LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
ILMU TANAH
ACARA
II. TEKSTUR TANAH

OLEH
NAMA
: ABDUL KARIM
NIM
: JIB013004
PRODI
: TEKNIK PERTANIAN
KEL/GEL
: II/I
FAKULTAS
TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS
MATARAM
2014
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun dan
disahkan sebagai syarat untuk mengikuti praktikum selanjutnya
Mataram, 2 Desember 2014
Mengetahui
Asisten Praktikum Praktikan
Fahrurrozi
ABDUL
KARIM
NIM.
CIM010137 NIM.
JIB013004
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tanah merupakan media tanahm yang digunakan para
petani untuk bercocok tanam. Tanah sangat penting perannya bagi makhluk hidup,
tanah mempunyai berbagai macam jenis dan tidak semua tanaman dapat tumbuh
disemua tanah karena tanah juga memiliki sifat fisik, biologi, dan kimia. Tanah
terdiri dari butir-butir tanah dengan berbagai ukuran mulai dari yang halus
sampai yang karas dan sifat fisika, kimi dan biologi ditentukan oleh susunan
dari butir-butir tanah.
Tekstur tanah merupakan perbandingan relative pasir,
debu, cley. Tekstur tanah perlu untuk diketahui karena komposisi dari fraksi
tanah halus tersebut menentukan sifat fisika, kimia dan biologi. Tanah yang
bermanfaat pada proses penanaman tumbuhan oleh karena itu perlu dilakukan
praktikum tekstur tanah secara kualitatif dan kuantitatif untuk kemajuan bidang
pertanian.
1.2.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk
menentukan klas tekstur tanah secara kualitatif dan kuantitatif.
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
Tekstru tanah merupakan sifat halus atau kadar
butiran pada tanah kasar halusnya tanah ditentukan oleh pertimbangan antara
pasir, debu dan liat yang terdapat didalam tanah. tekstur tanah juga memberikan
pengertian persentase relative dari ketiga unsur batuan yang meliputi pasir,
geluh dan lempung (Prawirahartono, 1991).
Suatu kelas tekstur tanah mempunyai batas susunan
tertentu dari fraksi pasir, debu dan liat pembagian kelas tekstur tanah menurut
USDA dibagi kedalam 12 tekstur. Pembagian ini didasarkan pada banyaknya susunan
fraksi tanah (Yulius, 2001).
Tanah yang bertekstur pasir, karena butirannya
berukuran lebih besar. Maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang
lebih kecil sehingga sulit menyerap air. Tanah bertekstur liat karena lebih
halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar
sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi (Hardjowigeno,
2002).
Dalam penetapan tekstur tanah ada 3 jenis metode
yang biasa digunakan yaitu metode pehling yang dilakukan berdasarkan kepekaan
indra Metode pipet dan Metode hydrometer yang disebut metode lebih teliti yang
didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya partikel tanah dalam air (Anonima,
2002)
Metode pehling dapat dilakukan dengan memijak tanah
diantara 2 jari sambil dirasakan halus, kasarnya yaitu dirasakan adanya
butir-butir dari debu dan clay, pasir terasa sangat kasar debu terasa sangat
licin seperti sabun dan clay terasa melekat ketika proses pengulian (Anonimb,
2010)
BAB
III METODELOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis 27
November 2014 dilaboraturium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1.
Alat
Adapun alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah rak tabung sedimentasi, ember kecil, pipet
tetes
3.2.2.
Bahan
Adapun bahan yang
digunakan pada praktikum ini adalah tanah (inseptisol, entisol, veptisol)
aquades dan NaOH
3.3. Prosedur Kerja
3.3.1.
Kadar
lengas contoh tanah kering angin
1.
Disiapkan
3 jenis tanah yaitu inseptisol, entisol dan veptisol, serta ember kecil berisi
air
2.
Dilakukan
pengulian menggunakan jari tangan pada masing-masing jenis tanah
3.
Dicatat
hasil persentase fraksi tanah halus (debu, pasir, clay) pada hasil pengamatan
3.3.2.
Kadar
lengas contoh Tanah Kapasitas Lapang
1.
Disiapkan
tanah dengan diameter 2 mm, kemudian letakan tabung sendimentasi secara tegak
lurus tersebut pada sebuah rak
2.
Dimasukan
contoh tanah kedalam tabung 1 sampai pada garis 15 dan ditambahkan 1 ml NaOH
3.
Ditambahkan
aquades hingga pada tanda garis 46, kemudian ditutup rapat
4.
Dikocok
selama 2 menit hingga homogeny
5.
Dibuka
tutuk tadi, letakan pada rak dan biarkan mengendap selama 30 detik
6.
Dituangkan
larutan 1 dengan perlahan-lahan kedalam tabung II dan dibiarkan mengendap
selama 30 menit
7.
Dituangkan
larutan tabung II dalam tabung III
8.
Dilakukan
perhitungan persentase fraksi (debu, pasir, clay) dan dicatat pada lembar hasil
pengamatan.
BAB
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel. I. Hasil
Pengamatan tekstru tanah sercara kualitatif
Jenis
Tanah
|
Debu
(%)
|
Pasir
(%)
|
Liat
(%)
|
Keterangan
klas tanah
|
Inseptisol
|
25
|
45
|
30
|
Liat
berdebu
|
Entisol
|
40
|
40
|
30
|
Lempung
liat berdebu
|
Veptisol
|
55
|
35
|
10
|
Lempung
liat berdebu
|
Tabel II. Hasil
Pengamatan tekstur tanah secara kuantitatif
Tabung
I
(Pasir)
|
Tabung
II
(Debu)
|
Tabung
III
(Liat)
|
86,
67
|
26,67
|
39,99
|
Perhitungan
Persentase
fraksi tanah
%
Pasir = 

= 

= 86,67
%
Debu = 

= 

= 26,67
%
Liat = 100 – (%I + %II)
= 100 86,67 + 26,67
= 39,9
4.2. Pembahasan
Tekstur tanah adalah perbandingan relative halus
kararnya fraksi tanah halus dari berbagai ukuran (lempung, debu, pasir).
Penetapan klas tanah atau tekstur tanah dapat ditentukan dengan dua cara yaitu
secara kualitatif dengan pengulian dan cara kuanitatif dengan sedimentasi
Praktikum kali ini akan dilakukan penentuan klas
tekstur tanah dengan dua percobaan yaitu secara kualitatif dengan pengulian dan
kuantitatif dengan cara sedimentasi. Percobaan yang pertama yaitu penentuan
klas tekstur tanah secara kualitatif. Praktikum ini menggunakan 3 jenis tanah
yang berbeda yaitu inseptisol, entisol, dan veptisol, ketiga jenis tanah ini
akan ditentukan tekstur tanahnya dengan cara pengulian menggunakan tangan yang
dimasukan kedalam air berserta tanahnya, sehingga tanah menjadi lembab dan
dilakukan pengulian dari hasil praktikum di peroleh untuk jenis tanah inseptisol
kadar pasir 30%, debu 25%, liat 45%, jenis tanah entisol diperoleh debu 40%,
liat 40% dan pasir 20%, sedangkan untuk tanah veptisol diperoleh debu 55%, liat
35%, dan pasir 10%, dari hasil ini dapat ditentukan jenis tanah inseptisol
dalam klas tekstur liat berdebu, tanah entisol dalam klas lempung liat berdebu
dan veptisol dalam klas lempung liat berdebu.
Pengujian yang kedua adalah metode kuantitatif
dengan proses sedimentasi menggnakan tabung sedimentasi yang diisi tanah sampai
batas garis 15 kemudian ditambahkan 1 ml NaOH dan ditambah kan air setinggi 46
dan di homogenkan dibiarkan mengendap dari hasil percobaan ini diperoleh hasil
persentase pasir sebesar 86,67, debu 26,67 dan liat 39,9. Dengan menggunakan
segitiga USDA dapat ditentukan tekstur tanah tersebut yaitu lempung berliat.
BAB
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Tekstur
tanah merupakan perbandingan relative tekstur tanah halus dari berbagai ukuran
2.
Penetapan
klas tekstur tanah dapat dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif
3.
Uji
kuantitatif diperoleh hasil persentase fraksi debu 26,67, pasir 86,67, liat
39,9 dan menurut USDA termasuk dalam klas tanah lempung berliat
4.
Uji
kualitatif dilakukan dengan cara pengulian butuh ketelitian tinggi mengetahui
klas tanah dengan tepat
5.2.Saran
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan untuk
melengkapi alat dan bahan. Untuk laboratoium diperluas agar praktikan dapat
praktikum sekaligus dan tidak mengantri.
DAFTAR
PUSTAKA
Hardijowiguno.
H.Sarwono, 2002. Ilmu Tanah. Mediayatama sarana Prakasa: Jakarta
Prawihartono, 1991. Ganesa
Tanah “Batuan Pembentuk Tanah. Rineka Cipta. Jakarta
Yulisius. A.K.P, 2001.
Penggolongan Tekstru Tanah. Erlangga: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar