagian yang membutuhkan, misalnya roda, pulley dan lain-lain. Dalam menjalankan fungsi tersebut maka perlu diketahui terlebih dahulu 3 bagian pada sistem transmisi yang terdapat pada traktor yaitu kopling, porsnelling dan gigi diferensial. Transmisi dibedakan menjadi tiga jenis antara lain transmisi standar, yang terdiri atas transmisi sledding, countans mean dan syinchro mean, transmisi over drive dan teransmisi otomatis.
Fungsi sistem transmisi pada traktor adalah untuk meneruskan daya dari proses motor ke bagian-bagian yang membutuhkan. Fungsi kopling pada alat bajak teraktor adalah untuk memutus dan menghubungkan putaran poros motor dengan poros transmisi. Kopling juga berfungsi untuk menggerakkan dan menghentikan suatu kendaraan atau traktor tanpa terjadi sentakan atau kejutan. Karena putaran dari mesin terputus maka roda tidak lagi bergerak.
Sistem transmisi merupakan sistem memindahkan tenaga dari pusat tenaga yaitu motor penggerak ke alat-alat yang bergerak untuk mengubah kecepatan dari mesin tersebut. Transmisi daya dari traktor ke mesin dapat pula menggunakan suatu tangkai. Adapun fungsi sistem transmisi pada traktor adalah untuk meneruskan daya dari poros motor ke bagian-bagian yang membutuhkan seperti roda. Sistem transmisi ini memiliki bagiab-bagian yang penting yaitu kopling, gigi verneling dan gigi differensial. Masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Kopling adalah alat pencengkeram antara sumber daya dan mesin atau antara bagian-bagian mesin yang bergerak, dimana dengan alat tersebut unit-unit mesin dapat disambung atau dilepas. Ada dua tipe kopling yaitu kopling dorong (positif) dan kopling gesek. Tetapi tipe kopling yang digunakan pada traktor adalah tipe kopling gesek. Secara umum, bagian penggerak dan yang digerakkan disambung melalui permukaan yang bergesek dan dengan menggunakan suatu mekanisme yang tepat untuk menekan dan menahan kedua permukaan gesekan menjadi satu.
Fungsi dari kopling adalah untuk melepaskan dan menghubungkan putaran poros motor dan poros transmisi. Bagian-bagian dari kopling adalah rumah kopling, roda gila, plat kopling, plat penekan, jari-jari penekan dan pedal penekan. Sedangkan gigi versneling berfungsi untuk pengurangan kecepatan putaran antara poros engkol motor dengan roda penggerak agar dapat diperoleh kecepatan kekuatan dan kekuatan traksi yang sesuai dengan kebutuhan, memungkinkan traktor berbalik arah. Untuk gigi differensial mempunyai fungsi untuk mengatur perbedaan kecepatan roda penggerak kiri dan roda penggerak kanan sehingga pada saat membelok traktor tidak tergelincir dan menyamakan perpindahan gaya traksi terhadap tanah.
Pasangan gigi versenelling berfungsi untuk pengurangan kecepatan putaran diantara poros engkol motor dengan bagian-bagian traksi atau roda penggerak agar dapat diperoleh kecepatan dan kekuatan transmisi yang sesuai dengan kebutuhan, memungkinkan traktor berjalan berbalik arah atau mundur.
Gigi diferensial digunakan agar dapat dimungkinkan kecepatan putaran roda penggerak kiri dan roda penggerak kanan tidak sama sehingga traktor tidak mengalami slip waktu membelok, dan menyamakan perpindahan gaya traksi tanah. Differential gear terdiri atas gigi bevel pinion, gigi kerona (Crown atau Ring gir).
















BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Sistem transmisi merupakan kelanjutan dari proses yang dilakukan oleh piston sehingga roda dapat bergerak.
2.      Untuk terjadinya sistem transmisi faktor-faktor pendukungnya ialah adanya kopling versneling dan gigi differensial.
3.      Sistem transmisi merupakan sistem memindahkan tenaga dari pusat tenaga yaitu motor penggerak ke alat-alat yang bergerak untuk mengubah kecepatan dari mesin.

6.2. Saran
 Berdasarkan pada hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik saran yaitu diharapkan dapat menyediakan alat praktikum yang lebih lengkap agar para praktikan dapat memahami dengan mudah.



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Perkembangan teknologi semakin hari semakin berkembang pesat. Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut, kita dituntut untuk selalu tanggap dalam mengahadapinya. Karena sejatinya perkembangan teknologi telah banyak memberikan segala kemudahan bagi manusia di segala bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pertanian. Salah satu hasil dari perkembangan teknologi dalam bidang pertanian adalah traktor tangan.
Dengan adanya traktor tangan, kegiatan mengolah lahan pertanian oleh petani kini lebih mudah dan lebih efisien waktu dan tenaga serta lebih cepat dalam proses pengolahan lahan pertanian. Namu, pemahaman para pengguna traktor tangan terhadap tata cara mengemudikan traktor tangan yang baik dan benar supaya terhindar dari kecelakaan kerja masih tergolong kurang. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa teknik pertanian, memahami komponen-komponen penyusun traktor tangan beserta fungsinya dan bagaimana cara mengemudikan traktor tangan yang baik dan benar adalah hal yang sangat penting. Untuk itu, pelaksanaan praktikum dengan judul belajar mengemudikan traktor tangan sangat berguna untuk menambah wawasan pengetahuan tentang alat dan mesin pertanian seperti traktor tangan sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari.

1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dasar–dasar menguasai traktor dan belajar mengemudikan traktor.




























BAB II
TINJAUAN  PUSTAKA
Traktor roda dua atau traktor tangan (power tiller/hand traktor) adalah mesin pertanian yang dapat dipergunakan untuk mengolah tanah dan pekerjaan pertanian lainnya dengan alat pengolah tanah yang digandengkan/dipasang di bagian belakang mesin. Traktor tangan ini mempunyai mesin efisiensi tinggi, karena pembalikan dan pemotongan tanah dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Traktor ini merupakan mesin serba guna karena dapat juga berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk alat-alat lain seperti pompa air, alat prosesing, gandengan (trailer), dan lain-lain (Mulyoto Hardjosentono, dkk, 1996).
Pada alat dan mesin pertanian ada yang menggunakan mesin dengan motor bensin dan motor diesel. Salah satu alat dan mesin pertanian yang memanfaatkan motor diesel sebagai penggeraknya adalah pada traktor tangan. Motor diesel adalah suatu motor bakar yang pada langkah pertama menghisap udara murni dari saringan udara, sedangkan pemasukan bahan bakar dilakukan pada akhir langkah kompresi yang mempunyai tekanan tinggi dan menghasilkan suhu yang mampu menyalakan bahan bakar (Daryanto, 1984).
Traktor digunakan untuk berbagai keperluan, penggunaan yang paling banyak ialah untuk pengolaha tanah, karena pekerjaan pengolahan tanah adalah pekerjaan pertanian yang relatif membutuhkan daya yang besar dibanding pekerjaan lainnya. Selain itu, traktor juga digunakan untuk penanaman, pemeliharaan tanaman, untuk memutar pompa irigasi, untuk pemanen (dengan memasang pisau/reaper), untuk memutar perontok padi, serta untuk pengangkutan mulai dari bibit, pupuk, peralatan sampai hasil pertanian (Anonim, 2011).
Tipe  traktor berdasarkan cara dalam mencapai tujuan diklasifikasikan atas beberapa tipe kerja, yaitu : wheel type adalah traktor yang pada umumya menggunakan roda karet pada bagian depan dan belakang; crawl type adalah traktor yang memiliki suatu rangkaian rantai yang praktis dengan kekuatan penuh di kedua sisinya; dan half track type merupakan traktor dengan kombinasi dari kedua tipe di atas, yaitu bagian depan menggunakan roda karet dan belakang menggunakan rantai (Khaul, 1986).
Penggunaan traktor sebagai sumber tenaga dalam pengolahan tanah diharapkan dapat mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan untuk proses pengolahan tanah, kapasitas kerja menjadi lebih tinggi dan pendapatan petani bertambah, sehingga dapat dilaksanakan usaha intensifikasi dan ekstensifikasi yang sempurna (Hardjosoediro, 1983).
Ada beberapa persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh suatu traktor dalam kegiatan pertanian, oleh karena itu beberapa jenis traktor dirancang berbeda meskipun kegunaannya sama dalam kegiatan pertanian. Dalam merancang suatu traktor, ada beberapa komponen yang harus diperhatikan, antara lain faktor  penglihatan operator, faktor lahan, faktor roda, kestabilan, kecepatan, dan sistem manuver (Anonim, 2010).

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
          Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 14 April 2013 di Laboratorium Daya dan Mesin Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
            Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah traktor roda dua dan alat tulis.
3.3 Prosedur Kerja
            Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.    Cara menghidupkan traktor
Ø Saluran bahan-bahan dari tangki bahan bakar dibuka.
Ø Diperiksa apakah handle dapat digoyang-goyangkan secara bebas kekiri dan kekanan. Sebelum engkol starter diputar ungkit kopling mesin ditekan.
Ø Gas diatur pada skala strert.
Ø Eengkol startert diputar ke kanan.
Ø Gas ditambah sampai skala “rum”
Ø Setelah motor hidup, motor didiamkan dalam keadaan icling.
2.    Cara menjalankan traktor
Ø Dalam keadaan persneling netral, gas dalam keadaan idling, handle kopling pada “rem”.
Ø Masukkanlah handle persneling sesuai dengan kecepatan yang dikehendaki (awas handle kopling tetap pada “rem”) yang dipaksakan pemasukan gigi perneling itu, dapat merusak gigi pemindah.
Ø Apabila gigi persneling itu telah masuk betul gas dibesarkan. Sedikit sampai kira-kira setengah penuh.
Ø Secara perlahan-lahan handle kopling pada netral dahulu, gas dibesarkan sedikit sesuai dengan kecepatan dan beban yang dikehendaki handle persneling diungkit sampai skala “jalan”.
3.    Cara mematikan traktor
Ø Gas diperkecil.
Ø Handle ditarik dikembalikan ke netral.
Ø Setelah traktor berhenti handle persneling dikembalikan dalam kedudukan netral.
Ø Handle ditarik ke “rem” netral.
Ø Gas diperkecil sampai berhenti.
Ø Persneling dikembalikan ke netral.


BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
Gambar 7. Traktor tangan
Keterangan :

1.      Karet Pegangan
2.      Pegangan Pembantu
3.      Tuas gigi/persneling
4.      Tuas kopling pembelok
5.      Pegangan utama
6.      Roda besi
7.      V-belt

8.      Motor penggerak
9.      Lampu
10.  Knalpot/ tempat pembuangan sisa pembakaran

BAB V
PEMBAHASAN
Traktor merupakan alat pertanian yang didesain khusus dan sederhana yang biasa digunakan oleh para petani di desa untuk mengolah lahan pertanian. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah traktor roda dua yang biasa dikenal dengan nama traktor tangan. Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan, traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu traktor tangan berbahan bakar solar, traktor tangan berbahan bakar bensin dan traktor tangan berbahan bakar minyak tanah (kerosin). Adapun bagian-bagian utama dari traktor tangan diantaranya, yaitu lampu, mesin, kopling, gearbox, handlebar,speep-changing, clutch-breake handle, throttle control handle, steering hand grip, traction adaptor, driving wheel dan frame. Sedangkan bagian-bagian utama traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu tenaga penggerak traktor tangan, kerangka dan transmisi (penerus tenaga) traktor tangan dan tuas kendali/kontrol traktor tangan.
            Sebelum traktor digunakan, sebaiknya pengguna traktor tangan terlebih dahulu mengenal bagian-bagian utama seperti bagian tenaga penggerak, kerangka dan transmisi (penerus tenaga) dan tuas kendalai/kontrol supaya tidak terjadi kecelakaan pada saat digunakan bekerja. Adapun langkah-langkah menjalankan traktor, yaitu pertama yang harus dilakukan adalah menghidupkan motor. Biasanya traktor yang menggunakan motor diesel dihidupkan dengan engkol. Mula-mula engkol dipasang pada poros engkol. Setelah gas dibesarkan sedikit, engkol diputar kekanan beberapa kali sampai putarannya cukup untuk menghidupkan motor. Sewaktu pemutaran, tidak lupa menarik alat penghilang kompresi karena jika tidak, maka tidak dapat memutar/mengengkol motor. Sedangkan yang harus diperhatikan pula adalah sebelum mengengkol mesin, gigi/persneling harus dalam posisi netral. Setelah motor hidup, motor didiamkan dalam keadaan icling.
            Sedangkan cara menjalankan traktor setelah motor dihidupkan yaitu dalam keadaan persneling netral, gas dalam keadaan idling, handle kopling pada rem, kemudian masukkan gigi/persneling dengan menggunakan tongkat persneling sesuai dengan kecepatan yang dikehendaki. Apabila gigi persneling telah masuk, lalu gas dibesarkan sedikit demi sedikit sampai kira-kira setengah penuh. Setelah itu, kopling dilepaskan atau di on-kan pelan-pelan dan tidak melepas kopling sekaligus karena dapat menimbulkan kecelakaan, lalu gas dibesarkan sedikit sesuai dengan kecepatan dan beban yang dikehendaki, handle persneling diungkit sampai traktor dalam keadaan jalan. Adapun cara menghentikan traktor yaitu dengan menarik tongkat kopling ke belakang, yaitu ke posisi off. Setelah traktor berhenti, gigi persneling dinetralkan kemudian gas diperkecil sampai berhenti.
            Dalam mengemudikan/pengoperasian yang mempengaruhi traktor adalah dari faktor pengguna traktor itu sendiri. Di dalam menggunakan traktor dibutuhkan skill dan pengetahuan tentang bagian-bagian utama dari traktor oleh para pengguna traktor, karena jika tidak maka tidak akan mungkin menjalankan traktor dengan baik. Selain itu, yang sangat berpengaruh dalam mengemudikan traktor adalah kondisi dari komponen-komponen mesin traktor seperti kopling, piringan, gas handla persneling dan lain-lain. Aapabila komponen-komponen tersebut dalam keadaan baik atau layak untuk digunakan, maka traktor dapat dijalankan dengan baik. Namun, apabila sebaliknya dapat menimbulkan gangguan-gangguan dalam penggunaan traktor bahkan dapat menyebabkan traktor dalam keadaan rusak sehingga tidak dapat digunakan bekerja. Selain faktor-faktor tersebut, faktor lingkungan juga sangat berpengaruh dalam menjalankan traktor, dimana untuk menjalankan traktor harus sesuai dengan tempatnya yaitu di sawah dan tidak mungkin megemudikan traktor di jalan raya karena dapat mengganggu pengguna jalan raya.
            Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh traktor tangan diantaranya, yaitu dapat digunakan pada petak sawah yang kecil dan petak sawah yang berada di tengah sawah milik orang lain. Karena traktor tangan konstruksinya lebih sederhana. Selain itu, traktor tangan juga dapat melintasi sawah yang satu dengan yang lainnya tanpa menyebabkan kerusakan, asalkan sawah tersebut belum ditanami. Oleh karena itu, traktor tangan sangat cocok digunakan pada kondisi lingkungan persawahan yang ada di Indonesia, karena pada umunya sawah-sawah yang ada di beberapa daerah pedesaan di Indonesia mempunyai ukuran yang tidak terlalu luas serta topografi lingkungannya sesuai dengan bentuk dan konstruksi traktor tangan.
            Dalam proses penggunaannya, faktor efektifitas dalam mengemudikan traktor oleh pengguna sangat menentukan dalam keselamatan kerja. Sebab, tidak semua orang mampu mengemudikan traktor dengan baik dan benar. Sehinga dibutuhkan skill atau kemampuan dalam pengguanaannya untuk mrngolah lahan pertanian. Dengan kemampuan yang dimiliki, pengguna traktor tangan akan mampu memanfaatkan dan mengemudikan traktor tangan dengan baik dan benar sehingga dapat menghindari terjadinya kecelakaan kerja.

BAB VI
KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
            Berdasarkan pembahasan dan hasil praktikum tentang belajar mengemudikan traktor tangan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.        Traktor tangan merupakan alat pertanian yang banyak digunakan oleh petani untuk mengolah lahan pertanian.
2.        Traktor tangan dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu tenaga penggerak, kerangka dan transmisi (penerus tenaga) dan tuas kendali/kontrol.
3.        Cara menjalankan traktor tangan yaitu setelah motor hidup kemudian masukkan gigi/persneling dengan tongkat persneling sampai kecepatan yang dikehendaki, kemudian kopling dilepas pelan-pelan sampai traktor dalam keadaan jalan.
4.        Dalam pengoperasian traktor yang baik dan benar serta menjaga keselamatan kerja sangat dipengaruhi oleh faktor manusia (pengguna), kondisi komponen-komponen mesin penyusun traktor dan faktor lingkungan serta faktor efektifitas penggunaan traktor.
5.        Indonesia adalah daerah yang cocok sebagai tempat penggunaan traktor tangan, karena kondisi persawahan yang ada sebagai tempat penggunaan traktor tangan sangat sesuai dengan konstruksi traktor tangan yang sederhana.


6.2. Saran
  Traktor yang digunakan dalam praktikum ini berupa traktor tangan. Namun, kondisinya kurang terawat sehingga sedikit mengganggu proses.












BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang





1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami kinerja kerja mesin perontok padi (power thresher) dan mempelajari pengaruh kecepatan putaran silinder mesin perontok terhadap mutu hasil perontokkan.           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mekanisme perontokan yang memisahkan gabah dari tangkainya, terdiri dari silinder yang berputar dan cekungan. Kebanyakan pemanenan padi dilengkapi dengan silinder jenis batang pemutar dan cekungan. Gabah dilepaskan dari tangkainya tanpa memotong merang yang berarti silinder gigi yang tersedia untuk merubah kecepatan selinder untuk disesuaikan dengan jenis tanaman yang dituai, merang ditempa ke atas mekanisme pemisah, sedang gabahnya jatuh melalui cekungan ke dalam suatu wadah dan disampaikan ke mekanime pembersih (Pearson, 1990).
Power thresher merupakan mesin perontok yang menggunakan sumber tenaga penggerak enjin. Kelebihan mesin perontok ini adalah kapasitas kerja lebih besar dan efisiensi kerja lebih tinggi` dibandingkan dengan alat perontok padi lainnya. Penggunaan mesin thresher mempermudah dalam perontokkan padi karena mesin ini digerakkan oleh mesin penggerak yang memiliki kemampuan dan mobilitas tinggi dibandingkan dengan mesin perontok tradisional yang memakan waktu dan membutuhkan tenaga yang besar (Purba, 2012).
Kegiatan perontokan padi dilakukan setelah kegiatan panen menggunakan sabit atau alat mesin panen (reaper). Kegiatan perontokan ini dapat dilakukan secara tradisional (manual) atau menggunakan mesin perontok. Secara tradisional kegiatan perontokan akan menghasilkan susut tercecer yang relatif besar, mutu gabah yang kurang baik, dan membutuhkan tenaga yang cukup melelahkan. Mesin perontok dirancang untuk mampu memperbesar kapasitas kerja, meningkatkan effisiensi kerja, mengurangi kehilangan hasil dan memperoleh mutu hasil gabah yang baik (Putra, 2012).
Spesifikasi dari thresher yaitu, motor bakar sebagai sumber tenaga; reducer untuk menurunkan kecepatan putaran; puli untuk meneruskan daya; v-belt untuk menyambung puli; rangka untuk penyangga alat; pintu masukkan untuk memasukkan padi dan jerami; lubang pembuangan tempat mengeluarkan hasil dan kotoran; saringan untuk menyaring atau memisahkan kotoran dengan gabah; sudu untuk mengarahkan kotoran ke lubang pembuangan; kerangka perontok untuk merontokkan padi; dan penampung gabah untuk  menampung gabah. Cara kerja daripada thresher adalah elektromotor dihidupkan, padi dimasukkan dan dirontokkan oleh kerangka perontok, gabah dan kotoran disaring menggunakan alat saringan. Kotoran akan keluar melalui lubang pengeluaran yang digerakkan oleh sudu dan gabah akan ditampung di penampung gabah (Manurung, 2012).
Perontokan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah pemotongan, penumpukan dan pengumpulan padi. Pada tahap ini, kehilangan hasil akibat ketidak tepatan dalam melakukan perontokan dapat mencapai lebih dari 5 %. Cara perontokan padi telah mengalami perkembangan dari cara digebot menjadi menggunakan pedal thresher dan power thresher (Sofiati, 2012).




BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum

  Praktikun ini dilaksanakan pada hari Minggu, 14 April 2013 bertempat di Laboratorium Daya dan Mesin Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum

3.2.1. Alat-alat Praktikum

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah power thresher bertenaga listrik, timbangan analog, timbangan digital dan timer.
3.2.2. Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah padi yang masih bermalai.

3.3. Prosedur Kerja

Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Ditimbang 0,5 kg, 1kg, 1,5 kg, dan 2 kg padi yang masih bermalai.
2.      Dihidupkan mesin perontok dan dibiarkan hingga putaran stabil.
3.      Dimasukkan padi yang telah ditimbang melalui lubang pemasukkan.
4.      Dibiarkan hingga padi telah rontok.
5.      Dicatat waktu perontokkan untuk tiap-tiap perontokkan.
6.      Ditimbang sisa, ampas, dan beras/padi.
7.      Dihitung efisiensi perontokkan padi tersebut.
.


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1. Hasil Pengamatan
Gambar 8. Mesin Perontok Padi (Power Thresher)
Keterangan :
  1. Tutup Theresher                      6. V-Belt
  2. Penyaring                                7. Ventilasi
  3. Charger                                   8. Tombol ON/OFF
  4. Mesin                                        9. Tempat Pemasukan Padi
  5. Puli                                            
4.2. Tabel Hasil Pengamaan
No
Berat
Bahan (kg)
Waktu (s)
Berat gabah (kg)
Sisa (kg)
Efisiensi (%)
Ampas (kg)
Perontok
Alat
1
0,5
12,51
0,14
0,023
85%
28%
0,35
2
1
16,68
0,27
0,078
77%
27%
0,16
3
1,5
27,62
0,38
0,078
82%
25%
0,95
4
2
20,09
0,47
0,118
79%
23%
0,118

4.3. Analisis Data
4.3.1. Efisiensi Perontok

4.3.2. Efisiensi Alat


.3.3. Kapasitas Alat (KA)
            KA = 
                      =  
                    =0,016








BAB V
PEMBAHASAN
Perontokan padi merupakan tahapan lanjutan setelah padi selesai dipanen dan dikumpulkan pada suatu tempat tertentu. Perontokan padi yaitu pemisahan butir-butir padi dari malainya. Salah satu alat yang digunakan untuk merontokkan padi menjadi gabah adalah power thresher. Dimana prinsip kerja power thresher adalah melepas butir-butir gabah dari tangkainya. Power Thresher terdiri atas motor,rantai, rantai, karet, dan roda perontok. Motor berfungsi sebagai penggerak alat perontok yaitu roda perontok, dalam hal ini motor digerakkan oleh motor listrik melalui sistem transmisi.
Spesifikasi dari power thresher yaitu, motor bakar sebagai sumber tenaga; reducer untuk menurunkan kecepatan putaran; puli untuk meneruskan daya; v-belt untuk menyambung puli; rangka untuk penyangga alat; pintu masukkan untuk memasukkan padi dan jerami; lubang pembuangan tempat mengeluarkan hasil dan kotoran; saringan untuk menyaring atau memisahkan kotoran dengan gabah; sudu untuk mengarahkan kotoran ke lubang pembuangan; kerangka perontok untuk merontokkan padi; dan penampung gabah untuk  menampung gabah. Cara kerja power thresher adalah elektromotor dihidupkan, padi dimasukkan dan dirontokkan oleh kerangka perontok, gabah dan kotoran disaring menggunakan alat saringan. Kotoran akan keluar melalui lubang pengeluaran yang digerakkan oleh sudu dan gabah akan ditampung di penampung gabah.
Pada praktikum ini dilakukan perhitungan terhadap nilai dari efisiensi alat, efisiensi perontok dan kapsitas alat. Perbedaaan antara efisiensi alat dengan efisiensi perontok yaitu alat yang mencakup keseluruhan alat sedangkan efisiensi perontok hanyab mencakup alat perontok saja, dan kapasitas alat rata-rata berat gabah dibagi satu-satuan waktu.
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan diperoleh bahwa padi dengan berat 0.5 kg memiliki efisiensi perontok sebesar 85% dan efisiensi alat sebesar 28%, pada saat padi dengan berat 1 kg memiliki efisiensi perontok sebesar 77%  dan efisiensi alat sebesar 27%, pada saat padi dengan berat sebesar 1.5 kg efisiensi perontok sebesar 82% dan efisiensi alat sebesar 25%, pada saat padi dengan berat 2 kg memiliki efisiensi perontok sebesar 79% dan efisiensi alat sebesar 23%, dan nilai kapasitas alat adalah 0,016%.
Bagus tidaknya sebuah alat dapat diketahui dari besranya efisiensi alat tersebut. Semakin besar efisiensi ssebuah alat maka alat tersebut semakin bagus atau semakin efisien baik dari segi biaya maupun waktu. Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai efisiensi alat cukup besar jika dilihat dari  hasil perbandingan antara berat gabah dibagi berat bahan, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa power thresher mempunyai kualitas yang cukup baik dan dapat membantu petani dalam menngolah dan memproduksi bahan-bahan pertanian.
            Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi mesin adalah operator, keadaan alat dan kadar air bahan. Sebagai operator (orang yang mengendalikan) thresher, sangat perlu untuk mengetahui dasar-dasar mengoprasikan power thresher untuk mendapatkan efisiensi mesin yang baik dan juga untuk keselamatan operator sendiri. Keadaan alat juga sangat penting untuk diperhatikan kondisinya, sebab jika menggunakan alat dalam keadaan alat kurang baik maka dapat menambah kerusakan pada alat dan juga dapat membahayakan operator. Sedangkan kadar aiar juga berpengaruh terhadap efisiensi kerja mesin karena kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penggumpalan dan pembukusan dari jerami disekeliling drum perontok, sehingga pada saat akan dirontokkan padi yang dibutuhkan adalah padi yang kadar airnya sedikit(cukup kering).














BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1.        Prinsip kerja power thresher adalah untuk melepas butir-butir padi dari malainya.
2.        Perbedaan berat bahan mempengaruhi efisiensi alat dan efisiensi perontokkan pada padi
3.        Semakin bagus efisiensi sebuah alat maka semakin bagus pula efisien kinerja mesin, baik dari segi biaya maupun waktu.
4.        Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi mesin adalah operator, keadaan alat dan kadar air bahan.

6.2 Saran
             Untuk semua praktikan agar tetap berhati-hati saat mengoprasikan power thresher, karena jika tidak berhati-hati mesin mesin dapat membahayakan kita sebagai operator mesin tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Traktor Mini. Dalam: http//bbp2tp.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 7 Mei 2013, pukul 19.00 WITA.

Anonim. 2011. Pengenalan Traktor. Dalam: http//bisniskoe80.blogspot.com/ search/label/teknologi/traktor.html. Diakses tanggal 7 Mei 2013, pukul 19.20 WITA.

Daryanto. 1984. Mengenal Cara Kerja Mobil Secara Praktis. Tarjito:Bandung.
Daryanto. 1995. Pengetahuan Komponen Mobil. Jakarta: Bumi Aksara
Daryanto. 2000. Motor Bakar Untuk Mobil. Jakarta: Rineka Cipta
Daryanto,2012.Mesin Otomotif . Jakarta : Erlangga
Fahrurrozi,2012.Sistem Pelistrikan. Http://sistem-kelistrikan.blogspot.com.Diakses pada tanggal 15 April 2013.

Fuadmie,2012.Teknologi. Http://bagian-bagian-listrik-pada-motor.blogspot.com. Diakses pada tanggal 15 April 2013.

Hardjosoediro, Soekarmanto.1983. Mekanisasi Pertanian. Kerjasama Badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian (BPLPP) dengan Japan Cooperation Agensi (JICA). Jakarta.

Hardjosentono, Mulyoto, dkk. 1996. Mesin-Mesin Pertanian. PT Bumi Akasara: Jakarta.

Karyanto. 1994. Teknik Motor Diesel. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya
Margana, C.C.E, dkk.2013 Petunjuk Praktikum Mesin dan Peralatan. Mataram :           Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

Marwanard,2011.Sistem Listrik Motor Bakar .Http://www.slideshare.net. Diakses pada tanggal 15 April 2013.

Sakun, Khaul.1986. Agricultural Machines. Gidson Printing Work. India
Smith, H. P. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Soedarmanto. 1997. Motor Bakar Jilid I. Jakarta : Karya Remadja
Sularso. 1993. Dasar-Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Pradya Paramita. Jakarta.

Sukrisno,Umar.2009.Bagian-BagianMesin. Jakarta: Erlangga
Trommelmans, J. 1993. Prinsip- Prinsip Mesin Diesel. Bandung : Remaja Rosdakarya
Rudatin, Taslim. 1996. Teknik Reparasi Mesin-Mesin Mobil dan Motor. CV Bahagia Batang. Pekalongan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar