LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
ILMU TANAH
ACARA
III. STRUKTUR TANAH

OLEH
NAMA
: ABDUL KARIM
NIM
: JIB013004
PRODI
: TEKNIK PERTANIAN
KEL/GEL
: II/I
FAKULTAS
TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS
MATARAM
2014
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun
sebagai syarat untuk mengikuti praktikum selanjutnya
Mataram, 8 Desember 2014
Mengetahui
Asisten Praktikum Praktikan
Duyung
Haryani Abdul
Karim
CIM010137 JIB013004
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tanah merupakan materi yang melapisi seluruh dataran
dibumi yang terdiri dari bahan organic dan bahan anorganik yang berbentuk tiga
dimensi tersusun dari masa padat, cair, dan gas pada permukaan bumi. Tanah
memiliki sifat fisik seperti struktur tanah yaitu gumpalan kecil dari butir-butir
tanah yang terikat oleh perekat organic. Struktur tanah sangat penting untuk
diketahi karena struktur tanah berpengaruh terhadap pengolahan tanah yang
meliputi pergerakan air, ukuran, kemantapan agregat konsistensi, erosi dan
porositas yang merupakan factor penting yang harus diperhatikan dalam mengolah
lahan pertanian. Oleh karena itu sangat perlu untuk dilakukan praktikum
struktur tanah untuk menentukan kerapatan butir tanah dan kekapatan masa.
1.2.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah menetapkan
kekepatan butir tanah (BJ), menetapkan kerapatan masa (BV) dan menghitung
prorositas tanah (n).
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
Struktur tanah ialah susunan zarah-zarah tanah
membentuk pola kurungan proses yang terlibat dalam pembentukan struktur tanah
ialah penjolotan dan agregasi dengan atau tanpa diikuti sementasi pengelompokan
dapat terjadi karena potensial zeta tanah menurun yang menyebabkan kakas tolak
antara zarah menjadi kecil sehingga kakas tarik gravitasi antara masa zarah
dapat bekerja. (Notohadi prawiro, 2009).
Struktur tanah yang baik adalah yang kandungan udara
dan airnya dalam jumlah cukup dan seimbang serta mantap. Hal semacam ini hanya
terdapat pada struktur yang ruang pori-porinya besar, dengan perbandingan yang
sama antara pori-pori makro dan pori-pori mikro serta tahan terhadap pukulan
tetas-tetes air hujan. Dikatakan pula bahwa struktur yang baik bila
perbandingan sama antara padatan air, udara dan padatan (Suhardi, 2004).
Struktur tanah digunakan untuk menjunjukan ukuran
partikel-partikel tanah seperti pasir, debu dan liat yang membentuk agregat
satu dengan yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah.
Agregat yang terbentuk secara alami disebut ped struktur yang dapat
dimodifikasi pengaruh tekstru tanah dalam hubungannya dengan kelembaban
porositas, tersedia unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pengaruh pemakaian
akar (Maddid, 2007).
Tanah yang terbentuk di daerah dengan curah hujan
tinggi umumnya ditemukan struktur tanah atau granular dilapisan atas yaitu
horizon A dan struktur gumpal di horizon B atau tanah lapis bawah. Struktur
dapat berkembang dari butiran-butiran tunggal. Dalam rangka menghasilkan
agregat-agregat dimana harus terdapat beberapa mekanisme dan partikel-partikel
tanah pengelompokan bersama menjadi doster. Pembentukan ini kadang-kadang
sampai ketahap perkembangan structural yang mantap (Hanafiah, 2005).
Struktur tanah sangat berpengaruh dalam bidang
pertanian. Tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman menjadi penentu seberapa
hasil panen yang didapat jike struktur terlalu mantap maka akar sulit
menembusnya. Sebaliknya jika kemantapan struktur terlalu lemah maka
ketersediaan unsur hara dan air akan sedikit karena tanah tidak dapat mengikat
unsur hara dan air dengan kuat, oleh karena itu dibutuhkan struktur tanah yang
sumbang (Kurnia, 2006).
BAB
III METODELOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis 4
Desember 2014 dilaboraturium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1.
Alat
Adapun alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah piknometer, timbangan analitik, tali dan
termometer
3.2.2.
Bahan
Adapun bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah aquades, lilin, tanah vertisol, dan tanah
kering halus.
3.3. Prosedur Kerja
3.3.1.
Kerapatan
butir tanah (BJ)
1.
Disiapkan
piknometer kemudian ditimbang pada timbangan analitik
2.
Diisi
piknometer dengan air sampai penuh kemudian ditimbang kembali (6 gram)
3.
Diukur
temperature air dalam piknometer dengan pembulatan, kurang dari 0,5oC
dibulatkan keatas (missal t 1oC) lihat dalam daftar yang tersedia
berapa BJ air pada temperature itu
4.
Dibuang
air dalam piknometer, bersihkan semua tetesan air yang mungkin ada dibagian
luar piknometer dengan lap kemudian keringkan.
5.
Diisi
piknometer dengan tanah dengan menggunakan lorong gelas kecil kira-kira seberat
5 gr pasang sumbatnya dan ditimbang ( c gram)
6.
Diisi
piknometer dengan air kira-kira setengahnya. Tanah diaduk kuat dengan kawat
pengaduk halus untuk menghilangkan udara yang terserap kedalam tanah. Setelah
itu piknometer seutuhnya dibiarkan semalam dengan sumbat terpasang.
7.
Catat
hasil pengamatan pada table pengamatan
3.3.2.
Kadar
lengas contoh Tanah Kapasitas Lapang
1.
Diambil
sebongkah tanah vertisol, diikat dengan benang secara hati-hati sehingga dapat
digantung timbang bongkahan tanah ( a gram)
2.
Dicelupkan
bongkahan tanah kedalam lilin yang sudah dicairkan terus diangkat dan dibiarkan
tergantung sampai lapisan lilin yang meliputinya membeku.
3.
Diletakkan
diatas piring timbangan bongkahan tanah yang sudah dicelupkan pada lilin
kemudian ditimbang.
4.
Diisi
tabung dengan air sampi volume tertentu dengan tepat. Bongkahan tanah berlilin
dimasukkan kedalam air yang menyebabkan permukaan air akan naik. Catat beberapa
kenaikan volume air
5.
Diambil
bongkah tanah yang sejenis dan tetapkan kadar lengasnya untuk mendapatkan berat
tanah kering mutlak.
BAB
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel. 3.1 Uji
berat jenis tanah (BJ)
Kelompok
|
A
|
B
|
C
|
D
|
1
|
36,52
|
76,18
|
41,8
|
78,35
|
2
|
27,71
|
77,80
|
32,85
|
80,21
|
3
|
26,72
|
76,22
|
31,74
|
79,23
|
4
|
27,27
|
77,01
|
32,32
|
80,35
|
Tabel 3.2 Uji
berat Volume tanah (BV)
Kelompok
|
A
|
B
|
R
|
1
|
36,90
|
38,26
|
5
|
2
|
36,90
|
38,25
|
5
|
3
|
7,12
|
7,74
|
1
|
4
|
9,25
|
9,82
|
1
|
Perhitungan
a.
Kerapatan
butir tanah (BJ)
Kerapatan Butir Tanah = 100 (c – a) BJ1
. BJ2
(100
+ KL) : BJ2 (b – a) – BJ1 (d – c)
=
100 (41,8 – 36,52). 0,0082 . 0,0082
100+4,49
: 0,0082 (76,18-36,52) – 0,0082 (78,35-41,8)
= 100(5,28). 0,0007
104.49
: 0,32521 – 0,29971
= 0,3696
104,44
: 0,0255
= 0,3696
4,097
= 0,09 g/cm3
Kelompok 2
BJ = 100 (c – a) . BJ1 . BJ2
(100
+ KL) : BJ2 (b – a) – BJ1 (d – c)
= 100 (32,87-27,71) . 0,0082 . 0,0082
(100+12,82):
0,0082 (77,80 – 27,71) – 0,0082 (80,21 – 32,85)
= 100.5,14 . 0,0007
112,82
: 0,0082 (50,09) – 0,0082 (47,36)
= 0,3598
112,87
: 0,41074 – 0,388
= 0,3598
112,82
: 0,022
= 0,3598
5,036
=
0,0714 g/cm3
Kelompok 3
BJ = 100 (c –a). BJ1 . BJ2
(100+KL)
: BJ2 (b – a) – BJ1 (d – c)
= 100 (31,74 – 26,72 . 0,0082 . 0,0082
(100+10,66)
: 0,0082 (76,22 – 26,72) – 0,0082 (79,23 – 31,74)
= 100. 5,02 . 0,0007
110,66
: 0,0082 (49,5) – 0,0082 (47,49)
=
0,3514
110,66
: 0,4059 – 0,389
= 0,3514
4,630
=
0,759 g/cm3
Kelompok 4
BJ = 100 (c – a) . BJ1 . BJ2
(100
+ KL) : BJ2 (b – a) . BJ1 (d – c)
= 100 (32,32 – 27,27) . 0,0082 . 0,0082
100
+ 11,97 : 0,0082 (77,01 – 27,27) . 0,0082 (80,35 – 32,32)
= 100. 5,05 . 0,0007
111,97
: 0,4076 – 0,393
= 0,3535
11,97
: 0,146
= 0,353
766,91
= 0,00046 g/cm3
b.
Berat
Volume tanah (BV)
BV = 87.a
(100+KL)
(0,87 (q – r – p) – (b – a))
= 87. 36,90
(100+3,26)
. (0,87(455 – 5 – 450) – (38,26 – 36,90))
= 3, 471
103,26
. (0,87 0 – 1,36)
= 3,471
103,26
(- 0,49)
= 3,471
-50,59
= 0,068 g/cm3
Kelompok 2
BV = 87.a
(100+KL)
(0,87 (q – r – p) – (b – a))
= 87. 36,90
(100+3,26)
. (0,87(455 – 5 – 450) – (38,26 – 36,90))
= 87. 36,90
103,26
. (0,87 0 – 1,36)
= 3, 471
103,26
. (0,87 0 – 1,36)
= 3,471
103,26
(- 0,49)
= 3,471
-50,59
= 0,068 g/cm3
Kelompok 3
BV = 87.a
(100+KL)
(0,87 (q – r – p) – (b – a))
= 87. 7,12
(100+3,26)
. (0,87(455 – 5 – 450) – (7,74 – 7,12))
= 61, 944
103,26
. (0,87 0. 4 – 0,62)
= 61, 944
103,26
. 0,87 0. 3,38
= 61, 944
103,26
. 2,94
= 61, 944
303,58
= 0,204 g/cm3
Kelompok 4
BV = 87.a
(100+KL)
(0,87 (q – r – p) – (b – a))
= 87. 9,29
100
+ 10,66 . (0,87(455 – 5 – 450) – (9,82 – 9,25))
= 804,74
110,66
. 0,87 0. 4 – 0,57
= 804, 74
110,66
. 0,87. 3,43
= 804, 74
330,
22
= 2,43 g/cm3
4.2.Pembahasan
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari
butir-butir tanah. gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir,
debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik,
oksida-oksida besi dan lain-lain. Pada praktikum kali ini akan dilakukan
pengujian kerapatan butir tanah (BJ) dan kerapatan masa struktur tanah.
Tanah yang digunakan pada praktikum ini adalah
contoh tanah halus (diameter 2 cm) kering udara dan contoh bongkahan tanah
vertisol, digunakan tanah vertisol karena mudah mendapatkan dan menemukan
bongkahannya. Memiliki struktur tanah kurang stabil dan jenuh air. Pada
praktikum pertama yaitu menguji kerapatan tanah menggunakan bongkahan tanah
vertisol yang dicelupkan kedalam lilin tujuannya agar air dan udara dapat
keluar dari tanah sehingga didapatkan murni berat tanah saja dan dimasukkan
kedalam tabung berisi air yang sudah diukur volumenya, di amati kenaikan volume
air dan volume awalnya. Dari hasil peraktikum ini di dapat data untuk BU
kelompok pertama yaitu 0,068 g/cm dengan kadar lengas 3,26, kelompok kedua
yaitu 0,68 dengan kadar lengas 3,26, pada kelompok tiga di dapat berat volume
tanah (BV) yaitu 0,204 g/cm3 dan pada kelompok empat didapat hasil
BV sebesar 2,43 g/cm3 terjadi persamaan nilai BV pada kelompok 1 dan
2 dikarenakan menggunakan bongkahan tanah yang sama dan variasi besar BV pada
kelompok 3 dan 4 atau di semua kelompok karena variasi bongkahan yang digunakan
berbeda sehingga kerapatan masanya berbeda.
Uji yang kedua adalah kerapatan butir tanah atau
(BJ) menggunakan metode piknometer. Dari hasil pengamatan dan perhitungan di
peroleh nilai BJ untuk kelompok pertama 0,09 g/cm3, kelompok kedua
yaitu 0,0714 g/cm3, kelompok 3 yaitu 0,759 g/cm3 dan
kelompok 4 yaitu 0,00046 g/cm3. Nilai BJ yang tinggi menunjukkan
bahan organic yang rendah.
Dari segi pertanian struktur tanah yang baik adalah struktur
yang memberikan hasil tanaman tertinggi mutu struktur dapat dinyatakan dalam
prositas. Permeabilitas kekohesifan, factor yang mempengaruhi struktur tanah
adalah porositas agresi, kekohesian dan permeabilitas.
BAB
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan dapat ditarik kesimpulan
1.
Struktur
tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah yang terjadi karena
butir-butri pasir, debu dan liat terikat oleh suatu perekat organic.
2.
Nilai
BV tertinggi pada kelompok 4 yaitu 2,439 g/cm3 karena memakai
bongkahan lebih besar
3.
Nilai
BJ tertinggi pada kelompok 3 yaitu 0,759 g/cm3 yang menandakan
kandungan organic tanah tersebut rendah
5.2.Saran
Untuk praktikum selanjutnya laboraturium lebih di
tata rapi lagi agar kelihatan bersih dan praktikan merasa nyaman dalam
melakukan praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Hanafiah, K.A, 2004. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Rajawalipress. Jakarta
Mandjid. Abdul, 2009. Dasar-Dasar
Ilmu tanah bahan Kuliah Online. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta
Notohadiprawiro, 2009. Tanah
dan Lingkungan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
Suhardi, 2009. Dasar-dasar
Bercocok Tanah. Kansiun. Yogyakarta.